Kini Alora dan Jerry tengah asik menghabiskan makanan yang dibuat oleh Jevran hingga abis tak bersisa, masih ada waktu sekitar 4jam an. Alora memutuskan untuk menghabiskan waktunya dirumah Jevran sebelum nanti ia benar benar pergi berangkat ke Aussie.
Tak lama anggota Phantom, Asgard, dan Vortex datang berkunjung atas permintaan Jevran. Mereka membawa banyak makanan untuk mereka nikmati bersama sebelum keberangkatan Alora.
Mereka sangat menikmati waktu bersama hingga, Alora sendiri lupa akan kejadian duka yang ia alami kemarin. Alora memilih berpisah dan ingin menghabiskan waktunya dengan Albern sebelum ia benar benar pergi.
“Harus banget kamu kesana sayang?” tanya Albern yang tak rela harus berpisah dengan adiknya. Alora menggenggam erat tangan Albern dan menatapnya lekat.
“Kak, kakak juga kalau mau ketemu, boleh kok.. Al tunggu kedatangan kakak disana.. kita juga liburan bareng”
“Tapi Al”
“Kak.. ini sudah hampir mendekati jam keberangkatan aku loh” ucap Alora tak tega dengan abang kandungnya itu.
“Tapi janji bakal kesini lagi kan ya..” ucap Albern menatap mata Alora lekat, Alora pun mengangguk menjawab permintaan abangnya itu. Alora merentangkan tangannya, dengan cepat Albern memeluk adiknya itu dengan erat.
Jelang 3jam berlalu, mereka pun membereskan bekas makannya dan segera mengantarkan Alora dan Jerry ke bandara. Disepanjang perjalanan, Alora menghabiskan waktunya bersama Albern, menikmati kota Jakarta sebelum dia pindah ke Aussie.
Setibanya disana Daren langsung berlari mendekati Alora dan memeluknya erat.
“Lo bener mau ninggalin kita gitu? Tega banget sih” ucap Daren setia memeluk Alora dengan erat.“Kak, ga usah cengeng gitu ah” ucap Alora membalas pelukan Daren dengan erat.
“Hiks, siapa yang nangis sih.. nuduh aja lo” ucap Daren masih setia memeluk Alora dengan erat tanpa berniat melepaskannya.
“Udah deh peluk peluknyaa.. gue juga mau..” ucap Zio menjauhkan Daren dari Alora dan merebutnya bagaikan mainan. Alora hanya tersenyum kekeh dengan tingkah Zio yang tidak ada berubahnya dari kecil saat ia sempat rebutan mainan dengan Alora.
“Ddih ambil ambil.. dasar bocah” umpat Daren sinis dan mengalah dengan Zio, akhirnya Zio dengan leluasa memeluk Alora dengan erat.
“Al, buldep gue kesana.. ada yang mau gue sampaikan” bisik Zio masih dalam pelukan Alora, Alora melepaskan pelukannya dan menatap heran kepada Zio.
"Kenapa ga sekarang aja?” tanya Alora bingung. Zio menunduk dan menggeleng pelan, “belum saatnya Al” jawab Zio dengan singkat. Alora pun tersenyum dan mengangguk.
Setelah salam perpisahan, Alora dan Jerry pun pamit dan masuk kedalam pesawat. Namun, sebelum itu..
“Alora.. tunggu” ucap Alex tiba tiba berlari mendekati Alora dan Jerry, keluarga Jevran, anggota Asgard, Vortex, dan Phantom terkejut, begitupun Alora dan Jerry yang terkejut. Kenapa ia bisa bebas begitu saja disini? Namun, terlihat dibelakang Alex beberapa polisi yang mengawasi Alex.“Tunggu.. ini ada titipan dari Revin” ucap Alex memberikan sebuah buku kepada Alora. Alora menatap buku itu sebentar dan beralih menatap ke arah Alex terheran.
“Ini, dia sempet nulis beberapa saat dilapas.. aku harap kamu terima ini, dia akan sangat sedih kalau kamu nolak. Aku mohon” Alora dengan berat hati ia mengambil buku itu dari tangan Alex dengan gemetar.
“Terimakasih.. aku pamit, hati hati dijalan ya” Alex pun beranjak dari sana meninggalkan Alora yang masih diam mematung.“Kak Alex tunggu” Alex mendengar suara Alora ia pun berhenti dan berbalik menatap Alora yang tengah berlari ke arahnya, Alex menatapnya dengan heran.
![](https://img.wattpad.com/cover/374331966-288-k76666.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alora & Who? ✔
Teen Fiction"Kita ga seharusnya mempunyai hubungan ini kak.. ini salah.." "Aku tau Alora.. aku tau ini salah.. tapi aku ga akan lepasin kamu gitu aja.. rasa cinta aku melebihi semuanya Alora.. hargai aku.." "Kak hubungan ini akan menjadi racun buat masa depan k...