Kini Alora sudah berada diruangan pribadi milik Jerry, pria itu terlihat fokus dengan pekerjaannya. Melihat Jerry seperti itu membuat Alora menggigit bibirnya entah apa yang ada dipikiran wanita itu saat ini. "Kenapa pria ini begitu terlihat sangat tampan, rasanya aku ingin memutar waktu dan menerima pria itu menjadi kekasihku dulu"
"Sudah terhitung 30 menit kamu menatapku sayang.. aku tau kalau aku tampan, tidakkah matamu lelah menatapku seperti itu hm?" ucap Jerry tiba tiba tanpa mengalihkan pandangannya dari setumpuk kertas yang ada diatas mejanya.
"Ehm.. ekhem, si..siapa yang liat sih ga ada" jawab Alora dengan gugup mengambil ponselnya untuk mengalihkan pandangannya. Jerry terdiam tak menjawab ucapan Alora, tiba tiba saat Alora mengintip sedikit kearah meja Jerry. "Kemana dia?"
"Mencariku honey?" Alora terkejut saat tangan kekar bertato tiba tiba memeluknya dari belakang dengan kepalanya yang berada dibahu Alora.
"Ti... tidak, aku.. engga biasa aja santai.. slow" ucap Alora dengan gugupnya, seketika Jerry terkekeh tawa melihat wanita itu gugup dengan pipinya yang sudah memerah karna malu. Ia pun beralih berjalan memutari sofa dan merebahkan tubuhnya dengan paha Alora menjadi sandaran bantalnya. Alora hanya diam membiarkan itu terjadi.
"Kak.. aku..""Biarkan seperti ini dulu sayang.. ini sangat nyaman, aku menyukainya, wangi khas vanila manismu tidak pernah berubah sedari kecil" Jerry tiba tiba membalikkan badan dengan wajahnya ia dekatkan keperut datar Alora, dan tangannya yang mengitari memeluk perut wanita itu.
Jantungnya.. berdetak kencang seakan ingin pergi dari tempatnya. "Oh tidak, perasaan apa ini Tuhan." Tanpa disadari Alora nyaman dengan posisi ini, dia perlahan mengelus surai pendek Jerry dengan lembut. "Akankah perasaanku kembali tumbuh kepadanya?" Tunggu, apa? Kembali tumbuh?
Jerry seketika tertidur saking nyamannya tertidur dipaha Alora, dengan aroma manis vanila yang dihirup dari tubuh wanita itu. Apalagi sentuhan lembutnya seakan membuat Jerry langsung melayang kealam mimpinya.
"Aku mencintaimu Alora"
Mencintai Alora? Yang benar saja.. kemarin malam ia mengatakan bahwa ia akan menemani wanita itu sampai kak Revin keluar dari penjara, oh tidak tidak.. kenapa ia memikirkan pria yang telah menyakiti hatinya itu? Lupakan dia Aloraa.. lupakan..
"Aishh pikiran apa sih ini.." Alora frustasi mengacak rambutnya hingga membuat Jerry terduduk dari tidur nyamannya.
"Kenapa Al kenapa?" tanya Jerry dengan paniknya ia merapikan rambut Alora yang kusut. Alora menatap wajah Jerry dengan sangat dekat.. dekat.. "tunggu kenapa wajahnya semakin lama semakin dekat denganku??"
"Bahkan pori pori wajahnya yang terlihat jelas.. sangat jelass oh wangi khasnya begitu sangat masuk kedalam rongga hidungku.. aroma segar yang bercampur dari jeruk, bunga, dan biji cokelat."
Cup
"Oh tidak... apa... apa... ini tidak mungkin terjadi, aku sudah gila, benar.. kali ini aku benar benar gila.. aku reflek mengecup bibir manisnya itu. Hatiku, tidak otakku menyuruhku untuk mengecup bibir itu.." terpampang jelas wajah Jerry yang hanya diam terkejut bahwa wanita didepannya ini telah mengambil kecupannya.
"Kamu mengambil first kiss ku baby.."
"What?? First kiss?? Yang benar aja? Dia sudah berpacaran dengan kak Jeje, tidak mungkin dia tidak melakukan itu bukan?""Sewaktu SMP apa kamu lupa saat lulus kamu juga reflek mencium bibirku ini sampai membuat bang Jevran dan yang lainnya tidak bisa berkata apa apa.." jawab Jerry dengan senyuman manisnya memperlihatkan gigi kelincinya itu membuat Alora gemas dengan pria yang satu ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alora & Who? ✔
Ficção Adolescente"Kita ga seharusnya mempunyai hubungan ini kak.. ini salah.." "Aku tau Alora.. aku tau ini salah.. tapi aku ga akan lepasin kamu gitu aja.. rasa cinta aku melebihi semuanya Alora.. hargai aku.." "Kak hubungan ini akan menjadi racun buat masa depan k...