05 :: Meet

202 71 3
                                    

Siapa yang akan menyangka kalau dosen muda bernama  Taeyong itu sungguhan memenuhi keinginan Jisoo? Setelah mengamatinya beberapa saat, Jisoo kira Taeyong itu keras kepala dan sukar didekati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siapa yang akan menyangka kalau dosen muda bernama Taeyong itu sungguhan memenuhi keinginan Jisoo? Setelah mengamatinya beberapa saat, Jisoo kira Taeyong itu keras kepala dan sukar didekati. Mendengar orang itu berdiskusi dengan ayah Jisoo saja sudah terlihat bagaimana rasionalnya dan tidak mau menginvestasikan waktu pada hal yang sia-sia.

Namun, orang itu sungguhan mau menemuinya.

Mereka bertemu di parkiran basemen gedung fakultas. Dalam diam Jisoo memperhatikan pria itu yang kini merogoh saku kemeja mengambil sebuah cincin emas lalu menyodorkannya pada Jisoo.

"Makasih-" Ucapan Jisoo terpotong saat Taeyong justru menarik kembali cincinnya. Seketika Jisoo mengernyitkan kening. Ada apa dengan orang ini? Raut wajahnya lempeng seperti biasa, tapi mata gelap yang kini menumbuk iris cokelat Jisoo itu menunjukkan sorot mencemooh dan Jisoo mulai tak nyaman dibuatnya.

"Pak?"

"Kamu bilang ini cincin buat mahar dengan suami kamu nanti, 'kan?" Taeyong berdiri tegap dengan punggung condong ke depan, berusaha mensejajarkan tinggi mereka yang timpang. Seutas senyum kecil terbit di bibirnya. Bukan senyum manis atau senyum ramah, tapi itu senyum usil membuat Jisoo menelan ludah merasa gugup dalam hitungan detik.

"Alih-alih menyimpannya dengan benar, kenapa kamu teledor memakainya sampai jatuh di mobil saya?"

Oh, shit.

Sudah Jisoo duga orang ini akan langsung curiga dengan trik Jisoo.

Jisoo memasang senyum cantik, mencoba tak terintimidasi dengan pertanyaan menyerempet tudingan itu. Ini hanya permulaan. Jisoo sudah menerka kalau orang ini akan bertanya demikan.

"Nanti bapak tahu sendiri, kok, alasannya," jawab Jisoo ambigu, tak mau menyangkal, tak mau membela diri juga sebab dia tahu orang ini pasti akan mencecarnya lagi dengan berbagai pertanyaan. Taeyong itu rupanya curigaan, tapi entah kenapa Jisoo tidak bisa meremehkan sedikit saja kecurigaan yang pria ini layangkan padanya. Salah menjawab sedikit kemungkinan besar Jisoo langsung dicut-off.

Tidak mau, ya. Masalahnya Ello Devion itu sungguh sepupu orang ini. Profil yang ayahnya tunjukkan pun sama persis. Ini kesempatan emas. Dia dan Ello memang belum bicara lagi, tapi Jisoo berharap kalau setelah ini mereka bertemu kembali, Jisoo ingin menunjukkan bahwa pilihan Ello memutuskan Jisoo secara sepihak itu pilihan konyol. Jisoo akan pastikan menjadikan paman pria itu sebagai pacar, Jisoo juga akan memastikan pacar baru Ello akan ketar-ketir dengan penilaian bias dari dosennya sendiri. Mahasiswa itu mengejar nilai, mengejar reputasi dosen dan menjilat sepandai mungkin. Jisoo akan memberikan pukulan terakhir untuk mereka setelah itu merelakannya, itu saja.

"Ho. Begitu rupanya." Taeyong mengangguk mengerti. Orang itu langsung menegapkan tubuh. Dia menyerahan cincin tersebut pada Jisoo. "Ya sudah."

"Makasih, Pak." Jisoo menyahut. Begitu Taeyong melangkah pergi menuju luar parkiran, Jisoo mengikutinya tanpa ragu.

Thirdness | jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang