Jamal dan Wahyu mendaki bersama rombongan teman kuliahnya yang membuka jasa open trip ke Gunung. Mereka pergi bersama tujuh teman kampusnya.
Perjalanan naik gunung yang di gadang - gadang bakalan menyenangkan malah jadi menyeramkan ketika mereka te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A/N. Part cerita ini juga di ceritakan di chapter 13 bedanya, saat itu Jamal, Wahyu, dan Jusuf hilang. Lalu setelah diberi kesempatan oleh Tuhan kembali ke tahun 2024. Bagaimana dengan part ini enam tahun kemudian?
Ruangan rumah Jendral dan Windy tampak semarak dengan dekorasi khas acara tujuh bulanan.
Balon-balon berwarna pastel tergantung di setiap sudut, dihiasi pita-pita lembut yang berkelok-kelok di sepanjang dinding.
Di tengah ruangan, ada kain batik yang digantung sebagai latar belakang tempat utama, dihiasi dengan hiasan janur kuning yang menjuntai dari atas.
Lampu-lampu kecil yang redup menambah suasana hangat, menciptakan nuansa tradisional namun tetap modern.
Di meja besar yang terletak di tengah ruangan, berdiri sebuah tumpeng megah yang dihias dengan rapi.
Tumpeng kuning yang berbentuk kerucut dikelilingi berbagai lauk-pauk tradisional, seperti ayam goreng, telur pindang, tempe kering, serta aneka sayuran seperti urap dan lalapan.
Terdapat juga jajanan pasar seperti klepon, cenil, kue lapis, dan getuk yang disusun rapi di atas piring anyaman bambu.
Beberapa tamu sudah sibuk menyantap sate ayam yang diletakkan di sisi lain meja.
Suasana begitu hangat dan penuh keakraban.
Anak-anak kecil berlarian di halaman, sementara orang dewasa saling bercengkrama dengan tawa riang.
Semua orang tampak santai, mengingatkan mereka pada masa-masa ketika mereka masih muda, berkumpul tanpa beban.
Alunan musik Jawa tradisional yang lembut mengalun dari pengeras suara, menambah kehangatan suasana.
Para tamu mulai berdatangan satu per satu, memberikan ucapan selamat untuk Jendral dan Windy.
Diantara tamu- tamu itu adalah teman dekat yang Jenderal dan Windy nantikan.
"Selamat ya, Windy, semoga semua lancar sampai hari persalinan." ujar Mark sambil tersenyum, menyalami Jendral.
"Ah, terima kasih, Marl. Semoga anak ini lahir sehat, kami juga butuh doa dari kalian, terimakasih." balas Jendral sambil tertawa kecil, memeluk temannya.
Rahmat, yang datang dengan setelan kasual tapi rapi, juga mengucapkan selamat, "Senang sekali bisa lihat kalian berdua bahagia. Semoga nanti anaknya lahir sehat dan kuat."
Chandra, yang membawa hadiah berbungkus kain batik, memberikan ucapan selamat juga, "Semoga anak kalian nanti membawa banyak kebahagiaan dan keberuntungan."
"Amin.."
Hendra, yang datang bersama beberapa karyanya sebagai hadiah untuk Windy dan Jendral, tersenyum, "Kalian selalu jadi pasangan yang kami banggakan. Bahagia terus, ya!"