BAB 1

46 10 1
                                    


Pada pagi hari yang sangat cerah ini, tapi tidak secerah rumah yang di luarnya terlihat mewah tapi di dalamnya terdapat banyak luka, rumah itu milik keluarga Valtra, yang sudah 6 tahun ditinggal kedua orangtuanya yang disebabkan kecelakaan tunggal..

"Ko Rey masak apa?? Callen bantu boleh?" Tanya callen yang saat ini sedang menuruni tangga, Kamar Callen ada di atas, Callen satu kamar dengan jiel, awalnya kamar mereka terpisah namun semenjak kedua orangtuanya meninggal Callen khawatir pada adiknya jiel, dia takut jiel mengalami trauma karena kecelakaan tersebut makanya dia berinisiatif untuk satu kamar dengan jiel, walaupun awalnya jiel menolak, tapi Callen tetap memaksa dan berakhir jiel yang mengalah. Rey yang sedang memasak dengan kemeja rapinya pun tersentak mendengar suara Callen yang cukup nyaring itu.

"Masak nasi goreng, gua ga keburu klo masak yang lain, tolong rapihin piring sama gelasnya taruh di meja makan" ucap Rey yang sesekali melirik ke arah Callen yang mulai mengambil piring dan menyusun gelas diatas meja makan.
"Koko harusnya ga usah masak biar Callen aja, Callen libur sekolah ko hari ini" ucap Callen sambil menuangkan air putih ke gelas masing-masing.

"Gpp selama gua sempat, gua aja yang masak lu habis makan, kalo mau tidur, tidur lagi aja, oh iya tolong bangunin yang lain dong" ucap Rey yang mulai menuangkan nasi gorengnya ke dalam mangkuk besar yang di taro di tengah meja makan agar nanti mereka dapat mengambil sendiri porsinya masing-masing.

Callen yang di suruh pun tanpa bersuara lagi langsung menuju tangga untuk membangunkan kakak nya dan jiel..
Kamar ujung itu ada kamar bang Mark.
Baru saja Callen ingin mengetuk pintu, tapi Ko Rey sudah lebih dulu bersuara "Bang Mark ga pulang langsung aja ke kamarnya Jevan" Callen hanya mendengus saat mendengar suara kokonya di bawah, callen hanya menatap pintu bang mark jujur saya dia merasa rindu pada kakak pertamanya itu yang kerap di panggil abang di rumahnya, bang Mark jarang sekali pulang karena terlalu sibuk mengurus bisnis orang tuanya, Callen melewati kamar ko Rey dan lanjut mengetuk kamar jevan atau yang kerap di panggil bang jev.

Tokkk

Tokkk

Tokkk

Baru saja ingin mengetuk lagi tapi pintu sudah terbuka dan memperlihatkan kakak ketiganya itu yang hanya menggunakan kaos oblong dan kolor disertai rambut basah dan handuk kecil, di duga kakak ketiganya ini baru saja selesai mandi
"Gua udh bangun" ucap jevan sambil menggosokan kepalanya dengan handuk kecil.
"Yaudah callen lanjut bangunin yang lain dulu" callen meneruskan jalannya ke arah jiel dia membuka pintunya dan melihat jiel yang sudah rapi dengan baju seragamnya.
"Ko lu sekolah? kan libur" tanya callen bingung karena kelas 12 libur
"Kan itu kelas 12 callen, kelas 11 mah masuk" jawab jiel sambil memasukan bukunya ke dalam tas.

"Oh yaudah langsung ke bawah aja koko masak nasi goreng" callen langsung keluar kamar dan menuju kamar Harsa yang dulunya sebenarnya adalah kamar dia, namun karena debatan Naka yang tidak ingin satu kamar lagi dengan Harsa membuat Callen harus menyerahkan kamarnya, ya walaupun Callen juga yang ingin satu kamar dengan jiel jadi dia tidak masalah.

Tokkk

Tokkk

Tokkk

Lama sudah Callen mengetuk pintunya Harsa namun tidak ada jawaban juga, Callen ingin masuk tapi takut terkesan tidak sopan.
"AA, A Harsa ihh kemana si??" Callen sudah kesal karena sudah lama dipanggil AA nya itu tidak juga menjawab
"Biar gua aja udh sana lu ke bawah" ucap jevan yang tiba-tiba berada di belakang Callen, bukannya langsung ke bawah Callen malah memperhatikan apa yang bakal abang nya ini lakukan pada kamar Aa nya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 12 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Allagi Valtra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang