♥♥♥
Sakura.
Dengan gontai menggiring langkahnya, menyusuri jalanan setapak dengan pelan. Pohon-pohon besar membingkai kanan dan kiri jalan, gesekan-gesekan dedaunan menghasilkan suara yang mengisi keheningan.
Ia tidak tahu mau kemana, mau kembali ke desa, ia sudah kepalang malu. Hingga sekarang saat senja hampir menyapa malam, ia masih terlibat dalam perjalanan kaki yang membingungkan.
Sakura mengelus bahunya yang tertutupi jubah. Matanya yang membengkak, memindai sekitarnya dengan putus asa. Ia menggigit bibirnya menahan tangis kembali, berkali-kali ia arahkan tangannya yang terkepal untuk menghantam dadanya sendiri.
Disana, didadanya sumber sakit dan sesak itu berasal. Berkali-kali ia pukul kuat tetap tidak ada yang berubah. Dadanya mungkin sudah memar. Tapi itu lebih baik menurutnya.
Ia lebih memilih mendapatkan memar-memar di sekujur tubuhnya ketimbang luka dihati. Memar memiliki rasa perih yang bisa ia sembuhkan dengan kemampuan medis nya. Luka hati? Tidak ada yang bisa menyembuhkan itu.
Nyatanya mau berulang kali pun ia mendapatkan luka hati dari Sasuke, tetap tidak bisa membuatnya terbiasa. Selalu dan selalu laki-laki itu melakukannya. Namun bodoh nya ia yang selalu memaklumi nya lalu dengan sukarela memaafkan, dan pada akhirnya membiarkan laki-laki itu memberinya luka lebih besar dan dalam.
Disaat seperti ini, ia jadi teringat Ino. Andai ia mendengarkan nasehat tiada henti dari sahabatnya itu untuk jangan terlalu mengharapkan Sasuke, pasti ini tidak akan terjadi. Begitupun dengan Naruto dan Kakashi yang juga memberinya nasehat yang sama. Hal ini nyatanya cukup untuk membuat Sakura malu untuk pulang.
"Hah hah."
Nafas gadis itu terengah-engah. Ia berdiri tepat diatas tebing yang dibawahnya terdapat jurang dalam dengan batu-batu curam. Sakura merintih, mencengkram dadanya yang sesak. Air matanya masih setia menetes deras.
"ARGGGGGGGGGGGHHHH!"
Diatas tebing itu, ia lepaskan semua nya. Ia berteriak keras, berharap dengan itu bisa menghilangkan sesak didadanya. Tapi, percuma. Sesak itu tetap ada dan membuat nya sulit bernafas.
Sakura memejamkan matanya sebentar, lalu membukanya lagi. Wajahnya pucat pasi dengan mata yang sayu. Entah apa yang ia pikirkan hingga langkah kakinya membawanya semakin maju mendekati jurang.
Sakura mendongak. Lagi dan lagi tampak olehnya dilangit bayang-bayang Sasuke yang mengkhianati janjinya. Sakura tertawa getir. Bahkan langit pun mengejeknya dengan menayangkan adegan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLANDESTINE REALITY
FanfictionOn going! Naruto ©Masashi Kishimoto Pair: Toneri X Sakura Full story of Unexpected [SAKURA HAREM SERIES Eps.17] [18+] Layaknya sihir, Toneri sama sekali tidak menyangka bahwa Sakura akan menjebaknya dalam sandiwara nya sendiri. Gadis yang awalnya in...