Play on: New West - Those eyes
______________________________________
Cirebon. Kediaman Mahajana.
Sejak perginya Mahajana ke kota Bandung, Nirmala lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar. Pulang sekolah, mandi, makan lalu masuk kembali ke kamar. Dia menjadi anak yang tertutup dan jarang sekali bercerita.
Mungkin, benar yang diucapkan oleh Bayu, bahwa suatu saat nanti Nirmala akan merindukan Mahajana. Awalnya gadis itu kesal, untuk apa merindukan manusia menyebalkan seperti kakaknya? Lagipula, jika Mahajana merantau, Nirmala akan bebas memakan bakwan jagung, bermain ke rumah teman sepuasnya tanpa perlu Mahajana larang, dan tentu saja Nirmala bebas mengganti saluran televisi untuk mencari acara yang menarik tanpa perlu berebut remote dengan Mahajana.
Itu ekspetasi Nirmala.
Nyatanya, perginya Mahajana membuat Nirmala merasa kehilangan.
Ia jadi teringat dengan kalimat yang diucapkan Ratna, saat Nirmala sedang makan malam.
"Mas mu itu, meskipun dia menyebalkan, tapi dia adalah kakakmu. Kamu cuma lihat dari satu sisi saja, Nirmala. Kamu tidak pernah melihat kasih sayang yang mas mu berikan."
Nirmala yang sedang mengunyah makanan lantas bertanya kepada Ratna. "Mas itu kan memang menyebalkan, tidak pernah mau berbagi bakwan jagung, tidak pernah mau mengalah kalau sedang menonton televisi, dan juga tidak pernah mengizinkanku untuk bermain ke rumah kawanku dengan sangat lama. Sementara, mas sendiri kalau pergi dengan kawan-kawannya juga sangat lama. Kadang, maghrib baru pulang."
"Mala," panggil Ratna dengan sangat halus. "Mas kan sudah dewasa, dan dia juga tahu jam kapan dia harus pulang, harus sholat, dan membantu ayah-,"
"Aku juga sudah dewasa, aku juga tahu waktu kapan harus membantu bunda, kapan harus sekolah, kapan harus mengerjakan PR, kapan harus mandi, makan, bersantai, menjemur baju, menyetrika. Aku juga tahu waktu kok, bukan cuma mas Jana saja."
Ratna tersenyum. Dia tahu, bahwa Nirmala, sejak dulu selalu ingin seperti Mahajana. Jika Mahajana bisa bermain bersama kawannya sampai senja hari atau bahkan pulang ke rumah saat adzan maghrib berkumandang, maka Nirmala juga bisa. Namun sayangnya, sekalinya Nirmala mencoba untuk pulang saat senja hari, Bayu langsung menceramahi anak bungsunya itu. Nirmala tidak terima. Mengapa Mahajana bebas kemana saja dan pulang jam berapa saja? Dan mengapa Nirmala tidak bisa sebebas Mahajana?
"Anak perempuan itu tidak baik keluyuran lalu pulang ketika hampir maghrib. Tidak enak dilihat orang-orang. Apalagi kamu, kamu masih anak-anak. Mas Mahajana itu laki-laki, dan lagipula dia bermain bersama kawan-kawannya di warung bi Asti. Jaraknya kan tidak terlalu jauh."
Nirmala tetaplah Nirmala, dia hanya anak-anak yang merasa bahwa kedua orang tuanya lebih mementingkan Mahajana, ketimbang dirinya. Nirmala cemburu, tapi ia harus ingat bahwa Mahajana adalah kakaknya sendiri. Mana mungkin dia ingin memusuhi kakaknya sendiri.
Iya, itu dulu. Sebelum Nirmala mengerti.
Nyatanya, Nirmala pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Mahajana rela tidak masuk sekolah demi dirinya. Saat di sekolah Nirmala mengadakan rapat orang tua, namun Ratna sedang sakit dan tidak mungkin pula Bayu meninggalkan Ratna sendirian di rumah, maka Mahajana lah yang menghadiri rapat di sekolah Nirmala.
Saat itu, Mahajana masih menjadi siswa kelas 2 SMA.
"Memang, mas tidak sekolah?" Tanya Nirmala. Mahajana menggeleng. "Libur."

KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANTIKA MAHAJANA [THE END]
Romance"Arum, kita adalah dua manusia yang saling mencintai. Dan tentu saja, semua ini adalah kehendak Yang Maha Kuasa-termasuk perasaan cintaku, juga cintamu. Jadi, bila Tuhan meminta perasaan itu untuk diambil lagi, mau tak mau, kita harus ikhlas Rum." ...