𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!Alethea merasa tak ada yang spesial sekali dari adiknya, jika diukur dari kecantikan jelas dirinya lebih cantik, memiliki kelopak ganda, alis yang rapih dan tebal, hidung mancung dan garis rahang halus.
Pagi ini didepan cerminnya sendiri tepukan bedak yang ia aplikasikan ke pipi terhenti saat termenung membandingkan dirinya sendiri dengan Stella, seragam sudah melekat rapih di tubuhnya dengan rambut hitam bergelombang yang terurai.
Tapi apa yang mendasari rasa cinta Alghafar pada adiknya? Thea buka layar ponselnya menuju galeri dimana ada satu potret kebersamaan dia dengan sang adik.
"Kita emang mirip, tapi kamu salah besar saat memilih jatuh cinta sama Stella, Ar. Aku bakal buktiin kalau aku jauh lebih baik daripada Stella, aku mau egois buat mempertahankan milikku sendiri," gumamnya menzoom wajah Stella difoto itu, segaris senyum miring nya melengkung.
Siapa juga yang tidak tertarik pada laki-laki yang digandrungi banyak perempuan ini, Thea mengakui ia tak pernah menyangka akan melangkah sejauh ini dengan pria yang dicap nya mengerikan dulu dan tak akan dia dekati, tapi sekarang ia bak menelan ludahnya sendiri, perasaan berdebar dalam hatinya muncul saat Alghafar mengiyakan perjodohan mereka didepan sang Ibu disertai senyum walau tak lebar.
Mungkin dari sana Thea mulai menyukai sosok Alghafar, tapi kala hatinya mulai terbuka Thea malah dikejutkan fakta jikalau Alghafar hanya menginginkan adiknya.
"Lo tau, beruntung banget sih yang bisa dapetin Alghafar. Dia jadi ketua Volly ball putra, terkenal banyak fans, ganteng, pokoknya perfect! Seenggaknya si kalau bukan sama gue dia harus dapet yang sebanding sama dia juga," celetuk sang teman menunjuk punggung tegap Alghafar yang duduk didekat jendela.
Thea ikuti memandang sisi wajah laki-laki itu, rambut brown caramel nya bercahaya kala tersorot sinar matahari, serta kacamata bertengger sempurna di hidung mancung nya yang bangir, Alghafar fokus mencatat sesekali mengetukan ujung pena ke bawah bibir merah mudanya yang sehat.
Membayangkan seperti apa benda kenyal itu jika menyapu daerah bibirnya, mencumbu dengan lembut nan penuh penghayatan, membuat wajah Thea memanas dan segera meraih buku untuk menutup wajahnya.
Pembicaraan nya dengan sang teman minggu lalu disambut berbunga-bunga oleh hati Thea, menyadari dialah perempuan beruntung itu, "Alghafar emang harus dapet cewek yang sebanding sama dia. Contohnya gue."
Ting! Bunyi bel pesan yang masuk membuat layar ponsel Thea kembali menyala.
Dengan alis berkerut ia membuka pesan dari nomor asing itu, "Siapa? Tiba-tiba ngirim video."
Saat tombol pause itu ditekan, kebingungan kental diwajah Thea berubah menjadi ketegangan dengan netra terbelalak lebar sampai ia berdiri.
Apa yang dilihatnya barusan sangat membuat nafas perempuan itu tercekat, seolah sesuatu menghimpit rongga dadanya ia menggeleng patah-patah.
"G--gak mungkin ... Pasti itu cuman editan, iya pasti cuman editan gamungkin Alghafar sama Stella ngelakuin hal itu."
Thea menutup mulut saking syoknya, menggigit bibir bawahnya dengan keras Thea mulai dilingkupi keresahan dan amarah tertahan, kedua tangannya mengepal disisi rok.
"Jadi gini sifat asli lo Stella, sekarang gue paham. Alghafar suka sama lo karena lo udah jual tubuh lo sendiri, dasar gatau diri! Arghh! Stella!" dengan tersulut emosi, Thea memukul keras meja sampai benda diatasnya melayang rendah sebelum jatuh berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis't Little Sister
General Fiction(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah untuk Alghafar' karakter laki-laki itu digambarkan sebagai sosok dingin yang tak suka menebar senyum...