2.

7 4 0
                                    

Sejak hari pernikahannya yang gagal total itu. Somi masih belum siuman. Lain hal nya dengan tuan jeon yang tak lain adalah ayah jeon Jungkook yang harus kehilangan nyawanya.

Sangat-amat di sayangkan berita duka ini harus Jungkook terima di hari bahagianya.

Ayah jungkook meninggal dunia di dalam ambulance saat perjalanan menuju rumah sakit karena serangan jantung, mengingat riwayat penyakit itu memang sudah turun temurun dari nenek buyutnya.

Hari ini sudah 2 hari setelah hari pernikahannya yang gagal, perusahaan bangkrut, ditambah ayahnya meninggal dunia.

Jungkook sangat terpukul atas apa yang sudah menimpanya 2 hari yang lalu, kini ia tinggal sendiri di dunia ini, mengingat ibunya memang sudah pulang ke surga lebih dulu saat Jungkook remaja.

Hari ini hujan deras membanjiri kota Busan. Tepat hari ini pula Jungkook harus membuang abu ayahnya karena proses pemakaman sudah selesai.

Beberapa saat setelah ritual itu di laksanakan Jungkook pulang dengan keadaan basah kuyup dan tatapan kosong, mukanya pucat karena menolak makan dan kurang tidur. beruntung selalu ada Jimin yang setia menemani Jungkook sampai detik ini.

Keduanya kini sudah berada di kediaman megah keluarga jeon.

Jungkook langsung pergi menuju kamar sang ayah. Ia menutup rapat pintu kamar dan terduduk lesu di lantai.

Pria itu bersandar pada dinding yang dingin. Ia akhirnya menangis tersedu-sedu sambil memeluk bingkai sang ayah yang ia tenteng 2 hari terakhir ini.

"Ayah...bagaimana aku akan menghadapi semua ini.." Lirih pria itu sambil mengusap foto ayahnya yang sedang tersenyum menatapnya. Jungkook menahan sesak di dadanya, pira itu melonggarkan dasi di lehernya yang terasa mencekik.

Jimin yang setia menemani Jungkook pun tak tega melihat sahabatnya seperti ini. Pria bermarga park itu pun ikut menangis di seberang pintu.

Saat ini adalah saat yang paling berat bagi Jungkook.





Ditempat lain saat matahari mulai tak nampak seorang pria paruh baya terduduk sambil menggenggam tangan putrinya yang tak kunjung sadar.

"Nak.. sudah 2 hari.." lirih pria itu dengan putus asa, ia mengusap rambut somi dengan sayang.

Tuan park meneteskan air mata sambil menatap putrinya yang masih setia menutup matanya. "Bangun sayang.." ujarnya sambil tertunduk lesu.

Bahu pria itu bergetar, tuan park tidak bisa membayangkan betapa terpukul nya somi saat siuman nanti.

Hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia bagi somi. Malah berbalik menjadi hari paling buruk baginya.

Tuan park hanya bisa berdoa pada Tuhan agar putrinya segera siuman dan diberi ketabahan dengan apa yang sudah terjadi.

Tuan park menciumi punggung tangan sang putri yang terlihat pucat itu, sedetik kemudian tangan somi perlahan bergerak. "J-jung.." Perlahan mata gadis itu terbuka.

Matanya langsung menatap langit-langit rumah sakit. Kemudian somi mendengar samar-samar suara Isakan, ia menoleh ke samping dan terdapat seorang pria yang tak lain adalah ayahnya "Ayah..." Ujarnya lirih.

"Sayang? Dokter!! Dokter!!" Tuan park segera memencet tombol dengan panik berkali-kali karena putrinya sudah sadar.

Tak lama kemudian para perawat dan dokter datang dan memeriksa keadaan somi.

"Syukurlah nona sudah sadar, nona hanya perlu istirahat saja beberapa hari lagi jangan sampai kelelahan, dan..." Tuan park dan somi menatap dokter yang tampak berpikir dan kebingungan.

HATE YOU! - JK.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang