"Anghh.." Desahan pertama haruto ketika sang raja mengurut kejantanannya dari luar gaun tidurnya..
"Kau mendesah? Lakukan lagi..." Ujar sang raja sambil menarik penis haruto keluar dari celana dalamnya dan mengocoknya cepat..
haruto menggigit bibirnya dan menggeleng menolak..
Cukup, harga dirinya mulai terkikis dan ia tak mau lebih parah lagi..
Sang raja yang gemas langsung saja mencubit bola kembar haruto, membuatnya berteriak sakit karena cubitan semut tersebut..
((Taukan cubitan semut.. Cubitan yang make kuku, trus di tarik kuat.. Asli itu sakit banget :))
"Terdengar merdu dan manis.." Ujar sang raja sebelum mencium bibir haruto rakus..
Tanpa pikir panjang apalagi babilu, sang raja langsung saja memasukan penisnya ke lubang haruto yang belum di sentuh sama sekali..
"ARGHHH!!! LE-LEPAS!!" satu kata.. Dan sang raja menyukainya..
Saking sukanya.. sang raja menggenjot lubang Haruto dengan cepat dan kasar..
"LEPAS!! aarghhh hiks.. S-sakit!!" Ujar Haruto samb terus mendorong dada sang raja..
Tak ada foreplay, tak ada penetrasi lembut.. Ketimbang di siksa di penjara, siksaan ini lebih menyakitkan..
"Teruslah mendesah.. Panggil namaku-"
"Raja sialan!"
PLAK
perut kiri Haruto di tampar keras oleh sang raja..
"Wrong name.. Panggil namaku.. Jeongwoo..." Ujar sang raja sambil menarik Haruto untuk duduk..
Penisnya yang sudah basah akan darah makin meringsek masuk menusuk prostat Haruto..
Haruto antara sakit, dan tetap sakit mendesah tak karuan..
Beberapa kali ia mengumpati nama sang raja yang membuat sang raja gemas dan menampar kuat pantatnya..
"Bisakah kau memanggil namaku saja tanpa embel-embel mengumpat?"
"J-Jeongwoo-AAHH!! CEPAT!!"
"apa? Kau mau tambah tempo nya lagi?"
"T-tidak, sialan! Angh ah ah euh.. ENGHH INI TERLALU CEPAT AHHH!!" Haruto berteriak ketika Jeongwoo bergerak makin liar..
Dengan tergesa, Jeongwoo membuka borgol Haruto dan membawa pria manis itu menuju balkon dengan Haruto berada di gendongannya..
Antara balkon dan ranjang memang tidak terlalu jauh, tapi setiap langkah yang Jeongwoo ambil, ia akan menghentakan penisnya dalam ke lubang Haruto, dan membuat pria itu mendesah nyeri..
Di sana, ia membalik tubuh Haruto tanpa melepaskan penyatuan mereka.. Rasanya penis Jeongwoo seperti di peras dan ia sangat menyukainya..
Jeongwoo bergerak liar menggenjot tubuh Haruto.. Sambil sesekali menggigit dan menghisap bahu putih Haruto yang basah akan keringat..
Tak lupa, ia mencubit nipple Haruto dan mengocok penis Haruto untuk mengalihkan rasa sakit yang ada.. Selain itu, ia pun memaksa Haruto untuk berciuman secara basah, yang membuat leher Haruto penuh dengan salivah yang menetes dari pergulatan lidah mereka..
Haruto yang sudah pasrah hanya bisa menggenggam erat pegangan balkon.. Berharap tak jatuh saat ia sedang berada di atas kenikmatan saat ini..
"Menikmatinya?? Engh!!" Tanya Jeongwoo sambil lalu mendorong penis nya makin dalam..
"Engh.. Y-yah.. AHH TIDAK!! ENGHH..." Haruto tak mau mengakui kalau ini sangatlah enak.. Harga dirinya benar-benar hancur saat ini..
"Ini belum seberapa sayang.. Kau lihat di sana..." Tunjuk Jeongwoo pada ujung langit malam yang bersinar terang..
"Di sana.. Di kerajaan yang kau agungkan itu.. Telah habis ku bakar dengan api membara khas tanah hangat.." Ujar Jeongwoo yang membuat Haruto kaget bukan main..
"Selain api.. Sperma ku akan menghangatkan lubangmu terus menerus sampai kau hamil dan melahirkan anakku.. Camkan itu Haruto.." Ujar Jeongwoo sebelum menyemburkan sperma nya kedalam anus Haruto..
Haruto merasa hangat.. Ya omongan Jeongwoo benar, spermanya hangat..
Dan sialnya.. Jeongwoo tak puas hanya sekali tembak..
"Ayo kita mandi.. Dan ku yakinkan kau menyukai kamar mandi kerajaan.."
"Eh,, enghh.. Tidak!! Lepaskan akUHHH!!"
"Diam dan nikmati saja penisku ini, park haruto.."
-
Heh..
Gak hot :)