"Kenapa pagi-pagi begini udah berisik banget sih?" gerutu Nara saat terbangun karena suara berisik dari luar kamarnya.
Sambil masih setengah tertidur dan malas Nara beranjak dari tempat tidurnya. Tapi betapa terkejutnya Nara ketika melihat pemandangan, yang tidak seharusnya ada di kos berstatus eksklusif itu. "Apa-apa-an ini!" Batinnya.
"A-Aaaaaaa!" refleks Nara berterik sekencang mungkin di tengah kebisingan yang sekarang berubah jadi tenang.
Nara langsung kembali dan membanting pintu sekeras mungkin. Belum pernah dia mendapatkan pengalaman semenyeramkan ini. Bahkan belum genap satu hari semenjak dia menginjakkan kaki di Kos Abah Ali. Bahkan kalau dipikir-pikir lagi belum genap 5 menit semenjak dia bangun tidur.
"Apa itu barusan?" gumamnya lirih sambil terduduk lemas di belakang pintu kamarnya.
Beberapa saat dia terdiam dan mencoba memahami situasi ini namun pikirannya masih tetap buntu. Memang benar dia berada di kos campuran, yang bisa ada penghuni perempuan maupun laki-laki. Tapi apakah normal pemandangan seperti barusan terjadi disini????
Sialnya nanti aku harus berhadapan dengan situasi serupa setiap harinya? Nggak kan? Sambil masih terduduk Nara memegang dadanya memastikan detaknya yang sekarang sudah jauh lebih stabil.
Sambil berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang tersisa Nara akhirnya bangun. Dengan sedikit tertatih Nara berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan jiwa dan pikirannya. Nara ingin segera bersiap-siap untuk ke tempat kerja lebih awal di hari pertamanya.
######
Keadaan yang sedang Nara alami saat ini seperti de javu. Bagaimana tidak dia merasa pernah mengalaminya beberapa menit yang lalu. Badan Nara kini tengah mematung di depan pintu kamarnya hanya selang beberapa detik membuka pintu kamarnya.
Sesaat Nara sempat grogi dengan situasi tersebut. Tapi Nara kembali menekan ludahnya dalam-dalam berusaha mengumpulkan semua tenaga.
"Maaf lo Nara ya?" Ucap salah seorang pria dengan setelan rapi seperti pekerja kantoran pada umumnya.
"Iya," Jawab Nara singkat, tiba-tiba semua kosa kata yang sudah dia pelajari 24 tahun ini entah menguap kemana.
"Lo pasti syok banget ya, sorry untuk tadi pagi. Kita nggak biasa ribut kayak gitu kok," Sambungnya lagi lalu mengenalkan dirinya dengan nama "Anjas."
Lalu seperti juru bicara untuk ketiga temannya Anjas mengenalkannya kepada Nara.
"Oh ya, mumpung kita udah ketemu kayak gini kenalin dia yang badannya agak gempal itu Rendra. Dia penghuni kamar nomor 3 paling deket sama kamar lo. Jadi kalau suatu hari nanti denger suara berisik sampai kamar lo, pasti Rendra pelakunya," Anjas menjelaskan sambil cekikikan
"Ngawur banget lo, bikin bad impression aja lo! Udah Nara nggak usah didengerin, budak corporate satu ini! Daripada percaya sama omongan Anjas mending lo hati-hati karena dia suka main cewek, setiap hari bawa cewek dan gonta-ganti masuk kosan," Rendra menjabat tangan Nara cukup lama sambil mengoceh beberapa hal, yang menurut Nara tidak terlalu penting juga sih,
"Halo," Nara hanya menjawab jabatan tangan Rendra dengan senyuman kecilnya.
"Nggak kok Nara gue cuma terlalu populer aja di kalangan cewek. Istilah kerennya mungkin sekarang Starboy ya. Next time semisal Lo butuh bantuan apapun ga usah sungkan buat ketuk kamar gue ya. Kamar gue nomor 4 okey!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Abah Ali
RomanceMitos tentang kos abah Ali sudah banyak beredar tidak hanya di masyarakat sekitar. Namun juga orang luar kota dan para mahasiswa di sekitar tempat itu. Jadi sangat wajar jika kos itu tidak pernah kosong. Untuk mendapatkan kamar pun banyak yang rela...