"Apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan diri lainku itu?"
Gadis itu mati.
Gadis kecil yang bernama Ami itu mati. Ia adalah aku, aku adalah dia.
Dia telah mati... Dengan menyedihkan. Sesuatu terlintas di kepalaku.
...
"Kita hidup dengan mencari makna eksitensi kita. Betapa lucunya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua berjalan seperti biasa. Terlalu tenang, hingga membuatku merinding. Mungkin saja memang tidak akan ada masalah kali ini, mana tahu. Aku baru mengetahui kalau Akio mulai berteman akrab dengan Mahoro dan Katsuma.
Sepertinya ini bermula dari Akio yang tidak suka Mahoro yang merendahkan pahlawan. Ya, bagus-bagus saja sih. Meskipun sepertinya setiap mereka bertemu, ada perang dingin antara Akio dan Mahoro.
Aku bangun dari tidur, padahal baru tidur lima jam. Biasanya aku tidur sembilan atau paling lambat delapan jam.
Aku berjalan sempoyongan, menggosok mataku.
BUG!
Aku tidak sengaja menabrak seseorang. Aku menggosok mata lagi, memastikan siapa yang aku tabrak.
"Hati-hati kalau berjalan," tegur Bakugo, dengan suaranya yang kalem dan serak namun juga lembut.
"Maaf, aku tidak bisa tidur tadi malam, jadi sekarang linglung banget." Aku merebahkan diriku di sofa.
"Ya ampun, Kaguya." Sero menggelengkan kepala melihatku. Aku sudah tertidur lagi di sofa.
Mina mendekat "sepertinya kaguya sedikit kelelahan, Bakugo tolong gendong kaguya ke kamar."
"KENAPA AKU!?"
"Ayolah Bakugo, kesempatan, loh." Mina tersenyum jahil.
Jirou memainkan pipiku. "Pantas saja Kaguya kelelahan, dari kemarin dia banyak membantu penduduk pulau, kalau kau tidak mau, Todoroki saja."
"Cih, aku saja." Bakugo mendecih kesal.
"Eh, Mina, kau lupa Kaguya tidak suka disentuh laki-laki?" Tanya Sakuya. "Aku saja," kata Sakuya dengan kerennya. Lalu Sakuya menatap Bakugo dengan wajah sombong.
"APAAN KUSSO ONA?!"
Sakuya mengangkatku dengan hati-hati. Aku membuka mata sedikit. "Terima kasih."
* * *
Aku bangun dari tidur (lagi). Memakai kostum heroku, lalu berjalan menuju teman-teman.
"Sudah se-siang ini?" Aku melihat jam, kaget mengetahui ini jam 10.
"Teman-teman yang lain sudah pergi berpatroli," ucap Mina.
"Tadi aku lihat dia sama Mahoro dan Katsuma," timpal Kaminari.
Aku duduk di layar komputer. Menunggu panggilan dari warga untuk dibantu. "Oh... Baguslah, Akio kurang bersosialisasi."
Mina menoleh padaku lalu berkata, "Tapi laki-laki pendiam itu biasanya banyak fans, loh," ucap Mina. "Kalau Akio beberapa tahun lebih tua, aku sih mau sama dia, ya." Mina menutup matanya sambil memegang kedua pipinya yang memerah.