kesenjangan

45.8K 2.9K 30
                                    

Molly kembali masuk sekolah, semuanya masih sama saja. Belajar, kerja tugas dan bercanda dengan teman. Namun, ada satu hal yang kurang dari kehidupan sekolah Molly yaitu Arga. Mungkin karena terbiasa akan sosok pria itu membuatnya sedikit ada yang hilang.

''Molly, jangan menatap masa lalu dan fokus menata masa depan,'' ucap Molly mencoba meyakinkan dirinya sendiri di depan cermin toilet. Molly berjalan keluar menuju ke kelas, namun senyum semangat yang sedaritadi ada diwajahnya perlahan memudar saat Arga baru saja juga keluar dari toilet pria yang berada persis di samping toilet wanita.

Demi niatnya di toilet tadi, maka Molly berpura-pura tak melihat Arga dan terus berjalan. Ternyata bukan hanya Molly yang melakukannya, tetapi Arga pun berlaku demikian. Seolah tak kenal satu sama lain. Padahal pernah saling membahagiakan.

Molly berusaha tak memikirkannya mencoba mencari kegiatan lain di kelas karena belajar pun percuma, tak ada yang menyangkut diotaknya.

''Molly, nanti dilihat,'' desis Lolita melihat Molly asyik bermain game diponselnya.

''Aisshh,'' desah Molly terus menekan layar ponselnya tanpa mengubris perkataan Lolita sedikitpun.

''Jadi Contoh gelombang elektromagnetik adalah gelombang cahaya dan gelombang bunyi. Sedangkan gelombang yang merambat melalui suatu medium atau perantara yaitu gelombang mekanik.''

''Ehem.''

''Molly!'' seru Lolita menyikut lengan Molly.

''Berhenti, Molly??'' Kali ini suara Lolita terlihat gemas dan Molly yang sedaritadi merasa terganggu akhirnya menoleh.

''Apa?''

''Itu,'' tunjuk Lolita pada Iby Wulan yang kini berada di depannya.

''Molly, sebagai hukuman karena bermain sewaktu saya mengajar maka kamu bersihkan gudang penyimpanan peralatan olahraga, sapu hingga bersih dan susun semuanya hingga rapi,'' ucap Ibu Wulan dan Molly mulai memasukkan ponsel ke sakunya dan membuka buku paket fisika.

''Molly, SEKARANG!!'' kini Bu Wulan berteriak membuat Molly seketika beranjak dan teman sekelasnya tertawa termasuk Lolita.

''Aigoo, Sejak berpisah dengannya otak anak itu jadi bermasalah,'' gumam Lolita menggelengkan kepalanya menatap Molly yang berjalan malas.

***

''Ayo lempar ke sini!'' teriak Hilman menaruh kedua tangannya di atas kepala.

''Xero, awas dibelakangmu!!''

''Yah ...yah, Arga!''

Arga diam terpaku melihat bola basket yang tadi ia pegang tercebur ke dalam selokan. Hilman mendekat dan menepuk bahunya. ''Kayaknya kita butuh bola yang baru.''

Menyadari bahwa itu adalah kesalahannya, dengan langkah cepat Arga menuju ruang penyimpanan peralatan olahraga, disepanjang lorong tampak tak ada satu pun murid berkeliaran karena memang baru memasuki jam kedua pelajaran. Pintu berwarna putih lalu dibuka oleh Arga, dengan hati-hati melangkah sembari matanya mencari keranjang bola basket. Langkahnya terhenti saat dilihatnya seorang murid perempuan sedang memunggunginya sambil berjongkok seperti memukul sesuatu.

''Dasar kecoa menyebalkan, menjijikan, aku membencimu!'' umpat murid itu memukul lantai dengan sapu ijuknya.

''Ehem.'' Arga sengaja berdehem dan membuat murid itu bangkit dan berbalik.

''Kau?'' tunjuk murid itu dan seketika Arga sadar bahwa itu adalah Molly.

''Apa yang kau lakukan di sini?'' tanya selidik Arga.

''Itu aku disuruh bersih-bersih,'' jawab Molly grogi.

''Oh tenang saja, aku ke sini hanya mencari bola basket.''

Be My Girl, I'm Yours Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang