#13

946 149 65
                                        

Keesokan harinya seperti sebelum, sebelum dan sebelumnya, Haram telah terlebih dahulu bangun dan bersiap untuk sekolah, kini gadis itu terduduk di meja makan, menyantap roti panggang keju yang selalu menjadi favoritnya untuk menu sarapan. Tadi malam, Haram sampai di rumah pukul 9 malam dan para saudarinya telah berada di dalam kamar masing-masing membuatnya tak bisa memamerkan penampilan barunya.

Suara langkah kaki terdengar saling bersahutan menuruni tangga, Haram melirik sesaat melihat keempat kakak dan dua adiknya berjalan kearah meja makan dengan obrolan ringan. Ia tersenyum tipis dengan kepala yang menunduk, menanti reaksi dari para saudarinya yang belum menyadari perubahan dirinya.

"Haram Eonnie"

"Nde?" Ia mendongak menatap pada Chiquita yang memanggilnya dengan kedua mata berbinar menaruh harapan

"Kau pasti melupakan takoyaki pesananku" Sendunya, senyuman manis yang telah Haram siapkan kembali harus ia telan karena ternyata Chiquita malah menanyakan pesanannya bukan memuji atau berkomentar tentang rambutnya

"A-ah nde Canny, mianhae. Eonnie akan membelikannya nanti" Ujarnya pelan dengan nada yang tersendat

"Eoh? Kau mewarnai rambutmu?" Kini tatapannya mengarah pada Asa sementara gadis lain menatapnya kaget

"Majayo, aku baru menyadarinya" Timpal Pharita, Haram hanya tersenyum tipis

"Mengapa kau mewarnai rambutmu, Eonnie? Itu tidak keren" Ujar Aurora, Haram menarik nafas dalam-dalam dan menatapnya

"Apa tidak cocok bagiku?"

"Em, aku lebih menyukai rambut blondemu" Sela Ahyeon memberikan komentarnya

"Kau seperti sengaja menghilangkan jati dirimu jika merubah apa yang telah terlahir bersamamu"

Tangan kirinya meremas ujung rok yang ia pakai mendengar ucapan si sulung Park yang terdengar seperti sebuah teguran. Haram berekspektasi terlalu tinggi akan reaksi para gadis Park namun nyatanya mereka tak sedikitpun menunjukkan wajah tanda menyukai perubahannya.
Tak sadarkah mereka jika apa yang mereka lakukan membuat kepercayaan diri Haram memudar.

"Aku mengubahnya karena tak ingin menjadi berbeda sendirian diantara kalian, Eonnie" Lirihnya yang terlantun di dalam hati, Haram mengedarkan pandangan menatap satu persatu wajah para saudarinya yang kini sibuk dengan dunia mereka masing-masing, gadis itu bangkit dari tempat duduknya.

"Aku akan berangkat"

"Nde, berhati-hatilah Haram-aa" Ujar Ruka mewakili yang lainnya dengan tatapan sekilas tanpa ekspresi, Haram membungkukkan tubuh meski tak ada yang melihatnya kemudian berjalan keluar dari rumah dengan senyuman miris dan perasaan kecewa.

Tidit..

Kepalanya mendongak mendengar suara klakson mobil, ia tersenyum lebar saat Anna melambaikan tangan dari dalam mobil dengan senyuman cantik padanya. Haram bergegas menghampiri mobil dan masuk terduduk di sebelah Anna.

"Eoh? Mommy? Daddy?" Kagetnya yang baru menyadari jika kedua orang tua Anna lah yang berada di kursi depan

"Selamat pagi Haram-aa"

"Selamat pagi Mommy" Balasnya dengan senyuman manis

"Kau terlihat semakin cantik dengan warna rambut itu, Haram-aa" Puji Vernon yang melirik Haram dari spion di atas kepalanya

"Terimakasih atas pujiannya, Daddy"

"Anna bilang kemarin kalian menghabiskan waktu hingga larut malam, apa itu benar? Apa saja yang kalian lakukan?" Pandangan teralih pada Nancy yang menatap penuh minat pada Haram, si gadis melirik Anna dan menganggukkan kepalanya

Babymonster Rami || So Far Away [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang