3. Sekretaris Abim!?.
"Makasih ya, mas" Ucap Tika keluar dari mobil Pahlevi.
"Tika tunggu!.." Pahlevi menahan Tika yang hendak menutup pintu mobil membuat gadis itu menatapnya lekat-lekat.
"Nanti makan siang bareng, Mau?" Tawar Pahlevi.
Tika tersenyum dan mengangguk. Entah mengapa perhatian Pahlevi membuatnya berdebar. Lelaki gentle memang mempunyai pesona tersendiri!. Sikap nya tak jauh beda dari sang Ayah.
"Kalau gitu aku minta nomer ponsel mu, Boleh?"
"Boleh, Mas" Tika mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan nomernya kepada Pahlevi. Tak butuh waktu lama untuk lelaki itu menyalin nomer Tika. Senang sekali rasanya jika Tika juga excitee seperti ini.
"Makasih ya!, Semangat kerjanya!" Ucap Pahlevi tersenyum.
Tika mengangguk sembari membalas senyuman Paahlevi padanya. Mesin mobil berbunyi membuat Tika mundur dan melambaikan tangan saat Pahlevi menjalankan mobil tersebut.
"Astaga jantung gue!!" Teriak Tika mengusap dadanya yang bergemuruh.
"Berisik" Tegur seseorang membuat Tika melotot dan berbalik ke arah suara tersebut.
"Mas Abim!" Kaget Tika saat melihat Abimanyu berada di basemant tepat di belakangnya.
Abimanyu tak menghiraukan keterkejutan Tika dan memilih berjalan mendahului gadis itu memasuki lift.
Dengan gelagapan, Tika mengejar Abim dan mengikuti lelaki itu masuk ke dalam lift. Abim cukup terkejut melihat Tika berada di sampingnya dengan begitu cepat, Gadis itu sangat gesit. Seperti Belut.
"Kok lift nya sepi? Karyawan yang lain belum dateng?" Tanya Tika yang sama sekali tak di jawab oleh Abim membuat gadis cantik itu cemberut kesal.
Lift membawa mereka ke lantai paling atas dari gedung kantor milik Abimanyu tersebut. Keduanya sama-sama canggung, Hingga lift berhenti pada lantai 42.
"Loh Mas?, Kok lantai empat dua? Aku mau interview di ruang manager" Ucap Tika membuat Abimanyu mengerutkan alisnya.
"Lalu?" Tanya Abim.
"Aku harusnya di lantai tiga lima" Balas Tika memijit pelipisnya.
"Itu masalah mu" Balas Abim kemudian keluar dari lift meninggalkan Tika yang menganga tak habis pikir.
Jarinya yang hendak menekan tombol lift ke lantai 35 kembali terhenti saat seorang office boy memanggilnya. Tika keluar dari lift kemudian mendatangi OB tersebut. Mungkin ada yang penting pikirnya.
"Kenapa Pak?" Tanya Tika.
"Maaf Mbak, Kayaknya Mbak baru bekerja disini ya?" Tanya OB tersebut mrmastikan.
"Iya Pak, Kenapa?".
"Maaf Mbak, Itu lift yang Mbak naiki khusus untuk petinggi perusahaan, Kalau karyawan biasa lift nya ada di pojok sana" Tunjuk OB tersebut tepat di ujung lorong "Tapi maklum ya Mbak, lift nya ngantri".
"O-oh disana ya Pak, Maaf ya pak saya gak tau kalau ini lift khusus" Jelas Tika.
"Iya Mbak, Untung Pak Abimanyu gak liat" Balas OB tersebut.
"Emang kalau dia liat kenapa Pak?".
"Bisa-bisa Mbak langsung di pecat hari ini karena gak perhatiin peraturan kantor".
"O-oh gitu ya Pak, Ya udah kalau gitu saya duluan ya Pak mau interview, makasih udah di kasih tau" Ucap Tika meninggalkan OB tersebut yang tersenyum sembari mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Wade
Short StoryCerita dewasa 18+ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!. Kisah cinta segitiga yang terjadi antara saudara bermarga Wade. Menyeret gadis bernama Tika, seorang gadis yatim piatu berparas cantik tersebut. "Cinta gak bisa di paksain, Mau sebaik apapun kamu kalau...