Chapter 10: Tekad Baru Hokage
.
.
Pagi di Konoha
Setelah pertemuan dengan Shikamaru, malam yang panjang pun berakhir. Konoha memulai pagi dengan kesibukan biasa, tetapi suasana sedikit berbeda. Bisikan tentang perubahan Naruto menyebar ke seluruh desa, membuat penasaran banyak warga.
Di kediaman Hokage, Naruto terbangun lebih awal dari biasanya. Ia berdiri di depan cermin, memandang dirinya yang baru dengan campuran perasaan bangga dan ragu. Meski sudah mulai menerima dirinya, ia tidak bisa menghindari tekanan sebagai pemimpin desa.
“Kau masih dirimu, Naruto,” gumamnya, mencoba meyakinkan diri sendiri.
==========
Rapat Darurat Desa
Naruto memasuki ruang rapat utama, di mana seluruh kepala klan dan penasihat desa sudah berkumpul. Shikamaru memimpin diskusi awal, menjelaskan ancaman yang dihadapi desa.
“Organisasi ini bukan ancaman biasa. Mereka memiliki kekuatan untuk menciptakan makhluk-makhluk yang bahkan mampu melumpuhkan Amegakure. Kita harus bersiap menghadapi hal serupa,” jelas Shikamaru.
Naruto mengambil alih pembicaraan. “Aku tahu banyak dari kalian bingung dengan penampilanku. Tapi aku ingin kalian tahu satu hal: tekadku untuk melindungi desa ini tidak berubah sedikit pun.”
Kata-kata itu diucapkan dengan penuh keyakinan, membuat seluruh ruangan terdiam sejenak sebelum mereka mengangguk setuju.
“Kita akan memperkuat semua perimeter dan memastikan pasokan chakra di desa tetap stabil,” lanjut Naruto.
.Latihan Persiapan
Naruto memutuskan untuk memimpin langsung pelatihan shinobi muda dan tua. Ia ingin memastikan semua orang siap menghadapi serangan yang mungkin datang kapan saja.
Selama latihan, Sarada mendekatinya. “Naruto-sama, bolehkah aku bertanya sesuatu?”
“Tentu, ada apa?” jawab Naruto.
“Apa menurut Anda perubahan ini akan memengaruhi kekuatan Anda? Maksudku... apakah chakra Anda masih sama?”
Naruto tersenyum. “Perubahan fisik ini tidak memengaruhi siapa aku sebenarnya. Chakra, tekad, semuanya masih sama.”
Sarada mengangguk, merasa lebih tenang.
==========
Gangguan di Perbatasan
Sore itu, laporan datang dari tim patroli bahwa sekelompok bayangan menyerang hutan di perbatasan barat desa. Naruto dan tim utama segera bergerak ke lokasi.
Saat tiba, mereka menemukan makhluk-makhluk kabut yang sebelumnya menyerang Amegakure. Kali ini jumlahnya lebih banyak, dan kekuatan mereka tampak meningkat.
“Sasuke, Hinata, kita habisi mereka sebelum mereka mencapai desa!” perintah Naruto.
Pertempuran pun dimulai. Naruto memanfaatkan teknik Rasengan miliknya dengan sempurna, sementara Sasuke menggunakan Sharingan untuk membaca gerakan lawan. Hinata, dengan Byakugannya, memastikan tidak ada musuh yang lolos.
Namun, di tengah pertempuran, makhluk-makhluk itu tiba-tiba berhenti bergerak, seolah menunggu sesuatu.
“Ini jebakan!” teriak Sasuke.
Sebuah ledakan besar terjadi, memisahkan tim menjadi beberapa kelompok kecil. Naruto mendapati dirinya sendirian di tengah asap tebal.
“Jadi ini cara mereka bermain,” gumamnya, mencoba membaca situasi.
Dari balik asap, muncul seorang pria berjubah hitam dengan topeng. “Naruto Uzumaki... atau seharusnya aku bilang, wanita yang dulu adalah Naruto Uzumaki.”
Naruto mengepalkan tangannya. “Siapa kau? Dan apa tujuanmu menyerang dunia shinobi?”
Pria itu tertawa kecil. “Aku hanyalah utusan. Tapi jika kau ingin tahu, dunia ini sudah terlalu lama bergantung pada konsep perdamaian palsu. Kami hanya ingin mengakhirinya.”
Naruto menyerang tanpa ragu, mencoba menjatuhkan pria itu dengan Rasengan. Namun, pria itu dengan mudah menghindar, menunjukkan kecepatan luar biasa.
“Teknikmu masih kuat, tapi apakah tekadmu tetap sama?” ejeknya.
Naruto tidak menggubris provokasi itu. “Kau tidak tahu apa-apa tentangku. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkan apa yang sudah aku bangun!”
Setelah pertarungan sengit, pria berjubah hitam itu akhirnya mundur, meninggalkan pesan terakhir, “Kami akan kembali. Dan saat itu, dunia shinobi akan runtuh di bawah kekuatan kami.”
Naruto kembali ke desa bersama timnya. Meski berhasil mengusir musuh, ia tahu bahwa ancaman ini jauh dari selesai.
Shikamaru menyambut mereka di gerbang. “Bagaimana situasinya?”
“Ini baru permulaan,” jawab Naruto. “Tapi kita tidak akan menyerah. Aku akan melindungi desa ini, apa pun yang terjadi.”
.
(Maaf cuma sedikit, lagi ga enak badan.)
.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/276741704-288-k13770.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror : Nanadaime Girl
AdventureNaruto sang Nanadaime sudah tiada tapi Sakura sang ninja medis terus berusaha menyelamatkannya dengan menyalurkan chakranya pada Naruto.Tetapi sang Nanadaime tetap saja tak kunjung membuka matanya. Kyubii yang bersedih atas kehilangan dan sangat men...