Chapter 8: Badai di Kota Hujan

246 30 5
                                    

Chapter 8: Badai di Kota Hujan

.

.

Pagi hari di Amegakure

Kota hujan itu mulai menggeliat di bawah tirai gerimis abadi. Naruto dan rombongan masih merenungi kejadian malam sebelumnya, terutama tentang makhluk kabut dan pria berjubah hitam yang menyebutkan kekuatan misterius.

“Kalau kekuatan ini menyebar ke seluruh dunia, kita tidak akan bisa mengatasinya dengan kekuatan militer biasa,” kata Sasuke, melipat tangannya sambil bersandar di dinding.

Naruto mengangguk sambil menggenggam secangkir teh hangat. “Yang lebih penting sekarang, kita harus mencari tahu siapa yang mengendalikan mereka.”

Sakura membuka gulungan peta Amegakure yang diambil dari pemilik penginapan. “Gudang yang kita temukan hanyalah satu dari beberapa lokasi yang tampaknya ditinggalkan. Mungkin tempat-tempat ini digunakan sebagai markas sementara mereka.”

“Bagaimana kalau kita memeriksanya satu per satu?” usul Sarada.

Sasuke mengangguk setuju. “Tapi kita harus berhati-hati. Tidak ada jaminan tempat itu kosong, dan makhluk yang kita lawan kemarin mungkin tidak sendirian.”

==========

Di sisi lain kota

Boruto, Mitsuki, dan Sarada ditugaskan untuk menyelidiki salah satu gudang yang lain. Mereka berjalan melewati lorong-lorong sempit yang dipenuhi genangan air, mengamati dengan seksama setiap sudutnya.

“Tampaknya sepi,” ujar Boruto, suaranya sedikit berbisik.

Mitsuki mengangguk. “Tapi bukan berarti tidak berbahaya. Kita harus tetap waspada.”

Mereka akhirnya tiba di depan pintu gudang yang besar dan berkarat. Dengan hati-hati, Sarada membuka pintu menggunakan Sharingan untuk mendeteksi jebakan. Namun yang mereka temukan di dalam justru pemandangan yang membuat mereka ngeri: puluhan kapsul kaca berisi manusia yang tampaknya sedang dalam kondisi koma.

“Ini... apa?” Boruto melangkah mendekat, memperhatikan salah satu kapsul. Wajah seorang pria tua tampak pucat dan tidak bergerak, dengan alat-alat aneh yang menempel di tubuhnya.

Sarada mengamati panel kontrol di dekat kapsul. “Sepertinya mereka menggunakan ini untuk menguras chakra para korban.”

“Untuk apa mereka mengumpulkan chakra sebanyak ini?” tanya Boruto, wajahnya penuh kebingungan.

Namun sebelum mereka bisa menyelidiki lebih jauh, suara langkah berat mendekat dari belakang. Mitsuki segera menarik mereka berdua ke tempat persembunyian, sementara pintu gudang terbuka lebar.

==========

Kembali ke Naruto dan Sasuke

Naruto dan Sasuke bergerak menuju lokasi lain yang ditandai di peta. Tempat itu tampak seperti sebuah menara tinggi yang sudah lama terbengkalai.

“Aku ingat tempat ini,” kata Naruto pelan. “Dulu, Pain menggunakan menara seperti ini untuk mengawasi seluruh kota.”

Sasuke melirik Naruto. “Berarti tempat ini mungkin memiliki koneksi dengan operasi mereka. Ayo masuk.”

Mereka naik melalui tangga yang berkarat, langkah mereka menggema di dalam menara. Semakin tinggi mereka mendaki, semakin jelas mereka merasakan kehadiran chakra asing.

Saat tiba di puncak, mereka menemukan ruangan penuh dengan alat-alat aneh, termasuk peta dunia dengan tanda-tanda merah di beberapa lokasi.

Naruto menunjuk salah satu tanda di peta. “Ini di dekat Konoha.”

Sasuke menyipitkan mata. “Mereka sudah menyusup lebih jauh dari yang kita duga. Kita harus memberitahu Shikamaru.”

Namun sebelum mereka sempat bereaksi, sebuah suara dingin terdengar dari belakang mereka. “Kalian tidak akan keluar dari sini hidup-hidup.”

Seorang pria dengan jubah hitam muncul, diikuti oleh dua makhluk kabut yang sama seperti malam sebelumnya.

Naruto dan Sasuke segera bersiap. Naruto menggenggam kunai, sementara Sasuke mengaktifkan Sharingan-nya.

“Siap?” tanya Naruto.

Sasuke hanya mengangguk.

.

Pertarungan yang Berat

Makhluk kabut meluncur dengan kecepatan tinggi, memaksa Naruto dan Sasuke untuk berpencar. Naruto, meski tanpa Kyubi, menggunakan refleks dan pengalaman bertarungnya untuk menghindari serangan dengan lincah.

Sasuke, di sisi lain, menggunakan kombinasi Chidori dan pedang Kusanagi untuk menyerang balik. Namun makhluk itu terus bertambah kuat, seolah menyerap energi dari lingkungan sekitar.

“Kita tidak bisa terus bertahan seperti ini!” seru Naruto.

Sasuke mengangguk. “Aku akan membuka jalan. Gunakan kesempatan itu untuk menyerang!”

Dengan sekali gerakan, Sasuke mengaktifkan Susano’o untuk melindungi Naruto, memberikan ruang baginya untuk menyerang pria berjubah hitam.

Naruto melompat ke udara, melemparkan kunai yang telah diberi segel ledakan langsung ke arah pria itu. Ledakan besar mengguncang ruangan, menghancurkan sebagian menara.

Namun pria itu tetap berdiri, meski dengan luka di tubuhnya. “Kalian pikir kalian bisa menghentikan kami? Ini hanya permulaan.”

==========

Kembali ke Gudang

Boruto, Mitsuki, dan Sarada yang bersembunyi akhirnya keluar setelah pria yang masuk ke gudang pergi. Mereka segera memeriksa panel kontrol di kapsul-kapsul tersebut, berusaha menemukan cara untuk menyelamatkan para korban.

“Kita harus menghancurkan ini,” kata Sarada sambil menunjuk mesin besar di tengah ruangan.

“Tapi bagaimana caranya tanpa membuat korban-korban ini terluka?” tanya Boruto.

Mitsuki memeriksa sistem dengan saksama. “Aku pikir jika kita mematikan daya utama secara perlahan, itu bisa menghentikan mesin tanpa merusak kapsul.”

Sarada dan Boruto mengangguk, bekerja sama untuk melaksanakan rencana tersebut. Namun tepat saat mereka mulai mematikan daya, alarm keras berbunyi di seluruh gedung.

“Mereka tahu kita di sini!” seru Boruto.

“Cepat! Kita tidak punya banyak waktu!” ujar Sarada.

Mitsuki dengan tenang menyelesaikan pemutusan daya, dan satu per satu kapsul mulai terbuka. Namun langkah kaki mulai mendekat dari koridor, dan mereka tahu bahwa mereka harus bertarung untuk keluar dari sana.

==========

Akhir Malam

Naruto dan Sasuke berhasil mengalahkan pria berjubah hitam setelah pertempuran panjang. Namun, sebelum mereka bisa menangkapnya, pria itu menghilang bersama makhluk kabutnya.

Di sisi lain, Boruto, Sarada, dan Mitsuki berhasil menyelamatkan para korban dari gudang, meski harus bertarung melawan pasukan kecil yang dikirim untuk menghentikan mereka.

Mereka semua berkumpul kembali di penginapan dengan informasi yang berhasil mereka kumpulkan.

“Ada organisasi besar di balik semua ini,” kata Sasuke.

“Mereka tidak hanya menargetkan Amegakure,” tambah Naruto. “Mereka akan menyerang dunia shinobi secara keseluruhan.”

“Kalau begitu, kita harus segera kembali ke Konoha,” kata Sakura tegas.

Naruto mengangguk. “Kita harus mempersiapkan semuanya sebelum terlambat.”

.

.

TBC

Mirror : Nanadaime GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang