(8) Maaf...

52 10 9
                                    

"Wishnu?"

Satu panggilan itu membuka kembali mata sipit Wishnu yang baru saja terpejam selama satu jam setelah tiga hari lamanya ia menderita insomnia. Hari-hari tanpa Manggala begitu menyiksanya.

Bergegas ia berlari menuju ruang tamu. Disana ia dapati Manggala dengan kantung mata yang besar namun masih menyempatkan diri untuk melempar senyum padanya.

"Semalem ada tamu?"

Pertanyaan itu sedikit mematik amarah dalam dirinya. Pertanyaan yang tak penting untuk diajukan di hari pertama bertemu setelah tiga hari terpisah.

"Tumben pake baju"

"Nggak penting!"

Manggala terkesiap mendapati nada bicara dingin dari Wishnu. Kekasihnya terasa berbeda.

"Darimana?"

Meski begitu,ia mencoba tetap mempertahankan senyum untuk Wishnu. Lalu,iapun menjawab,"Mojokerto"

"Pergi gitu aja,nggak pamit,matiin handphone dan dengan gampangnya bilang habis dari Mojokerto? Kamu anggap aku apa sih,Gal?"

"Maaf...mendadak. Handphone-ku lowbat"

"Bisa beli charger baru,'kan? Atau bahkan handphone baru pun kamu bisa beli kapan aja sesuka hatimu"

"Aku nggak sempet. Bahkan aku baru inget sama handphone waktu perjalanan tadi pagi"

"Kamu sengaja,Gal! Kamu mau hilang dari aku,'kan? Segitu ganggunya aku buat kamu?"

"Enggak,Nu. Nggak gitu. Aku cuma-

"Pergi sama siapa kamu? Arjuna?"

"Nggak. Aku pergi sendiri"

"Kalau emang mau ninggalin aku,bilang,Gal. Aku bisa pulang ke Prambanan dan nggak harapin kamu ngehubungin aku setiap hari. Komunikasi nggak penting buat kamu,'kan?"

"Maaf...aku minta maaf,Nu. Aku salah. Maaf..."

Tiga hari yang dilalui Wishnu dengan berat itu memupuk amarah di hati. Hari ini,ia bukanlah Wishnu yang dikenal Manggala selama dua tahun menjalin asmara. Wishnu berbeda. Wishnu marah besar.

Tangan Manggala pun di tariknya meski telah meminta ampun berkali-kali. Dibawanya pria manis itu menuju kamar tidur mereka tanpa lupa mengunci pintu. Tubuh Manggala yang sedikit bertambah kurus,dilemparnya menuju ranjang tidur.

"Wishnu...ampun,Nu. Aku minta maaf"

Telinga Wishnu menuli. Rengekan Manggala tak didengarnya. Tubuhnya membelakangi Manggala,mengambil beberapa barang yang tak diketahui Manggala.

"Wishnu? Ini...apa? Kamu mau ngapain aku?"

"Hukum. Kamu udah nyiksa aku selama tiga hari dan kamu juga harus ngerasain hal yang sama"

"Kamu...mau siksa aku?"

Raut wajah Wishnu benar-benar tak dikenali Manggala. Ini bukan Wishnu melainkan iblis. Ia tak mengenal sosok Wishnu yang tengah mengaitkan borgol di kedua lengannya dan dipasangkan pada kedua sudut ranjang tidur.

Bicara || WONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang