(3) Malam Minggu

57 14 6
                                    

Yogyakarta,16 Juli 2022

"Aku udah ganteng belum,Mas?"

Saka membuang nafasnya berat melihat tindak tanduk adik laki-laki satu-satunya. Pertanyaan yang sama entah untuk yang keberapa kalinya.

"Heh! Jawab dong kalau adeknya tanya!"

"Udah,Wishnu. Udah...kamu paling ganteng se-Prambanan. Puas?"

Cermin berukuran tubuh pun dihampiri lagi oleh Wishnu. Disana ia berkaca untuk yang kesekian kalinya.

Rambutnya yang baru saja ia rapikan di babershop,ia sisir ulang. Pakaian yang baru ia beli kemarin pulang magang,ia rapikan kembali. Bahkan parfum yang sebenarnya masih melekat di tubuhnya,ia siram kembali. Ia ingin berpenampilan maksimal di depan pria manis pencuri hatinya. Ia adalah Manggala Mahardika.

"Emang kalian mau malam mingguan kemana,sih? 'Kan masih harus jaga jarak. Masih covid"

"Nggak tahu. Gimana calon pacarku aja. Aku nurut dan cuma anterin kemanapun dia mau pergi"

"Calon pacar? Emang dia mau jadi pacarmu?"

"Mau,dong. Aku ganteng begini. Rugi kalau nggak dipacarin"

Saka menggelengkan kepala dibuatnya. Percaya diri sekali sang adik. Entah dapat rasa itu darimana. Mungkin itulah efek yang timbul akibat jatuh cinta?

"Minta uang,Mas"

"Emang uang jajan mingguannya udah abis?"

"Udah. 'Kan buat cukur rambut sama beli baju baru"

"Hah...dasar! Yang mau malam mingguan siapa...yang keluar uang siapa"

Meski mengeluh namun Saka tetap menuruti permintaan Wishnu. Karena mereka tinggal berdua saja sejak kedua orang tuanya bercerai sepuluh tahun lalu dan memiliki keluarga baru masing-masing,ia adalah tulang punggung untuk Wishnu. Ia bekerja keras untuk pendidikan dan kehidupan berdua. Jadi,ia berusaha untuk memberi apapun yang terbaik untuk adik laki-lakinya itu.

"Dua ratus ribu cukup,'kan? Aku belum gajian"

"Cukup,Mas"

Dua lembar uang berwarna merah itupun diberikannya pada Wishnu. Semoga adiknya itu tidak mengirim pesan agar dikirimkan uang tambahan.

"Aku berangkat dulu ya,Mas. Doain kencan pertamanya lancar"

"Iya. Aku doain. Hati-hati di jalannya"

Tubuh tinggi namun kurus itu pun telah berlalu dibalik pintu. Telah bertolak menuju rumah terkasih di Kaliurang sana.

***

Malam minggu pertama untuk Manggala dan Wishnu tak diberi izin untuk pergi kemanapun itu oleh ayah dari Manggala. Dengan alasan masih banyaknya virus covid,mereka hanya diizinkan bersama di rumah saja. Itupun ada batasnya yaitu pukul sepuluh malam. Benar-benar ketat.

Manggala tahu jika hanya berbincang saja akan terasa bosan untuk Wishnu. Maka,ia pun membawa pemagang itu menuju perpustakaan pribadi milik keluarga kecilnya.

"Buku sebanyak ini,kamu baca semua,Mas?"

"Ya...mau nggak mau. Bapakku nyuruh anak-anaknya banyak membaca"

"Wah...pantes Mas Manggala jadi orang penting di hotel. Ternyata emang dasarnya pinter"

Salah satu rak di perpustakaan kecil itu dihampiri Manggala. Ia ambil salah satu jurnal yang terpampang disana.

Bicara || WONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang