05

109 30 82
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rama masih berdiri tepat di depan pintu, sementara Sinta yang berada diatas ranjang pun bangun lalu menghampirinya. Sinta melepas tangan Rama yang masih memegang kenop pintu kamar, lalu menutup rapat pintu kamarnya.

Sinta juga tak lupa mengunci pintu itu.

Kini mereka pun sudah berdiri saling berhadapan. Masih dengan Rama yang masih terbungkus bathrobe putih karena dirinya baru saja selesai mandi.

Dia mendekati Rama, lalu tangannya menyentuh dada lelaki itu.

"Gue udah janji untuk lanjutin yang tadi pagi." Ucapnya, kedua matanya menatap langsung ke mata Rama.

Rama terdiam sejenak, lalu tangannya pun menggenggam tangan Sinta yang masih berada di dadanya.

"Nggak usah dipaksa, gue cuma nggak mau lo---" Belum selesai dia bicara, bibir Sinta sudah keburu mampir di bibirnya.

Rama pun makin terdiam, namun perempuan yang ada di hadapannya itu justru terus menciumnya dan mengalungkan kedua tangannya ke leher Rama. Hingga ketika suasana kian memanas, Rama pun menarik tali bathrobe dan langsung melepas dari tubuhnya.

Dia terus mencium sang istri hingga membuatnya melangkah mundur. Dan ketika tubuh Sinta sudah tertahan sebuah nakas yang ada di belakangnya, Rama pun mengulurkan tangannya ke dinding dan langsung mematikan saklar lampu kamar hingga suasana kamar pun redup hanya bercahayakan cahaya dari luar jendela kamar.

 Dan ketika tubuh Sinta sudah tertahan sebuah nakas yang ada di belakangnya, Rama pun mengulurkan tangannya ke dinding dan langsung mematikan saklar lampu kamar hingga suasana kamar pun redup hanya bercahayakan cahaya dari luar jendela kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka melanjutkannya kembali.

Kini Sinta sudah pasrah ketika pertahanannya harus didobrak Rama. Kedua matanya terkadang harus terpejam rapat ketika rasa sakit itu kembali melanda.

Begitu juga dengan Rama, dia pun harus membekap mulut sang istri ketika tahu rasa sakit itu pasti akan membuatnya sedikit berteriak.

Ketika sudah berhasil, Rama pun kembali melumat bibir sang istri demi menahannya dari desahan yang mungkin saja bisa terdengar telinga orang yang ada di sebelah kamarnya.

SAKINAH MAWADDAH WAHKOCAK! [TAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang