Part 6

77 10 2
                                    

'Seorang anak adalah kumpulan butiran kasih sayang, dia hanya bisa membenci ketika dia tidak punya pilihan lain.'
.
.

Bible menatap earphone di tangannya dengan ragu. Diputarnya ipod mini itu, pemutar musiknya masih memainkan lagu yang sama, permainan biola yang pastinya dimainkan oleh Mile, ini adalah lagu yang dinyanyikan anak kecil itu dalam mimpi-mimpi yang sering sekali muncul akhir-akhir ini. Apakah ini ada hubungannya ataukah hanya kebetulan semata? Bible beranjak dari lantai dan melangkah duduk ke atas ranjang, dilipatkan selimutnya dan diletakkannya di dekatnya. Semalam sangat mirip dengan mimpinya. Petir yang sama... pelukan yang sama... tetapi bagaimanapun Bible mencoba, dia tidak bisa mengingat siapa anak laki-laki itu dan kenapa dia memimpikan kejadian itu.

Bible melangkah ke kamar mandi, dan mandi. Dia melirik ke arah jam dinding. Ini waktunya Jes sarapan, dia harus ke dapur mengambil makanan untuk Jes, dan semoga dia bisa berbicara dengan Mile, menanyakan kebingungannya, semoga Mile punya jawaban untuknya.
______

Bible membawa nampan berisi mangkuk sup daging dan telur serta kentang panggang. Lalu mengetuk pintu kamar Jes sambil berusaha menyeimbangkan mangkuk itu di tangannya.

Jes sendiri yang membukakan pintu kamarnya, lelaki itu tampak pucat, tetapi kondisinya sudah membaik. Jes mengangkat alisnya melihat Bible, lalu meraih nampan makanan itu dari tangan Bible.

"Biarkan aku saja yang membawanya." Lelaki itu masih memakai piyama, dia melangkah masuk ke kamarnya dan meletakkan nampan itu di meja.

Bible mengikuti masuk, lalu berdiri canggung di tengah ruangan kamar. Tidak ada orang lain di kamar itu, hanya ada Jes.

"Kemana Mile?"

"Sudah pulang." Jes duduk di kursi,

"Dudukalh Bible, kau sudah makan?"

"Aku sudah makan di bawah sana." Bible berusaha mengatasi kekecewaannya karena Mile sudah pulang, padahal tadi dia sangat berharap dia bisa mendapatkan keterangan dari Mile. Sekarang dia bahkan tidak bisa menghubungi Mile karena dia tidak punya nomor kontaknya. Yang bisa dia lakukan adalah menunggu Mile menemuinya.

"Bagaimana kondisimu?" Bible bertanya kepada Jes yang mulai mencicipi supnya.

"Lapar." Jes mengernyit sambil menatap supnya,

"Tetapi tidak bisa menikmati makanan, aku tidak bisa mencium aroma apapun."

Bible tertawa lalu duduk di kursi di depan Jes.

"Tetapi kondisimu sudah jauh lebih baik. Kau sudah bisa berdiri, kemarin jangankan berdiri, bangun dari ranjang saja sepertinya kau kesakitan."

Jes tersenyum, "Yah, aku harus mengucapkan terima kasih kepadamu Bible."

"Sama-sama."

Jes agak tercekat, "Maafkan aku, sikapku buruk kalau sedang sakit."

"Kalau sedang sakit?" Bible mengangkat alisnya menahan geli, membuat Jes menatapnya dengan kesal.

"Oke, sifatku memang buruk sepanjang waktu, mau bagaimana lagi begitulah aku."

"Aku tidak protes kok." Bible tersenyum,

"Benarkah?" Jes membalas senyum Bible, ketika lelaki itu mengangguk.

"Bible, malam kemarin ada petir, aku tahu kau ketakutan. Aku ingin menolong tapi tidak bisa bangun dari tempat tidur. Aku meminta bantuan Mile, apakah Mile menolongmu?"

"Ya." Bible tersenyum,

"Dia memasangkan ini di telingaku." Bible menunjukkan earphone dan pemutar musik itu kepada Jes, semula dia ingin mengembalikannya kepada Mile, tetapi karena Mile tidak ada, dia memutuskan untuk menyimpannya dulu sampai nanti dia bertemu dengan Mile.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet Enemy || JesBibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang