XIV

2.6K 392 152
                                    

Di parkiran, Mark sudah menunggu kedatangan mereka sembari berusaha mengontrol ekspresi wajahnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di parkiran, Mark sudah menunggu kedatangan mereka sembari berusaha mengontrol ekspresi wajahnya sendiri. Karena akan sangat aneh apabila dia terlihat senyam senyum salting padahal tidak sedang dengan siapapun. Tak lama, mobil hitam terlihat memasuki area parkir.

Chenle keluar terlebih dahulu kemudian disusul dengan Renjun yang langsung membukakan pintu untuk Jeno.

"Silahkan tuan muda," ucapnya.

"Nah gini dong, gak usah cape-cape gue ngajarin lo," tukas Jeno.

Renjun hanya mengangguk kecil lalu memberi kode pada adiknya untuk tidak membuat keributan.

"Adek," sahut Mark.

"Kak Mark!" seru Chenle yang dengan riang menghampirinya hingga membuat Renjun kebingungan. Karena kedua orang itu terlihat dekat.

"Pagi Renjun," sapa Mark, dia tidak peduli pada Jeno yang menatap remeh.

"Sumpah, lihat lo pagi-pagi gini bikin gue makin muak," celetuk Jeno.

"Sama, jadi mending lo minggir," tembal Mark.

"Ck, si selera kampung sama yang kampungan asli, cocok sih kalian." Jeno beranjak pergi meninggalkan ketiga nya.

"Ish! pengen adek pukul mukanya," dumel Chenle.

"Adek, lain kali gak usah ditanggepin. Biarin aja tuan muda mau ngomong apapun juga. Dan kakak gak suka ya kamu ngeledekin orang lain, Kakak gak pernah ngajarin kamu kaya gitu." Walaupun merasa tidak setuju dengan ucapan Renjun, Chenle tetap mengangguk kecil.

"Ya udah, ayo, kakak anter ke kelas."

"Biar adek sama gue aja, Ren. Kita sekelas kok, jadi lo gak usah khawatir," ucap Mark.

"Iya! biar adek sama kak Mark, kakak buruan aja ke kelas, kelas nya kakak kan agak jauh dari sini." Adik dan wakil ketuanya itu berdiri pada jarak yang dekat, bahkan Chenle terlihat merangkul kecil tangan Mark.

"Sejak kapan kalian dekat?" selidik Renjun.

"Hampir satu bulan, kita sering chattingan, adek suka kak Mark, dia baik, adek sering di kasih jaj─hmpt!" Chenle lantas menutup mulutnya sendiri. Hampir saja dia memberitahu kakak nya bahwa Mark sering mentransfer uang jajan.

Takut dimarahi sang kakak, dia langsung bersembunyi dibalik punggung Mark. Membuat laki-laki itu salah tingkah, antara takut dan tersipu.

"Engga kok, gak seberapa Ren, cuman buat beli coklat aja. Beneran," jelas Mark.

"Terima kasih, tuan muda. Tapi jangan lagi diteruskan, bahkan kalo adek yang minta," ─Renjun melirik Chenle yang mengintip takut-takut─"kalo mau jajan, bilang sama kakak, nanti kakak beliin apapun yang adek mau, jangan nyusahin orang lain."

"Gak nyusahin Ren! sama sekali engga, adek gak pernah minta kok, cuman gue aja yang mau traktir, lagian gue udah anggap Chenle kaya adek gue sendiri, jadi lo gak usah sungkan," tuturnya.

Asgard¹ ║ The Return Of Aslan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang