pertemuan

1 0 0
                                    

Seoul di musim gugur selalu memberikan suasana romantis yang tak terelakkan. Pepohonan dengan daun-daun kuning keemasan menghiasi jalanan, dan aroma kopi hangat bercampur dengan wangi manis kue-kue dari toko-toko kecil menjadi teman setia para pejalan kaki. Di sebuah sudut kota yang ramai, berdiri sebuah toko kue bernama Golden Crust Patisserie, terkenal dengan cheesecake-nya yang legendaris.

Toko itu adalah rumah kedua bagi Eunhye, seorang perempuan muda dengan wajah cantik namun sikapnya dingin seperti musim dingin yang hampir tiba.
Eunhye memiliki kebiasaan tetap: ia selalu memesan sepotong classic cheesecake setiap sore,

duduk di meja dekat jendela, dan menikmati waktu sendirinya sambil membaca buku atau mengetik sesuatu di laptopnya. Para karyawan toko mengenalnya sebagai pelanggan setia yang jarang berbicara lebih dari sekadar menyebutkan pesanannya. Namun, ada satu hal yang belum Eunhye ketahui—pemilik toko kini telah berganti.

Mingyu, pria hangat dengan senyuman yang mampu mencairkan hati siapa pun, baru saja mengambil alih toko dari ibunya.

Wanita tua itu telah mengelola toko dengan penuh cinta selama puluhan tahun, tetapi kesehatannya yang semakin memburuk membuatnya harus menyerahkan tanggung jawab itu kepada putranya. Meski Mingyu sempat ragu-ragu, ia akhirnya setuju, melihat ini sebagai kesempatan untuk melanjutkan warisan keluarga sekaligus memberikan warna baru pada toko tersebut.

Hari pertama Mingyu bekerja di toko, ia menyingsingkan lengan baju dan langsung menyapa pelanggan dengan antusias. “Selamat datang di Golden Crust! Apa yang bisa saya bantu hari ini?” katanya dengan suara ramah kepada seorang wanita muda yang baru saja masuk. Namun, saat wanita itu mengangkat wajahnya, Mingyu menyadari bahwa ini bukan pelanggan biasa.

Eunhye mengernyitkan alis. Ia terbiasa melihat ibunya Mingyu di balik konter, bukan pria muda dengan senyum lebar yang terasa terlalu mencolok di pagi yang dingin itu. “Classic cheesecake,” katanya singkat, tanpa basa-basi.kemudian sambil mengetik naskah nya yang harus dia selesaikan hari ini.

“Ah, penggemar cheesecake , ya?” balas Mingyu sambil tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana.
Eunhye hanya mengangguk tipis, pandangannya segera beralih ke luar jendela. Namun, Mingyu tidak menyerah. Ia diam-diam mencatat bahwa pelanggan yang satu ini adalah teka-teki menarik yang ingin ia pecahkan.

Hari itu menjadi awal dari pertemuan pertama mereka—dua pribadi dengan dunia yang berbeda, satu bersifat dingin dan menjaga jarak, yang lain bersinar hangat dan penuh semangat. Akankah cheesecake yang manis menjadi jembatan yang menyatukan mereka? Ataukah perbedaan itu terlalu besar untuk dijembatani? Musim gugur di Seoul akan menjadi saksi kisah mereka yang perlahan-lahan terungkap.

The sweet taste of love : A Cheesecake Love story in seoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang