"Dingin...sayang...ough..."
Ayu meletakkan ice cream diatas tubuh Handi, menatap hasil karyanya dan langsung mengabadikan dalam foto. Menyimpan kembali ice cream di tempatnya, melumat bibir Handi dengan lembut, melepaskan ciumannya dengan berpindah ke bagian tubuh yang lain. Handi hanya bisa mengeluarkan desahan dan erangan dari bibirnya, tangannya memegang rambut Ayu yang bergerak semakin kebawah.
"Han...kamu ingat pertama aku muasin ini?" Ayu memegang penis Handi dengan menggerakkannya pelan "Pertama kali aku ngerasain sperma didalam yang langsung aku muntahin, kamu ingat?" Handi menganggukkan kepalanya "Sekarang aku jadi suka telan sperma, kamu bilang sehat dan aku seksi waktu cairan itu di mulut, aku melakukannya untuk kamu."
Ayu menjilati penis Handi perlahan dengan tangannya yang bermain di buah zakarnya, memasukkan penisnya kedalam mulut dan mulai menggerakkannya pelan, gerakan pelan menjadi cepat dan kasar yang membuat suara desahan Handi semakin keras.
"Sayang...ough...ahhh..." Handi teriak, mendesah atas apa yang dilakukan Ayu "Ah...sayang...aku nggak kuat."
Handi mengakui teknik permainan mulut Ayu semakin bagus, akhirnya dirinya menyerah dengan keluar dalam mulut Ayu. Tubuhnya melemas setelah cairannya keluar, Ayu mendekati Handi memperlihatkan mulutnya yang penuh dengan cairan miliknya yang langsung ditelan. Handi melumat kasar bibir Ayu tidak peduli dengan cairan yang ada di mulutnya.
"Sekarang giliranku, sayang. Aku nggak akan ngampuni kamu." Handi meremas lembut payudara Ayu.
"Lakukan, sayang...kita wujudkan semua imajinasi kita dulu."
Handi beranjak dari ranjang, berjalan mendekati lemari dan membukanya. Ayu menatap apa yang dibawa Handi, melangkah mendekat dan memberikan pada Ayu barang yang dibawanya.
"Aku sudah menebak kamu akan melakukan ini." Ayu tersenyum melihat barang yang dipegangnya "Kamu akan mengikatku dimana? Ranjang?"
"Tentu tidak, sayang. Kamu pasti tahu dimana tempatnya, kita ke kamar yang lain." Handi memegang tangan Ayu dengan membawanya ke kamar lain.
Ayu sudah tahu isi dari kamar ini, ruangan yang dipakai untuk ruang kerja Handi dan pastinya tempat untuk mewujudkan imajinasinya selama ini. Ayu yang paham langsung berbaring di papan, membuat tanda X dengan tangan dan kaki terbuka lebar. Handi memasang tali di tangan dan kaki Ayu, papan yang dibuat berbaring bisa dibuat berdiri, Handi membuatnya berdiri dan melihat penampilan Ayu langsung mengambil ponsel untuk menjadi arsip mereka.
"Kamu sempurna, sayang. Kamu sudah siap?" Handi membelai vagina Ayu sebelum akhirnya memasukkan dildo kedalam.
"Ah...Han..." Ayu mendesah ketika dildo masuk kedalam.
Handi mulai menyalakan dengan kecepatan kecil, melihat Ayu yang hanya diam seakan tidak memberikan dampak apapun. Menambah kecepatan perlahan sampai akhirnya pada batas maksimal, Ayu mulai bergerak tidak menentu yang membuat Handi mendekatinya dengan melumat payudaranya.
"Han...ough...nikmat..." Ayu menggelengkan kepalanya sambil sesekali memejamkan matanya dengan tangan terkepal "Han...aku...ah...nggak kuat..."
Handi menghentikan dildonya yang mendapatkan tatapan tajam dari Ayu, melepaskan ikatan pada tangan dan kaki, mengangkat Ayu dengan menundukkan badannya seperti hewan. Handi memasang ikatan yang biasanya dipakai hewan, mengambil ponsel dan mengabadikannya sebelum memulai permainan.
Menampar bokong Ayu pelan, penisnya dimasukkan kedalam vagina Ayu yang tampaknya sudah basah. Desahan dan erangan terdengar dari bibir Ayu ketika penis Handi masuk kedalam semuanya, Handi memegang ikatan yang di leher Ayu menariknya pelan dengan memukul bokong Ayu pelan agar jalan.
"Coba jalan sampai kamar, sayang. Kita nikmatin permainan yang ada dalam imajinasi kita selama ini."
Ayu berjalan pelan seperti yang dikatakan Handi, merasakan penisnya yang bergerak mengikuti langkah kaki dan tangannya. Ayu sama sekali tidak menyangka akan melakukan ini semua, gerakannya sangat pelan seakan merasakan sentuhan didalam. Handi melepaskan ikatan dan juga penyatuan mereka, menggendong Ayu menuju ranjang mereka dengan mencium bibirnya dalam.
Memasukkan kembali penisnya dan mulai bergerak kasar, Ayu hanya diam membiarkan apa yang dilakukan Handi. Tangan Ayu hanya membelai wajah dan rambut Handi dengan suara desahan setiap kali mendorong semakin dalam, mereka mencapai klimaks berkali-kali dengan akhir tidur berpelukan.
"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu." Handi mencium kening Ayu dalam sambil mempererat pelukannya.
Ayu bangun terlebih dahulu, badannya sangat lelah. Menatap jam dan tampaknya harus menyiapkan sarapan untuk Handi, tidak lama lagi waktunya bekerja. Melepaskan pelukan dengan beranjak ke dapur untuk menyiapkan semuanya, menatap ponselnya dimana terdapat pesan dari Paul yang langsung dibalasnya.
"Kenapa?" tanya Ayu saat menatap Handi yang duduk di meja makan.
"Pemandangan yang aku impikan selama ini, kita berpisah hari ini?"
"Kalau aku bilang seminggu disini gimana?" Handi menatap tidak percaya "Aku akan menjadi istrimu selama seminggu, tapi gimana kamu ijin sama istri?"
"Aku akan mengaturnya, bagaimana kalau kita keluar kota? Honeymoon yang kita impikan."
"Kerjaan kamu?"
"Kamu lupa aku bisa kerjain dari rumah? Jadi bagaimana?" Handi menatap penuh harap.
"Batu? Kamu tahu honeymoon yang bagaimana imajinasi kita." Ayu menatap dalam Handi yang menganggukkan kepalanya "Baiklah, aku siapkan semuanya."
"Aku kerja dan kamu siapkan pakaian selama disana, kita berangkat sore ini. Bawa pakaian seksi, tapi sepertinya kita cuman di kamar."
"Nggak masalah, penting aku bisa merasakan honeymoon sama kamu. Terima kasih, Han. Aku senang kita ketemu lagi dan bisa mewujudkan imajinasi yang sering kita bicarakan dulu, kita buat kenangan indah selama honeymoon nanti." Ayu memeluk Handi dengan mencium bibirnya dalam.
"Apapun demi kamu, sayang."
Part ini belum update dimana2, mau tanya enaknya Ayu sama Handi bersatu atau nggak? Ketahuan sama Paul (suami Ayu) nggak? Ayu hamil anak Handi?
KAMU SEDANG MEMBACA
End You (Short Story)
Short StoryWarning! Cerita 21+ Harap Bijak dalam Membaca, jangan asal main report