PART 9

1.3K 33 4
                                        

Happy Read

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Read

---

21+

Untuk kali ini, Tuhan masih sayang dengan Spring karena Nevan hanya mengusap pahanya saja, dan tidak melakukanya sampai ke hal yang berbahaya. Pria berahang tegas, dan selalu menunjukkan ekspresi dingin itu kini sedang memegang sendok dan garpu dengan keahlian, setiap gerakan tangan yang terkontrol dan penuh perhatian menunjukkan pelatihan dalam etiket yang sempurna. Ketika mengambil suapan, Nevan melakukannya dengan hati-hati, memastikan tidak ada suara berlebihan, dan mulutnya tertutup rapat saat mengunyah, seolah mematuhi norma-norma tinggi dalam etika makan. Wajahnya tenang, penuh fokus, seolah menikmati setiap rasa dari hidangan yang disajikan dengan penuh kehati-hatian di hadapannya.

Tanpa disadari, Spring sempat terpukau dengan cara Nevan menikmati hidangan di depannya. Seperti bangsawan, yang sudah terbiasa dengan tata krama yang diajarkan oleh keluarganya. Nevan Killian Star bukan sekedar pria dingin berparas tampan nan dominan. Dia juga pewaris tunggal dari konglomerat David Khatler Star, yang di mana semua orang di negara ini tahu siapa keluarga ini.

"Apakah kakek dan nenekmu baik-baik saja Nak?" Collin memulai pembicaraan pertama, sejak makan malam dimulai dan suasana menjadi hening.

Nevan menyesap wine yang sudah tersedia. "Tidak masalah Tuan Collin, mereka hanya sedang sedikit sibuk saja," jawabnya dengan nada berat. Setiap kali dia berbicara, suaranya penuh ketegasan dan percaya diri yang dominan.

Manik gelapnya yang tajam, mampu membuat lawan bicaranya tidak berani menyelanya.

"Syukurlah jika Tuan David dan Nyonya Ariana sehat selalu," lontar Flora dengan raut wajah lega.

"Keluarga Star sangat berpengaruh di negara ini, terutama bisnis properti mereka. Sangat hebat sekali," puji Charles setelah memasukan potongan dessert yang dihidangkan. Nevan tidak menjawab, hanya tersenyum tipis yang bahkan semua orang di situ tidak menyadarinya.

"Mengenai pernikahan kalian, apakah kalian sudah memutuskan kapan diberlangsungkan?" lanjut Collin melirik ke arah Spring lalu Anastasia.

"Aku ingin menikahi Rose, minggu depan. Jangan khawatir masalah biaya, serahkan semuanya padaku," sela Nevan tegas, menyuarakan jika pernyataan itu tidak bisa dibantahkan. Semua orang yang berada di ruang makan diam, sekaligus terkejut mendengar kalimat Nevan. Termasuk Spring yang hampir saja jantungan. "Nev, apa tidak terlalu cepat?" tanya Spring pelan, memberanikan diri.

Pria bermanik selegam arang itu, menatap Spring dingin. Menandakan jika dia tidak mau dibantah dalam bentuk apapun.

"Waw, kau rupanya tidak sabar menikahi adikku ya," komentar Anastasi dengan nada bercanda.

"Sesuatu yang sakral harus cepat disegarakan. Bukankah begitu Rose?" tatapan Nevan kembali ke arah Spring, kini tangan kekarnya meremas pelan tangan Spring.

Under His ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang