2. FRIENDS 🩺

3 2 0
                                    

Pagi itu berjalan seperti biasanya, Raka mengambil sebuah kunci motor Dan juga tas yang selalu ia letakkan di meja belajarnya dan langsung mengaca didepan kamar mandinya.

"Yoi! Setampan Keung-to gua mah!" Ucap Raka dengan pedenya sembari merapikan surai lebatnya. Lalu ia pun berjalan keluar sambil memakai tas hanya di salah satu pundaknya.

Hingga sesampainya di bawah tangga, netra biru laut itu terdiam mengunci sosok yang tengah asik berhadapan dengan laptop dihadapannya. Raka pun cepat cepat turun sebelum netra ungu itu menangkap kehadirannya.

"Heh, mau kemana lo?"

Raka tersentak, ia mengumpat mati matian saat mengetahui bahwa netra itu berhasil menyadari kehadirannya. "Mampus, mampus, mampus.... Mati gua...". Akio pun membalikkan tubuhnya, mendapati bahwa sosok gagah itu sudah berada didepannya.

"Gua mau nanya dulu bentar"  Ucap Reza dengan nada dinginnya Dan dengan tangan yang ia silangkan didepan dada bidangnya.

"Gua mau ke sekolah, kak..."

Buk!

"Emang gua peduli!?"

Raka pun menggerang saat kakaknya mencengkram kuat kerah seragamnya sembari mendorongnya dengan kuat hingga terpepet oleh dinding dibelakangnya. Tatapannya terlihat penuh dengan amarah, membuat Raka tak berani mengatakan apa apa.

"Sekarang jawab pertanyaan gua, ngapain aja lo semalam?"

"Cuma kayak biasanya, kak..."

"Terus apa!? Rumah belum beres! piring belum bersih! Baju juga belum dicuci kan!?"

"Su-sudah, kak...."

"Sudah apanya!? Liat tuh" Reza memaksa adiknya menoleh dengan cara mencengkram pipinya, membuat wajah kecil itu menengok Dan melihat setumpuk baju kakaknya yang baru saja Reza pakai tadi malam belum sempat ia cuci di pagi harinya.

"Gua pokoknya gak mau tau, besok gak boleh sampe ada kayak gini lagi... Atau gak..."

Bugh

Bugh

"Erghhh..." Pukulan itu tempat mengenai ulu hatinya, membuat Raka tersungkur sembari menggerang dan memegangi perutnya saat Reza melepaskan cengkramannya.

"Kalo gak, nanti bakal gua kasih dua kali lipat" Reza pun pergi berjalan, meninggalkan Raka yang sedang kesakitan sendirian dengan lebam yang tepat berada pada ulu hatinya.

"Dan satu lagi, gua masih belum maafin elu tentang apa yang terjadi sama orangtua kita"

Ucapan itu jelas terdengar di telinganya, membuat moodnya yang semulanya bagus untuk memulai hari kini berubah 180° akibat kejadian kecil yang terjadi.

Raka pun mengambil kembali tasnya, berjalan tertatih menuju pintu keluar sembari menahan mual yang timbul akibat pukulan Selamat pagi Dari kakaknya.

§
§
§}
§
§

Setibanya sosok itu di sekolah, ia berusaha berjalan se normal mungkin walaupun ia sebenarnya masih mati matian menahas nyeri dan mual disaat yang bersamaan, bagaimanapun, ia cukup popular dan lumayan menjadi idaman para gadis gadis di sekolahnya, sehinggaia ingin menjaga imagenya!

"Bro! Kami disini!" Deon, salah satu anggota geng motornya itu melambai Dari area koridor kelas, bersama Arya dan Zean disisinya.

Raka senangnya bukan main, para anggotanya sekaligus sahabat karibnya akhirnya bisa berkumpul bersama lagi. Tanpa pikir panjang, Raka berlari kearah mereka sambil memeluk mereka hangat. "Damn... Akhirnya kita bisa bareng lagi..."

A Boy's HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang