3. Adopsi? 🩺

1 1 0
                                    

Seperti biasa, sepulangnya empat sejoli itu Dari sekolah, mereka tak mungkin melupakan ritual kebut kebutan mereka, hingga Maghrib pun hampir tiba.

"Balik yuk, dah mau Maghrib nih" Ajak Arya.

"Ya elah, ya. Baru juga sejam kita main main, masa sudah mau udahan?"

"Maghrib, ka... Maghrib. Pulang aja dah."

"Ya udah deh, see you tomorrow, guys!"

"Yoi"

Mereka pun melajukan motor mereka masing masing menuju rumah mereka, pun dengan Akio yang sedang berada di jalan raya dengan motor kesayangannya.

Tak butuh waktu lama, kini motor itu sudah ia parkirkan dengan apik di garasi rumahnya. Raka pun berjalan menuju pintu utama, tapi kecurigaanya timbul diasaat ia melihat sebuah mobil yang terparkir apik di garasi juga.

Hingga saat ia mendorong daun pintu utama, ia melihat sang bibi, Reza dan sepasang suami istri yang tampak duduk berhadapan dengan Reza.

Raka pun berjalan mendekati dengan ragu, kepalanya penuh dengan pertanyaan.

"Eh, ka akhirnya datang juga kamu. Kenalin ini Dirga sama Asca yang bakal jadi ayah sama ibu kamu nanti."

Raka tersentak, seketika netranya membulat dan pikirannya penuh dengan pertanyaan. "Ma-maksud tante?"

"Disini Reza sama Raka bakal jadi anak angkat mami papi... Mau kan?" Ucap Asca dengan lembut, membuat Raka memgalihkan perhatiannya pada Reza yang tengah duduk sambil menyilangkan tangannya di dada.

Tapi tanpa Raka sangka sangka, Reza tersenyum sembari meletakkan tangannya di meja, seolah ingin dimanja oleh kedua calong orang tua barunya. "Jadi mami sama papi bakal tinggal disini?"

"Iya dong, papi sama mami bakal disini terus, nemenin kalian. Dan apapun yang kalian minta, pasti bakal papi turutin" ucap Dirga seraya mengusap surai lembut milik Reza.

Raka menggeleng, bafinya kehidupannya ini sudah cukup walaupun tanpa figur sebuah keluarga, tapi disaat netra itu melihat bagaimana senyuman tulus sang kakak kepada mereka, membuat Raka tak bisa berargumen apa apa.

"Makasih ya, semoga kalian mau menerima papi sama mami dengan baik" ucap Asca yang kini juga ikut mengusap surai lembut kakaknya.

Melihat itu, membuat hati Raka berdesir pedih. Bahkan orang tua angkatnya pun berlaku sama seperti kedua orang tua kandungnya. Sama sama lebih mempedulika Reza dibanding dirinya.

Flashback on
Di Muslim penghujan, kedua anak yang baru saja pulang dari sekolah harus basah basahan akibat kedua orang tuanya tak dapat menjemput mereka dan mereka terpaksa pulang tanpa payung ataupun jas hujannya.

Segera, sang ibunda menyambut sang kakak tanpa menghiraukan suara mengi yang mulai terdengar Dari SI bungsu. "Ampun nak... Kamu kenapa hujan hujanan?"

"Gak sempet, mami..." Cicit Reza selagi sang ibunda mengambilkan handuk untuk anak sulungnya.

Sementara Raka menarik narik pelan dress yang dipakai ibundanya, berusaha mencuri perhatiannya. "Mi... Adek... sesek..." Cicit Raka dengan suara lirihnya disertai dengan mengi halus darinya.

"Tck! Apaan sih, ka? Kamu udah gede kan? Urus sendiri aja diri kamu!" Ucap sang ibunda sambil masih asik mengeringkan anak sulungnya.

Raka merasa sakit hati, ia pun dengan lemas mengambil inhaler dari kamarnya dan mendudukkan tubuhnya yang lemas dan basah itu pada lantai kamarnya.

Tes
Tes
Tes

Deru air mata jatuh ke pipinya, di detik itu, Raka sadar bahwa dirinya tak pernah tampak berharga di mata keluarganya
Flashback off

Disebabkan memori itu, Raka segera berlari masuk ke kamarnya, menutup pintu rapat rapat dan segera menenggelamkan wajahnya pada bantal kesayangannya.

Ia tau, bahwa itu bukanlah kesempatan buruk untuk mencoba kehidupan baru bersama mereka, tetapi ia juga merasa deja Vu ketika melihat hanya sang kakaklah yang dibelai oleh mereka.

§
§
§}
§
§

Tanpa disadari, pagi pun tiba. Burung burung menyanyi dengan merdu disertai tiupan angin yang menambah syahdu. Hingga perlahan sinar Dari sang mentari membangunkan remaja yang tampaknya baru bisa tidur setelah lewat dari jam dua malam.

"Duh... Gua masih ngantuk..." Raka pun menggaruk garuk kepalanya yang sejujurnya saja sama sekali tidak gatal, ia hanya kesal karena harus bangun dan turun sehingga ia bertemu dengan keluarga barunya. Tapi sebuah suara berhasil mengejutkannya.

"Adek... Turun dulu nak, mami sudah buatin sarapan untuk kalian" Ucap Asca yang tampaknya terdengar dari lantai bawah.

Raka kaget bukan main, ia merasa kehangatan yang sebelumnya belum pernah ia rasakan. Entah apapun itu, tapi rasanya sungguh nyaman hingga membuat Raka memegangi dadanya. Apakah itu... Yang orang sebut dengan perhatian?

Raka pun bergegas mandi dan memakai hoodie favoritnya, lalu turun ke bawah dengan tergesa gesa. Melihat itu pun, membuat Dirga segera bertindak. "Loh, loh, loh, dek. Jangan lari lari di tangga"

"Hehe, gak papa kok, ehh... umm... Papi..."

Dirga pun terkekeh kecil, melihat si bungsu yang tampaknya belum terbiasa dengan panggilan itu. Ia pun merangkul si bungsu Dari belakang dan mengajaknya menuju ruang makan. "Hahaha... Gak papa dek, panggil aja papi kayak biasanya. Papi malah seneng kok"

"Ohh... Iya"

"Nah, karna semua sudah kumpul, yuk sarapannya dimakan. Mami sudah bikin sandwich spesial untuk keluarga mami!" Asca pun menyajikan empat piring sandwich untuk keluarganya, lalu ia ikut duduk bergabung bersama mereka di meja makannya.

Dan bagi Raka, ia termenung sejenak, rasa hangat yang menyelimutinya terasa begitu nyaman, rasa yang sebelumnya tak pernah ia alami, walaupun kecurigaan itu masih belum meninggalkannya hingga detik ini.

"Adek nunggu apa lagi? Ayo dimakan dek"

"Oh, iya, umm... Mami..."

Dirga dan Asca saling bertatapan, sembari terkekeh kecil melihat sulungnya yang belum terbiasa memanggilnya dalam sebutan 'mami dan papi'. Tapi disamping semua itu, Raka tentu menyadari tatapan tajam yang terus saja mengintainya sejak tadi. Yup, Reza disana, dengan segala tatapan dingin dan mencengkramnya, membuat Raka tetap waspada walaupun dalam kehangatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
































































Guys! Rekor baru! Mumpung aku lagi dikasih waktu istirahat pasca operasi, otakku lagi encer buat nulis cerita satu ini.

Semoga kalian enjoy ceritanya ya. Dan tolong ditandai kalo semisal aku typo🙏🏻

Jangan lupa untuk vote Dan komen, terimakasih😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Boy's HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang