Paper

66 6 0
                                    

Dark
Paper

[]

Mulanya hari ini biasa. Tapi jadi beda. Kalian tau kenapa? Ada kiriman pos. Di rumahku. Yang tidak pernah dapat kiriman pos sekalipun. Aneh? Tentu saja!

Isinya kertas. Hanya selembar kertas. Dengan simbol api di pojoknya. Apa maksudnya? How weird! Mengirimkan selembar kertas?! Apa mungkin salah kirim? Aku langsung menggeleng begitu melihat amplop pengirimannya.

Caroline Black
Bruckens st. 13

Tentu saja itu benar. Aku menggeleng frustasi. Theo. Nah, mungkin dia punya solusi untuk itu.

Aku langsung ngeline Theo.

Car: theo, aku dapet kiriman aneh coba.

Theo: aneh gimana car?

Car: ya aneh aja. Masa ngirimin selembar kertas kosong.

Theo: beneran?

Car: yakali boong aku sampe ngeline gini

Theo: eh iya-iya. Kali aja kertas bersandi car!

Car: sandi apa?

Theo: ya sandi rahasia gitu. eh, kalo sandi biasanya ada kodenya gitu. tapi kata lo kertasnya kosong kan?

Aku mengernyit. Sebenernya kertasnya ngga kosong juga sih...

Car: ada simbol api sih... tapi apa maksudnya?

Theo: itu artinya tulisannya bakal keliatan kalo lo deketin tulisannya ama api, neng.

Car: gitu? Makasih theo. Bye!

Aku nyengir, bahagia. I'll try this. Punya temen anak lintas alam emang enak hehe.

Aku segera menyalakan kompor, dan kertasnya kudekatkan ke api. Benar saja, dalam 13 detik tulisan muncul dari kertas itu. Tulisannya cukup jelas. Tapi apa maksudnya?

Tinggalkan kota ini sebelum tanggal 13. Dad sayang padamu.

Hell! Apa maksudnya? Seseorang, mengaku dad, yang tidak pernah muncul dan tiba-tiba menyuruhku pergi? Apa aku tampak sebodoh itu?

[]

Hoam. Pagi. Aku berangkat pake bis. Nggak, ferrari hitam itu terlalu mencolok perhatian. Halte ini sepi lagi. Tapi tidak sesepi kemarin, dalam 10 menit ada bus lewat. Busnya agak aneh. Aku tak pernah melihat bus tipe ini.

Bagian dalam bus itu juga agak berbeda. Aku hanya duduk tanpa bertanya. Busnya berjalan. Aku melihat jendela. Jalannya kelihatan berbeda. Seperti... jalan di masa lalu?

Aku menggelengkan kepalaku. Bis berhenti. Ada satu pria masuk. Pria itu aneh. Badannya hitam besar dengan ekspresi keras yang mengingatkanku pada bison. Dia keliatan mengendus. Aku merapatkan tubuhku ke jendela. Dia duduk di belakangku.

Sepanjang perjalanan, aku duduk takut-takut. Saking takutnya aku langsung bayar, turun dan lari. Padahal belum sampai sekolahku.

Aku terengah-engah. Ini dimana? Aku mengaktifkan ponselku. Tidak ada sinyal. Sial.

Aku menatap sekeliling. Mencoba mengaktifkan GPS. No signal. Matilah aku. Dimana ini? Sepi sekali.

Aku melirik jam. Jam 7 kurang 10. Kalo aku nggak pergi sekarang, aku mendapat jaminan terlambat. Dan percayalah, terlambat di pelajaran fisika itu nggak enak.

Aku menengok kebelakang. Seperti ada yang mengikutiku. Aku menggeleng, perasaanku saja. Aku segera berlari, mencoba menemukan rumah terdekat. Tapi tak ada satu rumahpun disini. Kosong. Apa ini neverland? Aku menemukan satu pohon yang cukup besar lalu berlari bersembunyi.

Langkah-langkah besar menyusul jalanku. Aku gemetar. Apa itu raksasa? Geraman sesuatu mengagetkanku. Makhluk itu tepat di belakangku. Makhluk besar. Berbulu. Seperti bison. punya tanduk. Menyeramkan. Makhluk itu, ada tepat di belakang tempatku bersembunyi. Aku gemetar, tak bisa melakukan apapun.

Biarlah aku mati, biar. Ada kilatan cahaya didepanku.

Aku mengerjapkan mataku. Silau. Setelah mengucek-ucek mata sambil gemetaran, aku mencoba melihat apa yang terjadi.

Apa maksudnya?

Justin?

DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang