Translate by : RikaCitra06****
Aku duduk dan melihat kantong camilan di atas meja. Hari ini mereka mengirimkannya lagi... Aku sebenarnya tidak terlalu suka makan camilan, tapi aku sering harus menerimanya karena aku takut menyakiti orang yang memberikannya kepadaku. Aku makan beberapa, dan jika aku tidak terlalu menyukainya, aku tidak akan memakannya.
Tapi aku tidak tahu siapa yang mengirimnya kepadaku... Sudah sebulan sekarang. Itu dikirimkan oleh seorang mahasiswa kedokteran tahun kedua yang wajahnya agak familiar, tapi tidak sepenuhnya.
"Ini lagi?" tanya Arthit sambil terus menatap layar ponselnya.
"Hmm."
"Dia rajin ya?"
"Ya."
"Kalau aku, aku sudah menyerah."
"Oh, ya." Aku mengangkat bahu, tidak peduli dengan tulisan tangan yang tidak familiar itu. Tapi aku yakin ini orang yang sama yang mengirim pesan kepadaku saat istirahat, yang mengatakan "Aku sangat menyukaimu."
Saat itu, aku pikir dia adalah mahasiswa baru, tapi saat semester dimulai, dia mengirim surat tanpa kata penghormatan.
Aneh...
Mungkin dia salah ketik.
Pasti mahasiswa tahun kedua...
Awalnya, saat aku membaca surat itu, aku pikir itu lucu. Banyak orang yang mengirimkan surat kepadaku, tapi tidak ada yang pernah mengatakan bahwa mereka sangat menyukai ku, jadi aku pikir itu lucu. Itu saja.
"Oh, Fah."
"Apa?" Aku melihat Hill, yang memanggil namaku.
"Aku sudah memberi tahu Phoon."
"Apa?"
"Jangan lupa berterima kasih."
"..."
"Apa dia menghindar darimu?"
"..."
"Aku serius."
"Hmmm." Aku mengangguk. Aku pikir Hill akan mengatakan seperti itu. Hill adalah orang yang mendorongku untuk berbicara dengan Phoon selama ini. "Tidak apa-apa. Itu hanya soal membeli makanan untuknya."
"Kenapa harus beli makanan untuknya?" kata Johan, yang sedang berbaring di bangku.
"Dia Nongku."
"Nong?"
"Ya, kenapa?" Aku mengangkat alis dan bertanya penasaran. Jo berdiri dan duduk kembali.
"Tidak ada." Orang di depanku itu mengangkat bahu dengan ringan. "Kenapa kau tertarik sekarang? Ini sudah setahun dan tidak ada yang terjadi."
"Aku bilang, aku benci diabaikan."
"Jadi dia tidak mengabaikanmu lagi?"
"Kami cuma berbicara sedikit."
"Aku sudah tahu, ini tentang saat North dan Ter datang ke kamar Phoon hari itu," kata Johan dan menoleh ke Hill. "Mereka ngotot ingin pergi. Aku kira itu pasti sesuatu yang penting."
"Hmmm." Hill mengangguk. "Menurut mu itu apa?"
"Tentu saja itu karena Fah. Dan ada surat dengan camilan yang dimakan Thit, aku rasa kata-kata yang tertulis di surat itu mirip dengan apa yang akan dikatakan North. Mungkin North yang menyarankan itu. Aku tidak tahu siapa Nong yang bernama Daotok itu, tapi aku kira dia yang berpikir untuk rencana itu. North dan Ter mungkin tidak akan memikirkan rencana seperti ini. Tapi mungkin ada orang lain..."

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] SOUTH : BESIDE THE SKY
Romance=AUTHORIZED TRANSLATION= Ini adalah terjemahan resmi bahasa Indonesia dari novel Thailand dengan judul yang sama karya Howlsairy. . . . Karena kau adalah satu-satunya langitku. Baik dulu maupun sekarang... Typhoon: Seolah aku jatuh cinta berulang k...