Setelah perjalanan kami ke Jepang berakhir, aku merasa sangat sedih. Aku benar-benar menikmati perjalanan ini: tempat-tempatnya, orang-orangnya, suasananya, dan terutama kebersamaannya. Perjalanan ini tidak hanya memungkinkan kami menghabiskan lebih banyak waktu bersama, tapi juga memberikan banyak kenangan indah. Walaupun sedih, Phi Fah berjanji akan membawaku ke banyak tempat lainnya.Sepertinya salju turun setelah kami kembali. Kami merayakan Tahun Baru bersama paman dan bibi. Aku merasa senang bisa bersama mereka; perayaannya hangat dan sederhana. Tahun Baru kali ini aku tidak memulainya sendirian seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dua hari setelah perayaan Tahun Baru, perkuliahan dimulai. Aku memutuskan untuk keluar dari universitas untuk mengganti jurusan. Aku sudah merencanakan ini sejak lama, tapi belum menemukan waktu yang tepat. Sekarang, dengan dimulainya semester baru, inilah saatnya. Orang yang paling kecewa dengan berita ini adalah Ter, tapi dia mengerti, meskipun sempat mengeluh sedikit.
Belajar untuk ujian masuk program baru mengingatkanku pada saat aku mempersiapkan diri untuk belajar kedokteran. Aku tidak pernah pandai dalam hal ini, dan belajar serta menghafal semuanya sangat sulit, terutama karena itu bukan mimpiku. Itu adalah penyiksaan. Tapi sekarang, belajar untuk jurusan fotografi sangat memotivasiku.
Pikiran tentang dikelilingi oleh teman-teman yang juga menyukai fotografi membuatku bersemangat. Kami pasti akan membicarakan kamera dan pergi keluar untuk mengambil foto bersama. Membayangkannya saja sudah menyenangkan.
Ujianku akan berlangsung dalam dua bulan. Aku sudah meninjau semua materi, yang tersisa hanyalah berlatih dengan soal-soal dari ujian sebelumnya. Setiap kali berlatih, aku mendapatkan hasil yang baik. Jika aku kesulitan dengan sesuatu, Phi Fah selalu membantuku.
Setelah pulang dari Jepang, Phi Fah memintaku pindah ke kondominium miliknya. Tanpa menunggu jawabanku, dia sudah memindahkan barang-barangku ke sana. Sekarang, kamarnya juga dipenuhi dengan barang-barangku. Tanaman yang kutanam di atap asrama kutitipkan kepada penjaga asrama untuk dirawat, meskipun beberapa kubawa ke balkon kondominium. Di salah satu sudut kamar, Phi Fah memasang rak baru untuk kameraku, yang membuatku sangat senang.
Hal lain yang membuatku bahagia adalah orang-orang mulai menghubungiku untuk mengambil foto. Aku mengunggah beberapa hasil fotoku di sebuah halaman yang kubuat dan meminta semua orang untuk membagikannya, termasuk Phi Hill, Phi Jo, dan Phi Fah. Halaman itu mulai mendapatkan banyak pengikut.
Aku berbicara dengan Phi Fah tentang menerima pekerjaan fotografi setelah ujianku. Sekarang, ada sebuah toko pakaian yang menghubungiku untuk mengambil foto promosi. Ini adalah awal yang baik.
"Kenapa kau tersenyum begitu lebar?" tanya Phi Fah dengan suara akrab dari belakang. Dia mendekat dan mencium pipiku. Saat aku berbalik, aku melihatnya mengenakan seragam mahasiswa.
"Aku hanya memikirkan tentang fotografi."
"Ada orang lain yang menghubungimu?"
"Tidak," aku menggeleng. "Aku hanya memikirkan toko pakaian yang menghubungiku kemarin. Aku sangat bersemangat untuk mengambil foto-foto itu."
"Itu bagus," kata Phi Fah sambil tersenyum hangat. "Aku harus ke kelas."
"Iya, belajar yang baik. Hati-hati mengemudi," kataku sambil tersenyum. Tapi dia tampak tidak nyaman, yang membuatku bingung. "Ada apa?"
"Aku tidak ingin kau sendirian."
"Oh, jangan khawatir," jawabku. "Aku tidak ada kelas, jadi aku tidak akan tinggal di kamar. Aku akan keluar untuk belajar."
"Hm?"
"Aku akan belajar di kafe. Jadi nanti, saat kita pergi makan, kau tidak perlu kembali menjemputku."

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] SOUTH : BESIDE THE SKY
Romansa=AUTHORIZED TRANSLATION= Ini adalah terjemahan resmi bahasa Indonesia dari novel Thailand dengan judul yang sama karya Howlsairy. . . . Karena kau adalah satu-satunya langitku. Baik dulu maupun sekarang... Typhoon: Seolah aku jatuh cinta berulang k...