Hari ini aku pulang sedikit lebih sore dari biasanya.
Aku dan Honchan menyempatkan waktu untuk belanja bahan makanan di toko karena bahan makanan di rumahnya sudah hampir habis. Dan ketika aku sudah sampai di rumah, jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Satu jam lebih lambat dari biasanya.
"Aku pulang..."
"Ayunda! Selamat datang kembali."
Suara riang adikku terdengar dari arah dapur begitu aku memasuki rumah. Gantian giliran dia yang memasak untuk satu hari ini. Lekas aku melepas sepatu dan kaos kakiku dan kembali menaruh sepasang sepatuku ke rak sepatu. Aroma khas telur dan ayam goreng tercium masuk ke lubang hidungku. Aku berani bertaruh kalau dia saat ini pasti membuat Katsudon, salah satu makanan favoritku. Apalagi untuk seorang sepertiku yang membutuhkan tenaga besar untuk latihan bela diri. Tetapi ketika aku hendak masuk ke kamar, aku mendengar ada suara seperti ular mendesis di dapur. Apa jangan-jangan...
Ini seperti suara orang yang sedang menumis makanan? Untuk apa? Setahuku Katsudon tidak memerlukan bahan lain untuk ditumis. Lalu apa yang sedang dimasaknya malam ini?
"Ayunda, ayo tebak hari ini aku masak apa?"
Hisami mulai coba-coba untuk memancingku menebak apa yang sedang ia buat di dapur. Aku benar-benar tak ada bayangan apa yang sedang dia masak hari ini. Bau ayam goreng tapi ada suara tumisan ringan. Asal saja aku memberi jawaban.
"Nasi goreng?"
"Ya benar! Ayunda ku memang hebat!"
Hah? Padahal aku hanya menjawab sembarangan. Aku bahkan tidak masalah kalau "Nasi Goreng" bukan jawaban yang benar. Ternyata dia benar-benar memasak makanan itu. Aku jadi sedikit merasa rindu.
Nasi Goreng adalah makanan yang pertama kali aku ajarkan cara membuatnya kepada adikku ketika kami masih kecil. Dulu setiap hari akulah yang paling banyak bertugas di dapur. Tapi seiring berjalannya waktu, ia mulai mencoba untuk berlatih memasak sendiri dan hasilnya pun sudah bisa ditebak. Sangat enak.
"Mandilah dulu, Ayunda. Air hangat nya sudah bisa dipakai."
"Baiklah."
Setelah sedikit melempar candaan dengan adikku, aku bergegas masuk ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Lalu meluncur secepat kilat menuju ruang makan. Semangkuk besar Nasi Goreng dengan porsi dua orang sudah tertata di atas meja makan, lengkap dengan piring, sendok, garpu dan segelas air putih yang tidak dingin.
"Hehehe~" Hisami menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil cekikikan menatapku. "Maaf ya sayurnya cuma ada yang beku. Tapi rasanya pasti enak."
Aku bisa melihat ada kacang panjang dan wortel yang sudah dipotong seukuran dadu serta jagung dan kacang polong di tumpukan Nasi Goreng itu. Satu set sayuran beku yang biasa ditemukan di toko toko dengan tambahan potongan ayam katsu, benar-benar memancing perutku untuk segera mencerna makanan itu.
"Aku akan memakannya tanpa penyesalan." ucapku sambil mengambil beberapa sendok Nasi Goreng ke piringku, membagi porsi nya menjadi dua dengan adikku sama persis. "Selamat makan~"
Aku mengambil sesuap nasi di piringku dan memasukkannya ke dalam mulutku, mencoba untuk fokus dengan rasanya tanpa menyadari adikku menatapku agak tegang. Wajar, baru sekali ini dia memasak Nasi Goreng untukku. Dan begitu aku menelannya masuk ke dalam kerongkonganku, aku merasa seperti diterbangkan angin ke luar bumi.
Sialan. Ini enak sekali.
"Jauh lebih baik daripada waktu aku mengajarimu pertama kali. Ini sungguh enak."
YOU ARE READING
Kisah Klasik Keseharian Koikatsu
General FictionMencoba menjauh dari belenggu waktu yang telah berlalu dan mimpi yang terus berulang tanpa akhir, seorang perempuan bersama teman kecilnya membuat klub untuk membantu siswi lain yang mengalami masalah percintaan hingga kehidupan pribadi mereka. Inil...