Rendana Story

134 15 4
                                    

Rendana adalah salah satu wanita cantik yang bekerja di sebuah klinik kesehatan. Dia bekerja sebagai salah satu staff administasi yang bekerja setiap hari senin - jum'at. Jam kerja rendana terbilang cukup lama sekitar jam 07:30 dan selesai jam 17:00. Tapi rendana pasti akan pulang sekitar pukul 18:00, sebab dia harus menyelesaikan semua berkas - berkas pada hari itu juga. Untung saja di akhir pekan dia tidak bekerja.

Rendana hidup bersama ketiga sahabat baiknya. Dia adalah Yeshaya, tetangga sekaligus teman masa kecilnya. Yeshaya sendiri bekerja disebuah salon besar di kota. Karena salon cukup ramai, yashaya tak memiliki jadwal libur yang pasti. Dan dia bekerja dari pukul 09:00 sampai 21:00.

Selain itu, rendana juga berbagi tempat dengan Hera. Seorang wanita super sibuk yang bekerja di sebuah perusahaan besar di kota. Meski dia memiliki hari libur di akhir pekan, nyatanya itu hanyalah kebohongan semata. Sebab, hera sering sekali membatalkan acara bersama mereka di akhir pekan karena pekerjaan yang terus menerus mengganggunya. Apalagi dia menjabat sebagai seorang sekertaris yang mewajibkan dirinya untuk selalu sedia setiap saat.

Dan satu lagi sahabat baik rendana yang tinggal bersama mereka. Dia adalah gisella, orang yang memiliki rumah ini. Satu - satunya orang yang jika tak bekerja tidak akan mendapat pengaruh apapun. Terlahir dari keluarga kaya raya, membuat gisella tak perlu bekerja keras. Namun, dia bukanlah orang yang akan berdiam diri jika di rumah.

Untuk memenuhi kesibukannya, gisella membuka sebuah cafe dan toko bunga yang dia kelola sendiri. Tempatnya tak jauh dari tempat yeshaya bekerja. Keduanya juga sering bertemu atau berangkat bersama ketika akan bekerja.

"Huh!"

Rendana atau rena panggilan akrab mereka sedang menghela nafas panjangnya.

Kebetulan mereka berempat sedang berkumpul bersama. Usia mereka sudah legal untuk menikmati alkohol ataupun wine yang merupakan kesukaan gisella. Besok pun akhir pekan, tiga diantara mereka tidak akan pergi bekerja. Kecuali yeshaya yang memang bertugas jaga besok pagi. Tapi yeshaya orang yang kuat mabuk. Meski dia akan kobam sampai dini hari, paginya yeshaya tetap akan bekerja.

"Kenapa sih ren? Dari tadi kelihatan banyak pikiran gitu".

Tanya hera yang sudah beberapa kali mendengar hembusan nafas panjang sahabatnya.

Rena hanya menatap wajah sahabatnya, dan beberapa detik kemudian dia tiba - tiba menangis kencang.

Huwa!

Huwa!

"Yak! Jangan menangis!".

Teriak yesha panggilan akrab yeshaya.

Yesha tak penasaran dengan apa yang saat ini rena tangisi. Sebab dirinya sudah tahu tentang hal itu. Setiap rena kembali ke rumah untuk sekedar bersinggah atau merindukan kedua orang tuanya. Rena akan berakhir seperti ini.

"Hiks Hiks"

"Kenapa sih?"

Tanya gisella yang sedang sibuk menscroll akun sosial media miliknya.

"Hiks hiks"

Rena tak menjawab pertanyaan dari kedua temannya. Sebab dia malu dan tak ingin mereka menertawakan dirinya. Tapi rena lupa bahwa dia memiliki teman seperti yeshaya.

"Biasalah, habis pulang ke rumah. Pertanyaan yang sama".

Celetuk yeshaya membuat kedua sahabatnya pun berpaling kembali.

Rena pun melemparkan bantal ke arah yesha. Terkadang dia sangat membenci yeshaya, tapi rena akui hanya yeshaya yang bisa mengerti dirinya lebih dari siapapun.

"Aw..."

Rena pun memberi tatapan tajam kepada yesha.

"Kali ini apalagi ren?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jaemin-YangyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang