Chapter 48- UCLA 2

38 0 0
                                    

Adinda dan Vino berbincang singkat, saling bertukar cerita tentang latar belakang mereka. Vino ternyata mahasiswa jurusan sastra yang sedang menyelesaikan proyek penelitian tentang budaya Asia, terutama Korea. Hal ini membuat Adinda merasa lebih nyaman, karena topiknya cukup familiar baginya.

"Jadi, kamu dari Korea?" tanya Vino dengan antusias.

"Ya, aku dan teman-temanku sedang mengikuti program pertukaran pelajar di sini," jawab Adinda. "Bagaimana kamu bisa tertarik dengan budaya Korea?"

Vino tersenyum kecil, lalu menjawab, "Awalnya karena drama dan musik. Tapi setelah itu, aku mulai mendalami sejarah dan kebudayaan. Menarik sekali melihat bagaimana modernitas dan tradisi bisa berjalan berdampingan di sana."

Adinda terkesan dengan pengetahuan Vino, dan obrolan mereka pun semakin hangat. Sementara itu, Bina dan teman-teman lainnya mengamati dari kejauhan. Yuan, yang sedari tadi memperhatikan dengan ekspresi serius, akhirnya angkat bicara.

"Kita harus memanggil Adinda. Waktu bebas kita hanya tinggal 30 menit," ujar Yuan sambil melirik jam tangan.

"Ah, biarin aja dulu," timpal Nabila sambil tersenyum jahil. "Kasih dia waktu buat kenalan."

Namun, Binna tidak setuju. "Kita ada jadwal lain setelah ini. Kalau telat, Ibu Renata pasti marah."

Akhirnya, Binna, Nabila dan Yuan berjalan mendekati Adinda. "Dinda, kita harus kembali ke titik kumpul," ujar Yuan dengan nada tegas.

Adinda menoleh ke arah mereka, terlihat sedikit kecewa karena obrolannya dengan Jason harus terputus. "Oh, baiklah. Vino, aku harus pergi. Terima kasih atas obrolannya."

"Senang bertemu denganmu, Adinda," balas Vino sambil tersenyum. "Semoga kita bisa bertemu lagi sebelum kamu kembali ke Korea."

Adinda hanya mengangguk, lalu berbalik mengikuti teman-temannya. Namun, sebelum ia terlalu jauh, Vino memanggilnya. "Adinda, tunggu!"

Adinda berhenti dan berbalik. Vino mendekatinya, lalu menyerahkan secarik kertas kecil. "Ini nomor ponselku. Kalau ada waktu, hubungi aku, ya."

Adinda menerima kertas itu dengan ragu-ragu. "Terima kasih. Aku akan menghubungimu."

Setelah itu, mereka berpisah, dan Adinda kembali bersama teman-temannya. Sepanjang jalan menuju titik kumpul, Bina tak henti-hentinya menggoda Adinda.

"Uh-uh, baru beberapa jam di UCLA, sudah dapat teman baru. Siapa namanya tadi? Vino, ya?" goda Yuan sambil tertawa kecil.

"Ah, Yuan,jangan berlebihan," balas Adinda, biasa saja "Dia hanya teman baru, tidak lebih."

Namun, Yuan hanya menggeleng sambil menghela napas. "Yang penting jangan sampai lupa jadwal, Adinda. Kita di sini untuk belajar, bukan cari kenalan."

Sesampainya di titik kumpul, Ibu Renata sudah menunggu mereka. "Kalian semua sudah siap untuk ke destinasi berikutnya?" tanya beliau.

Mereka mengangguk serentak, dan perjalanan dilanjutkan ke salah satu pusat penelitian di UCLA. Adinda kembali fokus pada kegiatan mereka.

Adinda kembali ke titik kumpul bersama rombongannya dengan langkah yang lebih ringan. Ia merasa kunjungan ke UCLA hari itu memberi banyak pelajaran baru, terutama tentang bagaimana mahasiswa di sana menjalani kehidupan kampus mereka. Sesampainya di aula penginapan, ia langsung bergabung dengan Bina, Lisa, dan Nabila yang sedang mengobrol santai di sudut ruangan.

"Eh, Dinda, gimana tadi tur-nya? Seru kan?" tanya Nabila sambil menyeruput jus jeruknya.

"Seru banget! Aku paling suka waktu lihat perpustakaan dan pusat penelitiannya. Fasilitas mereka benar-benar luar biasa," jawab Adinda sambil meletakkan tasnya di kursi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Seorang Idol K-pop | Na Jaemin Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang