Beberapa minggu belakangan Anissa menunjukkan sikap yang aneh, gadis cantik itu sering melamun dan terkesan menghindar dari orang-orang sekitarnya. Hari ini lebih aneh lagi karena Anissa tidak bisa dihubungi sejak pagi dan tentunya ini menambah masalah yang dihadapi oleh Stella dan keluarganya.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan gadis cantik tunangan Dodit, mulai dari mencari informasi dari teman sekitar, lingkungan kampus dan terakhir melapor ke polisi. Beberapa hari berikutnya upaya pencarian terus dilakukan tetapi tidak membuahkan hasil.
Tepat pada hari ketujuh hilangnya Anissa, keluarga Stella di datangi oleh salah satu teman kampus Anissa yang memberikan informasi tentang keberadaan gadis cantik tunangan Dodit. Rendra shock mendengar kabar tersebut dan meminta Stella untuk menghubungi pihak kepolisian.
Harso meminta izin Stella dan Rendra untuk memberi pelajaran kepada Pak Kuncoro dan antek-anteknya, Harso pun menghubungi beberapa temannya untuk meminta bantuan. Setelah berkumpul mereka menuju tempat Anissa disekap diantar oleh Udin.
-----Anissa semakin tenggelam dalam khayal yang dalam, daya pikirnya lemah, tubuhnya sudah tak bisa dikendalikan lagi. Ia merasakan detak jantungnya sendiri melemah dan tarikan nafasnya kian tipis. Ia bahkan tak mampu lagi mengeluarkan suara selain erangan, ia sudah benar-benar tidak kuat lagi bertahan.
Mungkinkah sebentar lagi ia akan mati?
Mungkin lebih baik begitu....Tubuhnya yang lemah terbaring tanpa daya di tikar, sementara kelompok preman Pak Kuncoro beristirahat di sekeliling Anissa, menunggu kembalinya nafsu mereka untuk meneruskan pemerkosaan terhadap gadis malang itu. Mereka duduk dan bercanda sambil bermain kartu, minuman keras dan makanan kecil ditebarkan begitu saja di sekitar gudang.
Pak Kuncoro ingin kembali menikmati tubuh gadis cantik malang tunangan Dodit, pria tambun berwajah buruk itu berdiri dan melangkah menuju si gadis malang. Baru tiga langkah ia berjalan, tiba-tiba pintu depan dibuka dan cahaya terang lampu senter menyorot wajahnya! Siapa yang membuka pintu? Sejak kapan pintu itu tidak dikunci?
"Hei! Siapa nih main-main?" teriak Pak Kuncoro marah.
Sambil mengedipkan mata, Pak Kuncoro mencoba melihat siapa yang dengan kurang ajar menyorotkan lampu senter ke arahnya. Pria tua itu makin jengkel karena orang itu hanya berdiri saja di pintu tanpa menjawab, dari sosoknya, orang itu adalah seorang lelaki. Lampu senter yang disorotkan pria itu akhirnya dimatikan dan Pak Kuncoro bisa melihat siapa sebenarnya yang telah datang.
Preman tua itu pun terbelalak melihat siapa yang baru saja datang! Ia tak percaya ini! Bagaimana mungkin?!!
Pak Kuncoro pucat pasi. Wajah itu.. adalah.. adalah.. Harso!!"Bajingan tengik! Berani-beraninya kau muncul di sini!" maki Pak Kuncoro marah, ia berbalik meninggalkan Anissa, mengambil sebatang kayu yang ada di lantai dan membawanya untuk menghadapi Harso.
Dia tidak tahu bagaimana Harso bisa menemukan tempat ini ataupun bagaimana orang itu bisa datang di saat yang tidak tepat, tapi dia berniat mengakhiri kesombongan sang mantan napi itu sekali untuk selamanya! Pria gemuk itu berkacak pinggang menantang Harso. Bisa apa 0si kurus kering ini di hadapan Kribo, Yono, Wewengko dan yang lain?! Mereka akan mengeroyoknya sampai mampus! Biar tahu rasa dia!
"Bagus kalau kau datang! Kami akan beri kamu pelajaran supaya jangan sok jagoan!" Penuh kegeraman, Pak Kuncoro mengancam.
Badu, Jabrik dan Kribo yang tempo hari dihajar Harso berdiri di belakang Pak Kuncoro dengan wajah penuh amarah, mereka juga punya dendam yang harus dibayar lunas!Harso tersenyum sinis, wajahnya tenang dan ia tak mundur selangkah pun menghadapi Pak Kuncoro dan preman-premannya. Ia justru menyilangkan tangan sembari maju beberapa langkah, sebelum maju Harso membuka pintu lebih lebar dan di belakangnya muncul deretan pria-pria kekar yang berwajah garang, jauh lebih garang dari Pak Kuncoro dan kawanannya!

KAMU SEDANG MEMBACA
Jebakan Nafsu Para Pria (TAMAT)
FantasyIni adalah cerita fiksi. Nama atau orang, karakter apapun, bisnis atau tempat, peristiwa atau kejadian adalah fiktif. Kemiripan apapun dalam cerita dengan peristiwa aktual hanya kebetulan. Cerita dalam novel ini mengandung cerita 21+ dan tidak cocok...