PROLOG

1.5K 30 0
                                    

SINGGASANA KERAMAT
“Pusaka Sengketa”
“Perang Tak Akan Pernah Berakhir”

Oleh :
BUDIYA RYANDHIKA RAHMAN







TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Orang tuaku yang telah mengenalkanku pada dunia ini.

Adikku, Rike Maulida Rahman. Kakakku Noorliansyah Marzuki, Samsul Rizal, Wiwik Sagita, Zainal Akhsan, yang telah memberi banyak referensi dalam merumuskan kisah rumit ini.

Terima kasih kepada Anandhita Annisa yang selama 4 tahun masa penulisan novel ini hingga sekarang setia menemaniku dengan segelas kopi dan seabrek review yang kadang ia sendiri tak mengerti

Para sahabatku, Hilmi Satria Himawan, Pratama Auliyadi Saputra, Zaky Ghozali, Syarief Hidayatullah, Irfan Dwijayanto, Bayu Aiditi Mahardika, Reggina Marsha Utami, Stevano Albertus, Diva Nirmala, Maya Larina Dewi, Guruh Adiputra, Niah Fitriani, Neni Qurrotul Aini, Rizki Ansary, Norhidayat, Bahrani, Siti Aisyah, dan nama lain yang selalu setia memberikan masukan serta kritik selama penulisan novel ini.

Untuk Bang Odi, Bang Ikhsan, Mas Rusdi, Pak Hakim Syah, Pak Nawawi, Bang Fakhrudin, yang setia memberi pelajaran tentang kehidupan.

Dan semua orang terkasih yang selalu ada mendukungku.







PROLOG

Pertengahan tahun 1990-an, aku masih berusia kanak-kanak ketika orang tuaku mengenalkanku pada sebuah drama radio berjudul ‘Saur Sepuh’. Aku belum mengerti isi ceritanya, namun ketika dua televisi swasta di medio tahun yang sama menayangkan dua versi saur sepuh, aku mulai merangkai imajinasi. Aku membayangkan diriku menjadi seorang pahlawan bergelar Ksatria Madangkara, menggunakan pedang biru dan buung rajawali raksasa sebagai tunggangannya.

Bertahun-tahun kemudian, aku mengenal novel Harry Potter dan Percy Jackson yang menyadarkanku bahwa dunia ajaib bukan hanya tentang kerajaan masa lampau, melainkan tentang dunia ajaib yang sulit untuk kita temukan di dunia yang saat ini kita diami. Imajinasiku kembali berputar, merangkai kisahnya sendiri.

Tahun 2010 aku mulai menulis cerita fantasiku ini, namun kesibukan membuat tulisanku mandek di bab ketiga. Aku bahkan hampir lupa jika pernah menulis fantasi. Namun pada tahun 2013, keisengan berselancar di dunia maya, menonton kembali tayangan Saur Sepuh tahun 90-an via youube seolah mengembalikan imajinasiku. Dan mulai saat itulah aku kembali melanjutkan tulisanku dan done! Total empat tahun yang kuhabiskan untuk menulis novel ini pun selesai.

Novel ini bagaikan anak pertama bagiku, kurawat ketika ‘hamil’, kuberi asupan yang bergizi, dan kutunggu dengan sabar kelahirannya. Jadi ketika novel ini selesai kutulis, maka aku berharap seperti harapan orang tua pada anaknya, akan menjadi anak yang berguna, setidaknya menghibur para pembacanya, dan memberikan pelajaran kepada para pembaca.

Mari membuka halaman berikutnya.

“Perang tak akan pernah berakhir...”

SINGGASANA KERAMAT : PUSAKA SENGKETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang