Malam kelabu yang sepi. Aku terpekur dalam ruang hampa ini.
Asap mengepul dari bibirku. Ditemani berbotol-botol kebebasan kosong yang sudah kutenggak sampai habis.
Inilah namanya kebebasan tanpa ada rasa lelah dan terbelenggu oleh ancaman halus.
Semuanya terasa bebas!
Tak ada lagi yang menyabitku dengan ikat pinggang saat aku tak juga hapal perkalian.
Rasa kebebasanlah yang menguasai hatiku kali ini.
Tak lagi aku bermuram durja saat wanita itu membela dan mengagung-agungkan bocah kecil yang tak tahu diri itu.
Aku kembali menghisap tembakau yang kubakar lalu kuhembuskan asapnya pada kaca jendela, seolah-olah sedang mengejek dunia.
Hei, dunia, lihat aku!
Aku sedang diambang kebebasan semu.
Jangan ganggu aku dulu.
Aku memejamkan mataku,
untuk kali ini saja, biarlah setetes air mata yang menandakan lemah ini meluncur jatuh di atas kulit pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata yang (Tak Sempat) Terucap
Poetry[TELAH TERBIT DAN TERSEDIA DI TOKO BUKU] Teruntuk pembaca, ini hanyalah sekedar tulisan tak bermakna, tidak perlu dibaca sampai tuntas, ini hanyalah sekedar tulisan tak berarti, jangan terlalu dianggap serius, ini hanyalah serentetan kalimat yang ti...