Bab 1

109 10 1
                                    

Bandara Internasional London Heathrow terlihat ramai. Alasannya jelas, karena ini adalah bandara tersibuk di kota London. Penumpang yang terus berdatangan. Turis mancanegara sedang menunggu koper mereka di tempat pengambilan. Serta ramainya kafe yang berada di sekitar bandara.

Sudah satu jam sejak Fujisawa Haruki menginjakkan kaki di kota industri ini. Bosan ? tentu saja dia sangat bosan. Bagaimana tidak, dia terus saja melihat orang berlalu lalang di depannya selama 1 jam penuh ini. Di lihatnya lagi ponsel yang berada di meja. Seolah, matanya bisa saja menghancurkan ponsel itu hanya dalam sekali tatapan.

"Maaf Nuna. Apakah kau menunggu terlalu lama ?" kata seorang lelaki yang kini telah berdiri di depannya.

Haruki menatap lelaki itu lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas. dia kemudian berjalan meninggalkan lelaki itu sambil menghembuskan nafasnya dengan kesal.

"Nuna !" teriak lelaki itu sambil mengejar orang yang dipanggilnya Nuna.

Haruki terus saja berjalan tanpa memedulikan panggilan lelaki itu. Sampai kemudian, lelaki itu kini berdiri di hadapannya sambil membungkuk minta maaf.

"Nuna maafkan aku. Tadi aku sedang ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda. Kumohon maafkan aku." Kata lelaki itu sambil terus membungkuk

"Baiklah Kim Jung Suk. Cepat berdiri dan antar aku segera ke apartemen mu. Kau tahu jika aku kedinginan karena angin musim gugur ini bukan ??"

Lelaki yang di panggil Kim Jung Suk itu lalu berdiri tegak dan memberikan senyum manisnya kepada Haruki.

"Ah, aku lupa jika Nuna adalah kakak terbaik sedunia. Baiklah, mari kuantar ke apartemenku." Jawabnya sambil menggandeng tangan Haruki.

Haruki dan Jung Suk adalah saudara kandung. Orang tua mereka telah bercerai 5 tahun yang lalu. Sebenarnya, mereka tidak benar – benar bercerai. Mereka hanya hidup terpisah. Haruki sendiri lebih memilih ikut ibunya ke Jepang. Sedangkan adik laki – lakinya memilih ke Korea bersama Ayahnya. Walaupun orang tua mereka hidup secara terpisah, hubungan antara kakak dan adik ini tidak pernah terputus. Hingga akhirnya Haruki dipanggil untuk bekerja di London, dan memutuskan tinggal bersama adiknya yang sudah duluan kerja di London.

"Apakah perjalanan Nuna baik – baik saja ?" Tanya Jung suk membuka percakapan.

"Untunglah. Aku tidak terlalu mengalami jet lag. Hanya sedikit lelah karena menunggu seseorang sampai satu jam." Jawab Haruki tanpa memandang adikknya.

"Nuna, sudah ku katakan maafkan aku. Aku benar – benar sibuk tadi." Jawab Jung Suk sambil menoleh ke arah Haruki.

"Baiklah. Apakah kau juga seperti ini jika pacarmu sedang marah??" goda Haruki.

"Tidak. Lebih tepatnya, aku masih ingin sendiri. Nuna bagaimana ? apakah Nuna sudah melupakan laki – laki brengsek itu ??" balas adiknya bertanya.

"Kau tidak boleh berkata seperti itu. Lagipula, aku sudah melupakannya." Jawab Haruki sambil memandang Kota London.

"Oh. Lalu, bagaimana dengan lelaki asal Perancis itu??" Tanya adikknya menggoda.

"Siapa? Ah, lelaki pirang itu. Aku tidak peduli dengannya. Lagipula, dia bukan tipeku." Jawab Haruki santai

"Nuna, kau sudah semakin tua. Tidak sepantasnya jika kau masih saja melajang."

"Berhenti bicara dan menyetirlah dengan cepat."

"Baik, Nuna."

Di sisa perjalanan Haruki hanya memandang apa yang di depannya. Tanpa mengetahui apa yang sedang dilihatnya. Dipikirannya, kembali terlintas kejadian itu. Entah kapan, tapi rasanya itu sudah lama sekali. Ia ingin melupakan kenangan itu. Benar – benar ingin melupakannya. Ia hanya ingin hidup bebas sama seperti dia sebelum mengenalnya.

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang