Part 14

372 61 13
                                    


Happy Reading :)
























































































































Pernikahan itupun beneran di gelar. Bahkan saat ini, Chaeyoung tanpa kedip menatap bidadari-nya yang berjalan menuju altar. Hari dimana dia tidak sangka-sangka. Hari dimana hidupnya akan menanggung segala beban untuk keluarganya sampai nafas terakhir. Dan hari dimana, dia bersumpah dihadapan Tuhan untuk menjaga wanitanya, serta malaikat kecil— yang bukan darah dagingnya.

"Saya percayakan anak saya ke kamu" Jiwon yang memberikan tangan Jisoo ke tangan Chaeyoung biar digenggam.

"Saya akan menjaganya sampai nafas terakhir saya, eomma" senyum Chaeyoung menundukkan kepalanya.

Jiwon pun tersenyum. Dia berlalu untuk duduk menyaksikan pernikahan Jisoo dari bawah. Melihat anaknya yang kini bersanding bahagia dengan pilihannya.

"Silahkan" ucap pendeta mempersilahkan mereka berciuman.

Chaeyoung pun berhadapan dengan Jisoo yang kini resmi menjadi istrinya. Ada senyum dengan air mata bahagia di sana. Jisoo benar-benar meneteskan air mata tidak percayanya. Hidupnya akan bersama Chaeyoung untuk selamanya sampai maut memisahkan; semoga. Semoga ini adalah pernikahan pertama dan terakhirnya.

Cup!

Semua bersorak, bahkan sahabat Chaeyoung pun ikut memeriahkan. Mereka di undang— tapi harus tutup mulut rapat-rapat. Sahabat-sahabat Jisoo pun bahkan hadir, mereka menyaksikan itu secara langsung dengan air mata bahagianya.

Semua orang bahagia, termasuk Jennie yang tidak berhenti menangis. Dia menangis, karena melihat perjuangan Jisoo saat rapuh, stress, bahkan hampir gila sampai ke psikolog. Se-cuek Jennie saja masih punya jiwa kasih sayang yang tinggi, apalagi itu menyangkut Jisoo.

"Sssttttttt.." Jisoo memeluknya saat menghampiri sang adek beda orang tua itu.

"Kakak harus bahagia ya? Janji sama Jennie, kalau kakak bahagia sama Chaeyoung" Isaknya menatap Jisoo yang tersenyum haru.

"Kakak janji. Kakak janji kalau kakak bahagia" ucap Jisoo mencium pipi Jennie lama. "Jangan menangis, nanti cantiknya hilang" memeluknya lagi sampai tangisan Jennie mereda.

"Jangan sakiti kakak aku, Chaeyoung" ucapnya menatap Chaeyoung yang mengangguk. "Kalau kamu menyakitinya, aku akan menebas lehermu sampai putus" lanjutnya yang menghapus air matanya dengan kedua tangan— terlihat sekali bocahnya.

"Dih! Sok-sokan mau nebas leher, Chaeyoung" ejek Irene membuat Jennie merengek lagi ke Jisoo.

"Tuh kan" Nayeon memutar bola mata malas.

"Memang masih bocah" Bona menambahkan membuat Jennie makin nangis.

"Udah-udah" Jiwon menengahi dan mengambil Jennie untuk dipeluk. "Ayo, sayang" membawa Jennie pergi— di saat orang tua kandung Jennie sendiri ikut terkekeh.

Chaeyoung hanya senyum di saat Jisoo menatapnya. Dia pun berjalan menghampiri tamu-tamu lainnya, termasuk teman-teman Chaeyoung dan circle sebelah Jisoo.

"Habis ini, Chaela punya adik nih!" Goda Mingyu membuat mereka semua mengangguk.

"Ketua kami harus gacor tiap malam!" Tambah Ryujin yang langsung di geplak kepalanya sama Jungkook.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HARD TO BELIEVE [CHAESOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang