003.

494 44 1
                                    

WIUNG.. WIUNG.. WIUNG..

Sebuah mobil Ambulance datang untuk mengambil seorang mayat perempuan didalam mobil.

"Sial. Tadi itu sangat menyeramkan" ucap Zayn.

"Menyeramkan?"

"Ya. Kau tidak lihat? Mayat tadi sudah membengkak! Aku rasa karna ia terguyur hujan semalam" Zayn menggidik ngeri.

"Lebih baik sekarang kita kerumahku. Aku khawatir karna Harry sendirian dirumah"

Zayn mengangguk.

-

"I'm home" seru Louis.

"Hey, welcome home Lou"

"Apa yg sedang kau lakukan, Harry?"

"Menonton tv. Aku bosan terus terusan dikamar"

Harry menatap Zayn lama.

"Kau tidak mengenali temanmu padaku Lou?"

"Oh yea, ini Zayn. Zayn ini Harold"

Zayn tersenyum pada Harry.

Kemudian mereka duduk bersama dan mengobrol mengenai keluarga Zayn. Harry merasa nyaman disini. Apa lagi ada Louis disampingnya. Ia merasa hidupnya sangat lengkap. Entahlah kenapa padahal mereka baru bertemu tadi malam.

"Kalian kuliah disatu tempat yg sama?"

"Yea, dan minggu depan aku berniat untuk mendaftarkanmu Har" ucap Louis.

"Benarkah? Kenapa harus minggu depan?"

"Karna kau masih sakit dan lemas. Kepalamu juga masih sering sakitkan?"

"Begitu? Baiklah" ucap Harry lemas.

Zayn mengusap lengan Harry. Menandakan bahwa dia perduli.

-

"Makan malam sudah siap!" seru Louis.

"Ayo kita kesana" ucap Zayn sembari membantu Harry bangun.

"Wow kelihatannya lezat" goda Harry.

Louis terkekeh.

"Aku mau menginap disini, boleh kan?" tanya Zayn.

Louis menatap Harry.

Harry mengangguk tanda setuju.

"Baiklah kau boleh menginap disini Zayn"

Zayn tersenyum senang.

SPRINGE -Larry Stylinson-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang