Pembawa Masalah

69 3 0
                                    

Derap kaki terdengar di sepanjang koridor sekolah, bel sekolah baru saja berdering dengan kencangnya. Menandakan jam pelajaran akan segera di mulai. Seorang anak perempuan dengan terburu-buru melewati koridor sekolah yang mulai sepi itu. Kali ini, dia terlambat datang ke sekolah lagi.

"Haduh!!!!!!!! Pake macet segala sih, terlambat kan gue!!!!! Mana nanti mata pelajaran pertama gurunya killer lagi"

Calista masih dengan terburu-buru menuju kelasnya, hingga tidak melihat ada seseorang yang berjalan di depannya. yang otomatis membuat mereka berdua bertabrakan.

"Aduhhhhhhhh, siapa sih????? Sudah terlambat, di tabrak lagi. Mampus deh gue, gak bakalan selamet sampe kelas!!!!!"

Calista merintih kesakitan, sampai sebuah tangan terulur kearahnya. Ia meraih tangan itu dan berusaha untuk berdiri. Setelah ia yakin sudah berdiri dengan sempurna, ia mendongakkan wajahnya untuk melihat seseorang yang telah membantunya itu. Wajah mulus yang dimilikinya perlahan mulai berkerut melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Lelaki itu, lelaki yang paling tidak ingin dia lihat di sekolah ini. Walaupun dia tidak mengenal lelaki ini, tetap saja dia tidak menyukai lelaki ini. Semenjak lelaki ini telah tertangkap basah sedang memperhetikan Velicia.

Ia segera merapikan seragam yang dikenakannya, mengucapkan terima kasih, dan pergi dari hadapan lelaki itu sebelum lelaki itu menyadari kepergiannya. Dia tak ingin berlama-lama bersama lelaki itu, karena dia tahu lelaki itu bukanlah lelaki baik-baik. Baginya, lelaki itu adalah seorang penguntit menyeramkan yang sedang menyamar sebagi seorang pelajar.

****

Calista's

Apesssssssss, apes banget deh hari ini. Sudah macet di jalan,terlambat masuk kelas, tertabrak, tadi di hukum, dan ditambah lagi ketemu sama lelaki yang namanya aja aku gak tau. Semua ini pokoknya salah diaaaaaaaa, kalau aja dia gak nambrak aku, pasti tadi gak bakal terlambat masuk kelas. Kalau aja gak terlambat, Bu Isma pasti ga bakal ngomel-ngomel dan mempermalukan aku di depan kelas. Arghhh sial, bener-bener sial.

"Ca! Woy!! Caa!!!"

"Hah? Iya kenapa Denia sahabatku sayang??"

"Dipanggilin dari tadi juga, gak nyahut-nyahut. Lagi mikirin apa sih? Lo lagi ada masalah? cerita dong sama gue"

"Enggak ada apa-apa kok, iyaa gue bakalan cerita kok kalau gue ada masalah. Tenang aja, oke bebs???"

"Hemm, iya deeh"

"Eh tapi Den, ngomong-ngomong yang lain kemana?"

"Yang lain siapa??"

"Jangan pura-pura bego deh plissssss, ya siapa lagi?? Veli,Vela,Zia,Thea"

"Ohhhhhh, hehehe. Canda doang Caaa, emosi bener deh ah. Ntar gue cium deh, hehehe. Gue gak tau juga sih, tapi katanya mereka mau ke toilet gitu"

"Ewh, gak mau gue dicium sama lo. Kalau Joe Jonas yang cium baru mau hehehe"

"Ngimpi deh lo, sampe lebaran monyet pun kagak mau dia nyium lo. Pasti ntar dia mikirnya lo amis"

"Enak ajah!!"

Perutku sudah mulai keroncongan, pandanganku tidak terlalu fokus. Makanan yang aku pesan dari tadi tidak kunjung datang. Membuat perasaanku semakin memburuk dan ingin rasanya marah kepada orang lain.

Setelah lama menunggu, akhirnya pesanan tiba dan membuatku merasa sedikit lebih baik. Ketika baru saja ingin menyantap makananku,tiba-tiba saja keempat sahabatku datang dan langsung menyerobot es teh manis juga bakso yang sudah lama aku tunggu.

"Wah..wah.. parah nih kalian nih, kasihan gozila kita dari tadi nungguin makanannya. Terus kalian main nyerobot aja, waaaaah waaaah parah nih. Hati-hati aja dia ngamuk loh ntar, gue gak ikut-ikut yaaaa", kata sahabatku Denia yang sepertinya ingin membelaku dan bagiku hal itu tidak berhasil sama sekali.

"DENIA!!! apa maksud lo ngatain gue GODZILA!!!! Gue makan juga lo ntar"

"Eeeeh, kenapa malah gue yag kena?? kan mereka yang habisin makanan lo!!"

"Haaaa, hayo lo Den. Ngamukkan dia, kita berempat pergi aja deh. Dahhhh Deniaaaa, semoga selamat sampai tujuan yaaaa. Hahahaha"

"He!!!! Kalian pada mau kemana? Jangan tinggalin gue dong, tolongin!!! Dasar memang!!! Punya temen kok kurang ajar semuaaaaa, hueee mamaaa tolong anakmu yang cantik ini"

"Heh, gak tau deh gue.Terserah lo aja deh tuyul, udah bete tambah bete gue. Udah ah, bye"

"Calista!!! eh tungguin!!! Jangan tinggalin gue sendiri dong!!!"

"Bodo ah"

Aku meninggalkan Denia sendirian, hari ini kelima sahabatku tidak membuat hari-hariku lebih baik. Tetapi malah sebaliknya, mereka membuat semuanya lebih buruk lagi. Jika sudah terjadi seperti ini, hanya ada satu hal yang bisa membuatku merasa lebih baik.

****

Aku membiarkan semilir angin menerpa halus rambut bergelombangku. Kubiarkan musik keras menguasai gendang telingaku, membawaku terhanyut dalam dunia fana. Loose Leaf warna-warni yang sejak sd aku koleksi, kubiarkan tergores dengan pensil 2b favoritku. Terlihat beberapa pilihan design baju seragam untuk kelas, berjejer rapi menguasai binder kesayanganku.

Ya, hobiku dari kecil adalah menggambar. Entah sejak kapan aku merubah hobiku itu menjadi sebuah ketertarikan yang mendalam.. Aku ingin menjadi.. Designer..

"Caaa, lagi bikin apaa?" sapa Thea lembut lalu duduk di sampingku.

"Hei, lagi bikin ininih The. Pesenan anak-anak. Mereka pada mau bikin baju seragam buat kelas kita. Gaya-gayaan biasaaa. Soalnya bentar lagi kan kita mau graduate, mereka pengen ada sesuatu yang nyatuin kita sekelas dan ga bakal dilupain gitu"

"Wii, Caca canggihh! Liat dong designnyaa. Gue kepoooo,,, Pleeaasee.. Pleeaasee.. Liat dongg"

"Iya.. Nih design gue, sekalian gue jelasin dan lo langsung pilih yang menurut lo bagus buat kelas kita. Ntar gue juga mau keliling tanyain anak-anak mana yang bagus"

"Siiiippp!"

Thea sibuk membolak-balikkan kertas binder sahabatnya tersebut. Sejuta pertanyaan yang diajukan oleh Thea mendapat seribu jawaban dari Calista. Jika menyangkut dengan designnya, Calista selalu menjawabnya dengan antusias. Thea ikut antusias dengan tanggapan sahabatnya tersebut. Membuat suasana siang itu menjadi lebih riuh dan bersemangat..

***

"WOIIIIIIII" Tiba-tiba saja suara melengking muncul dari balik pintu. Vela, Veli, Denia dan Zia sudah berdiri di belakang mereka, lengkap dengan serentetan tas punggung, kotak bekal dan botol air minum yang biasa mereka bawa.

"Eh?? Pada mau kemana?" celetuk Calista setelah berhasil mengalihkan pandangannya dari designnya akibat suara melengking yang dihasilkan oleh keempat sahabatnya itu.

"Iya mau kemana lo pada?" tanya Thea bingung.

"Yeeee, malah nanya! Ya latihan laahhh, mau kemana lagi?? Inget ga lomba dance tingkat provinsi tu bentar lagi ccooyy! Malah asik-asikan mojok disini" celus Zia sewot sembari mencubit pipi kedua sahabatnya.

"Awwwww, sakit ziiiii" serentak Thea dan Calista berteriak dan memegangi kedua pipi mereka.

"Iyaaaa, kita lupa sistah ada latihan hari ini. Abisnya terlalu asik ngeliatin designnya si Caca nih! Kalian mesti liat deh! UCUUULL hahaha, kayak seragam-seragam korea yang ada di drama Boys Before Flower!"

"Ihhhh maanaa, moo liaat Caa... Vela mo liaaaatt.."

"Hahaha, dasar ya bocah. Noh liat sana, tapi sambil jalan yuk. Takut ntar latihannya malah telat. Gue ambil tas dulu ya! Yuk The, kita ambil tas dulu"

"Asikkk, Caca baik! Sini Vela cium duyuu! MMMUUUAAHHH!"

"Ihhh Vela jorok!" keluh Caca sambil menahan bibir Vela yang hampir mendarat di pipinya.

****

"Sippp! Koreo oke, stamina oke, kostum oke, make up juga oke! Siap tanding guys??"

"Siaaaaappp!!!"


Kepedihan Cinta [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang