○○○
“Bun, gio keluar dulu ya,”
“Kemana bang? Udah malem, liat tuh langit kaya mau turun hujan,”
“Aman bun,”
“Ja..” Gina belum selesai berbicara namun gio sudah pergi meninggalkan rumah, “Jas hujan abang masih di kursi.” lanjutnya memelankan suara.
“Anak itu sama bandelnya dengan aksa, dua anak sama saja pelupa.”
▸▸
“HATCHU-!”“Bngst, gua kaget.” Aksa menampol punggung Elio cukup keras.
“Maap, idung gue tiba-tiba gatel.”
◂◂Gio mengunjungi toko roti yang cukup sering ia datangi saat kecil maupun sudah beranjak dewasa, ia menyempatkan mampir dan membeli kue favoritnya.
Rintikan hujan mulai turun, Gio menepi di pinggiran jalan lalu melihat ke arah langit sejenak dan segera membuka jok motor mencari jas hujan namun tidak ada.
“Sial, masa ketinggalan.”
Hujan mulai turun dengan cepat, gio berlari ke arah toko yang tutup dan berteduh sembari mengamankan kuenya agar tidak basah terkena air hujan.
“Untung kaga basah lu.” Gio berbicara sendiri menatap kuenya.
“Halo bun..”
“Kamu kehujanan ga bang?”
“Engga bun, udah neduh aman ko,”
“Bunda ga tenang, jas hujan abang ketinggalan nih kebisaan,”
“Ehehe, iya bun maaf tadi ingetnya udah Gio masukin,”
“Kamu nanti hati-hati pulangnya bang, jalanan licin,”
“Iya bun pasti, yaudah Gio tutup telfonnya bahaya lagi hujan deras,”
“Yasudah kalo begitu. Tapi inget pesan bunda,”
“Pasti.”
Tut.
Deras air hujan turun membuat Gio terasa dingin, ia mengosok kedua tangan ke badannya untuk menghangatkan diri.
“Awh-!” Suara perempuan tergelincir di aspal, Gio menatap ke arahnya dan langsung berlari untuk menolong.
“Mba gapapa? Bisa berdiri sendiri?” Perempuan itu hanya menggeleng untuk jawaban, Gio menatap ke arahnya walaupun tidak terlalu jelas wajah perempuan itu dikarenakan tertutup rambut dan juga memandang ke arah bawah,
“Sorry, kalo lancang,” tanpa babibu Gio langsung menggendong, membuat perempuan itu reflek mengalungkan tangannya ke leher Gio. Ia dibawa ke tempat teduh oleh Gio dan didudukan di kursi yang memang sudah ada disana.
“M-makasih.”
“Mba ada yang luka?”
“Gue gapap...LU!?” sontak perempuan itu meninggikan suaranya saat wajahnya bertemu dengan Gio cukup dekat.
“Eh? Mba kan cewek yang di Rumah Sakit itukan?”
“Kenapa ketemu lu lagi sih, si cowo nyebelin!!”
“Berarti kita jodoh mba,”
“Idih, najis.”
“Shhh,” perempuan itu meringis nyeri saat tangannya terdapat goresan luka yang mengakibatkan darah keluar walaupun tidak banyak.
“Berdarah, tangan mba berdarah,” Gio lantas panik dan reflek memarik pelan tangan perempuan itu,
“M-mau ngapain lu!”

KAMU SEDANG MEMBACA
ALIO'
Casuale"Gue ga pernah nyesel nikah sama lu." - Elio. 🚧Mohon maaf jika menemukan typo dan tanda baca atupun huruf kapital yang salah bisa komen dan kasih saran ya buat kedepannya agar saya bisa memperbaikinya, Terima kasih. 🚧Terkadang di beberapa part s...