Bel istirahat sudah berbunyi beberapa detik yang lalu. Para siswa SMA Zivana sudah berhambur keluar sejak detik pertama bel berbunyi. Tak jarang juga ada beberapa siswa yang membawa bekal buat hemat uang jajan atau cuman iseng doang duduk di kelas.
Salah satunya adalah Sarah Qweenata.
Sarah sedang menatap cowok tampan yang sedang tertawa di tengah lapangan di kelilingi cewek-cewek alay dengan tatapan sinis.
Sarah tahu betul mana yang tipe cowok baik maupun tipe cowok penyamun.
Cewek ini lalu menaikan satu alisnya. Dasar playboy gatau diri , pikirnya dalam hati.
"Ndah! Liat tuh cowo lo, Vero lagi ngapain di tengah lapangan." Sarah menoleh ke sampingnya, menatapi Indah yang kini sedang menutupi wajah manisnya dengan kedua lengan, kalo jeli, kedengeran deh isakan tangis Indah yang lagi nge-galau karena cowo nya yang gatau diri dan playboy akut, walau mukanya nggak seberapa.
Indah mengangkat wajahnya yang basah. Mata sembab Indah jadi membuat cewek itu kelihatan seperti gelandangan yang iler, ingus, dan cairan-cairan menjijikan lainnya keluar dari mata. Ewh. Sarah mulai menciptakan jarak dengan teman sebangkunya itu.
Kepala Indah mengintip dari celah jendela Sarah, karena bangku mereka pas banget di sebelah jendela dan Sarah yang duduk mepet ke jendela dibuatnya mesti nunduk bawah-bawah. Indah terisak lagi. "Iya, Rah.." Ucapnya pelan. Sekali lagi, ewh. Melihat tingkah sahabatnya yang berbodi mungil ini, cewek blasteran Amerika-Indonesia itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebegitu cintanya kah Indah pada Vero si cowok jongos yang walaupun mau giginya lebih hot daripada Eli Sugigi itu walaupun cowok yang dianggap Sarah bertransformasi karena kutukan Tuhan dari cewek berubah jadi cowok karena hobi nge gosip nya kelewatan tersebut? Hhh, Sarah mesti berfikir 1000 kali buat naksir cowok. Apalagi dia belum pernah pacaran.
Sebenarnya cewek bermata coklat itu pengen banget yang namanya ngibur Indah.
Tapi jadinya entar kayak kemaren-kemaren, kejadiannya sama, lah. Vero lagi godain cewek, pas Sarah berbaik hati menuruni suara nya yang tinggi 4 oktaf itu jadi selembut pantat Shinchan , eh malah Indah tambah sedih sambil bilang, "Lah.. Lo kan gak pernah pacaran, Rah. Mana tau perasaan gue..." Dan tau rasa sakitnya terhadap Sarah yang jomblo ngenes nes nes nes gara-gara sifat garangnya yang di benci cowok itu kayak gimana? Tanyalah sama korban-korban bom atom yang selamat dari insiden menyakitkan itu. Jadi pengen deh rasanya Indah tuh di puter, dijilat, dicelupin terus dimutilasi oleh Sarah sebelum ngumpan dagingnya sama Hyena di padang pasir.
"Yaudah deh, Ndah. Kita makan aja yuk?" Tawar cewek berkuncir satu sambil memegang tangan Indah yang penuh dengan gelang-gelang warna pelangi. Indah yang setelah menggalau lau lau alay sedari tadi menatap Sarah yang tengah tersenyum. Hmm, ada sedikit tanduk merah yang muncul di kepalanya menurut pengelihatan spiritual Indah. Indah memasang wajah puppy face . "Nggak ah Rah. Ntar gue gendutan, gimana kalo misalnya gue gendutan, terus Vero gamau lagi sama gue, terus Vero milih cewe lain, terus--" belum selesai Indah bicara, Sarah sudah memotongnya.
"Terus gue telanjang bunuh diri ato mati kelaparan nunggu lo bilang iya! Ah bodo, udah sana gue mau pergi. Minggir peh!"
"Yah elo Rah. Garang amat sih. Gue cuman maen-maen doang kali, yaudah gue mau deh. Hehehe."
"Hmm, pasti gue yang bayar kan ?" Sarah mendelik ke arah Indah yang kini sedang mengucek kedua kelopak matanya.
"Kan elo yang ngajakin. " balas Indah sambil memeletkan lidahnya. Sarah mendengus kesal, kemudian tak berapa lama, mereka sudah berjalan ke arah kantin.
* * *
Hai haiii :*
Kayaknya novel unconditionally gabisa lanjut karena file buat nyimpen dari laptop buat di salin di wattpad ilanggg T_T
Yaudah deh aku pikir ngelanjutin pake cerita lain gpp ya? Walau gaada yang baca sih :') *hiks *abaikan.
Semoga kalian menikmati... Satu ⭐️ dari kalian sangat berarti buat aku :)
Makasih, jangan malu-malu jadi first reader ato first liker ya :)
Makasihh :)