Part 4

21 2 0
                                    

"Yaudah. Gue balik ya." Ucap Sarah mengakhiri kunjungannya ke tempat perawatan Indah di rumah sakit yang boleh di bilang cukup bagus juga. Desainnya lebih mirip hotel daripada rumah sakit. Wuahh, nggak kebayang berapa harga yang dikeluarin cowok yang nabrak temennya itu buat masukin Indah ke rumah sakit yang boleh terbilang mewah itu. Padahal Indah cuman luka ringan celetuknya di dalam hati dengan mata menerawang, mengingat-ngingat lagi betapa takjub-nya Sarah saat pertama kali datang ke rumah sakit itu untuk menjenguknya.

Cewek yang menguraikan rambutnya beberapa saat lalu itu mengangguk. "Gue besok udah pulang kalo elo kangen."

"Najis! Amit-amir Ndah! Betah-betah aja lo disini, lebih nyaman gue duduk sendiri!" Celoteh Sarah.

Indah tertawa ringan. "Nggak kok. Gue sih mau aja betah disini, tapi gak enak sama cowok yang itu loh." Ia menekankan suaranya di kata 'cowok yang itu'.

"Iya, iya. Kalo lo ketemu cowok itu, saran gue jangan langsung lo bilang mau ganti duitnya deh Ndah. Entar lo jadi gadain CD lo, mau lo?"

"Yeleh-yeleh Sarah! Lo tuh cewek ! Udah kesono aja pikiranlo!" Indah mendengus kesal.

"Lagian pikir aja lo, emang gue punya uang berapa buat ganti?" Tambahnya. Sarah mengangkat bahu.

"Kan udah gue bilang gadain CD lo. Kalo lo malu gue aja yang dagang. Eh sekalian gue pasang iklan kalo itu jimat jitu buat dapet pacar aja, Ndah! Biar laku keras!" Ucapnya sambil mengibaskan tangannya selayak memegang kipas, lalu tertawa.

Disinggung-singgung tentang Vero atau motor yang udah lumutan itu sih Indah biasa aja, lah ini? Pake sindir soal jual CD bekas segala! Iya kalo laku, kalo enggak? Cuman jadi pencemaran nama baik dong buat Indah? Dengan gemas yang nggak ketulungan lagi, akhirnya sebuah kepalan tangan Indah berhasil mendarat mulus di kepala Sarah yang daritadi cuman ketawa. Mulutnya yang semula mengeluarkan kata 'hahaha' membekap dan terdengar ringisan kecil dari bibir kecil Sarah.

"SAKIT OON!" Pekiknya.

"GUE LEBIH SAKIT HATI PE'AK" balas Indah tak kalah seru.

Namun perkelahian mereka yang dimulai dengan jambak-jambakan itu terhenti ketika mendengar ketukan pintu dari luar. Mereka sama-sama terdiam. Sarah mengacungkan jari telunjuknya ke arah pintu sebagai ganti kata-kata siapa tuh? . Indah menggeleng sambil menaikan bahunya.

Tapi tak lama kemudian terdengar suara dari luar kamar. "Assalamualaikum'..." Yup. Mama Indah! "Tunggu, Te!" Balas Sarah cepat sambil berjalan ke arah pintu dan membukanya. Holaa, kakek-nenek-emak-bapak nya Indah udah ada di depan sana. Juga beberap kerabat mereka yang lain sedang tersenyum kepada Sarah, sambil memegangi buket buah. Sarah mempersilahkan mereka untuk masuk dulu. Ketika keluarga Indah sudah ada di dalam kamar dan mulai bertanya ini-itu pada Indah, Sarah mendongak ke arah Indah yang kebetulan bertemu mata dengannya.
Sarah memberi kode 'gue pulang ya! Nggak enakan!' , terlihat mulutnya komat-kamit nggak bersuara mengulangi kalimatnya yang oon'nya masih nggak di ngertiin Indah.
Setelah beberapa lama, mulut Indah berbentuk 'o' kecil, lalu mengangguk. Dibalas anggukan Sarah juga.

Setelah melenggang pergi, buru-buru Sarah pulang ke rumah. Lupa banget kalo dia yang megang kunci rumah! Pasti Mama udah ngedumel nggak jelas.

Dia merogoh saku rok abu-abunya di paha kanan, Hp Iphone keluaran terbaru itu sudah dalam genggamannya. Persis tebakan Sarah. Ada 10 missed call dan 27 sms yang belum di baca. Siapa lagi kalo bukan Mama.
Sarah mengganti mode Hp nya dari silent ke dering. Baru selang beberapa detik, panggilan masuk dari Mama .
Sarah langsung mengangkat Hp-nya dengan tergesa-gesa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 26, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

He loves me, loves me notWhere stories live. Discover now