11. Perubahan Sikap

25 5 0
                                    

"Aluna? " panggil seseorang dari arah belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aluna? " panggil seseorang dari arah belakang.

Deg

Aluna menghentikan langkahnya saat mendengar suara yang terdengar familiar di telinganya. Seketika jantungnya berdetak kencang. Seluruh tubuhnya terasa kaku hingga sulit untuk di gerakan. Raya yang berada di sampingnya merasa bingung dengan perubahan ekspresi di wajah Aluna. Dia menggoyangkan lengan Aluna mencoba menyadarkannya.

"Lun. Lo di panggil tuh, kenapa diem aja? " ujar Raya.

Aluna tersadar kemudian menoleh ke arah Raya sebentar lalu menatap lantai.

Merasa tidak mendapatkan respon, dengan langkah lebar orang itu berjalan menghampiri Aluna yang berdiri tak jauh darinya. Dengan gerakan cepat ia berhasil membalikan badan Aluna sehingga cewek itu menghadap ke arahnya. Tangannya berada di kedua sisi pundak Aluna.

Aluna tersentak saat tangan besar itu membalikkan tubuhnya secara tiba-tiba. Namun kepalanya masih menunduk ke bawah menatap lantai. Dengan debaran jantung yang semakin cepat ia memberanikan diri melihat wajah cowok tinggi yang ada di hadapannya sekarang. Seketika matanya terbuka lebar saat tahu orang itu. Ia menjatuhkan belanjaannya yang sedari tadi di genggamnya. Ternyata tebakannya benar orang yang ada di hadapannya itu orang yang menghilang tiga tahun yang lalu tanpa kabar sama sekali seperti ditelan bumi, dan kini muncul kembali tepat di depan matanya.

"Kak Juna? " dua kata yang terucap dari mulut Aluna.

Netranya menatap tepat di mata cowok itu. Terlihat ada sorot kerinduan yang memancar dari tatapan itu.

"Iya, ini kakak, " balas cowok yang Aluna panggil dengan sebutan Juna.

Pundak yang tadinya menegang kini meluruh karena terasa lemas. Sedangkan cowok itu langsung menarik tubuh Aluna kedalam pelukannya. Ia menaruh dagunya di pundak Aluna dengan menghirup dengan rakus aroma yang selama ini ia rindukan. Ia mengeratkan pelukannya seolah-olah tidak ada hari esok. Tak lama terdengar isakan kecil dan juga punggung yang bergetar dari orang yang ada di dalam dekapannya.

Tangan mungil itu perlahan membalas pelukan Juna. Air matanya terus mengalir deras di pipinya.

"Maafin kakak, Lun, " ujar Juna pelan dengan rasa bersalahnya.

Aluna tak menjawab. Cewek itu masih terisak menumpahkan seluruh air matanya yang selama ini ia tahan.

Sedangkan Raya, cewek yang tampak kebingungan itu perlahan menjauh dari kedua orang yang terlihat sedang melepas rindu. Ia tidak ingin mengganggu momen Aluna bersama orang yang di kenalnya.

Lama berpelukan dengan perlahan Juna melepaskan pelukannya dan beralih menatap Aluna.

"Luna, kakak kangen banget sama kamu, " ujar Juna dengan nada begitu lembut.

Jemarinya terangkat menghapus jejak air mata yang ada di pipi Aluna.

Aluna menatap cowok tinggi yang memiliki bentuk bibir love itu dengan tatapan tak percaya. Seolah seperti mimpi orang ini ada di depannya sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang Aku & DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang