3. Manusia Tiang

62 13 1
                                    

Happy Reading!

Bel istirahat berbunyi 1 menit yang lalu. Seluruh murid sudah berhamburan keluar kelas langsung menuju kantin. Kini hanya tersisa Langit dan Aluna di dalam kelas. Langit membereskan buku yang ada di atas meja, lalu memasukkannya kedalam tas ransel hitam miliknya. Ia melihat ke arah meja yang di tempati Aluna. Cewek itu terlihat sibuk menyelesaikan catatannya yang sempat tertunda. Ia meminjam buku Raya saat hendak keluar kelas. Sebenarnya Raya sudah mengajak Aluna untuk pergi ke kantin bersama. Namun, Aluna menolak dengan alasan belum merasa lapar dan memilih mencatat dibuku barunya.

Kegiatan Aluna tak luput dari penglihatan Langit. Cowok itu menyandarkan punggungnya dikepala kursi. Ia mengeluarkan ponsel, lalu jarinya menekan ikon kamera. Ia mengarahkan kameranya ke arah Aluna. Ia berniat memotret Aluna dengan cara diam-diam. Namun ia lupa untuk mematikan suara jepretan kamera alhasil suara nyaring itu berhasil membuat Langit maupun Aluna kaget.

Langit reflek membanting ponselnya ke atas meja.

'Bodoh! Kenapa gue bisa lupa, ' gerutu Langit dalam hati.

Aluna membalikkan badannya mencari suara itu. Sadar hanya ada dirinya dan cowok yang entah namanya siapa, Aluna tidak tahu. Kini badannya jadi menyamping. Ia menatap Langit yang kini juga menatap mata Aluna dengan raut wajah yang sengaja dibuat sesantai mungkin.

"Lo? Barusan Ngefoto gue kan? " tanya Aluna pada cowok yang duduk di pojok dekat jendela.

"Gak usah kegeeran! Orang gue lagi foto pemandangan di luar, " elak Langit berpura-pura mengarahkan ponselnya ke arah luar jendela.

Aluna memicingkan matanya menyelidiki. "Masa sih? Kalo bukan moto gue kenapa lo banting ponsel lo ke meja? " cecar Aluna.

"Itu... Gue kaget aja kenapa bisa suara Hp kenceng banget, " jawab Langit mencari alasan agar Aluna tidak mencurigainya lagi.

Aluna ber oh ria sebagai tanggapan. Ia memutar badannya lagi dan hendak melanjutkan kegiatannya kembali.

Sedangkan Langit, cowok itu bangkit dari kursinya. Ia berjalan untuk keluar kelas. Saat sampai di depan pintu kelas, Langit membalikkan tubuhnya ke belakang.

"Lo, gak ke kantin? " tanya Langit pada Aluna.

Aluna mendongak mengalihkan fokusnya dari buku kearah Langit. "Gue gak laper! " jawabnya singkat.

"Mau nitip gak? Sekalian gue mau beli makan! " tawar Langit pada Aluna.

"Kenapa lo tiba-tiba baik sama gue? Perasaan kita gak saling kenal, " tanya Aluna merasa heran ada apa dengan cowok asing itu.

"Ya makanya, gue pengen kenal sama lo! Anggap aja ini sebagai tanda perkenalan gue buat lo, " jawab Langit santai tanpa beban.

Aluna terdiam sejenak lalu tertawa tiba-tiba. "Hahahah! Jadi, lo pengen kenalan sama gue? Ngomong dong dari tadi kek! " ujar Aluna setelah tertawa.

Cewek itu berdiri lalu berjalan ke arah Langit. Setelah sampai dihadapan Langit, ia mengulurkan tangan kanannya kedepan Langit.

"Gue, Aluna Anastasya! " ucap Aluna tersenyum manis.

Langit sedikit menunduk untuk melihat Aluna yang jauh lebih pendek darinya. Cowok itu tertegun melihat betapa cantiknya paras cewek yang memiliki mata bulat yang berkilau seperti terdapat bintang dikedua bola mata bagian warna hitamnya. Bulu mata yang lentik dan bibir sedikit tebal berwarna pink alami.

Langit mengerjapkan matanya sadar jika dirinya terpesona sejenak oleh paras Aluna. "Gue udah tau nama lo! Tadi kan lo udah perkenalan di depan kelas, " jawabnya.

Tentang Aku & DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang