2. Aluna Anastasya

73 12 2
                                    

Happy Reading!

Seorang cewek berambut sepinggang sedikit bergelombang dan berwarna hitam pekat. Ia berjalan di tengah koridor yang sudah lumayan sepi karena sudah waktunya masuk kelas. Ia memakai seragam sekolah lengkap barunya dengan memakai tas biru muda polos dengan dipadukan sedikit warna putih. Terdapat gantungan kecil berbentuk kupu-kupu biru yang menambah kesan lucu di tasnya. Kakinya dibaluti sepasang sepatu putih dengan brand terkenal.

Cewek berkulit putih bersih itu memakai riasan di wajahnya dengan sangat tipis sehingga tidak terlalu kelihatan menor. Bibirnya pink alami hanya di timpa dengan lipgloss agar terlihat plumpy dan sehat. Ia berjalan ke ruang kepala sekolah yang terletak di sebelah ujung kelas lantai satu. Sebelumnya ia sudah diberi tahu dimana letak ruangan kepala sekolah jadi ia langsung kesana. Setelah sampai di depan pintu yang bertuliskan 'ruangan kepala sekolah' di atas pintu itu. Ia masuk setelah mengetuk pintu.

Di dalam ruangan yang tidak terlalu luas itu terdapat satu wanita berumur dan satu murid pindahan.

"Jadi, nama kamu Aluna? " ucap wanita bernama Novi itu setelah membaca tulisan kecil yang ada di nametag murid itu.

Wanita berkacamata itu merupakan kepala sekolah SMA Cakra Buana yang sebelumnya dipimpin oleh suaminya. Ia menggantikan suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu.

Cewek yang mempunyai nama lengkap Aluna Anastasya itu mengangguk tanda mengiyakan.

Kepala sekolah itu tersenyum ke arah Aluna. "Berarti kamu yang anaknya pak Zidan? " tanya bu Novi.

"Iya, betul bu. Kok ibu tau nama papa saya? " jawab Aluna dengan sedikit kaget karena kepala sekolah SMA Cakra Buana mengenali papanya.

"Ya tau dong, siapa sih yang gak tau sama pak Zidan seorang donatur terkenal. Sekolah ini aja beliau juga ikut menjadi salah satu donaturnya. " jelas bu Novi pada Aluna.

Aluna tersenyum canggung. "Oh, gitu ya bu, " jawabnya singkat sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

'Jadi papa donatur juga disini. Buset terkenal juga si papa. ' bisiknya dalam hati.

"Yasudah kalo gitu ikutin saya keruang guru. Yuk! " Bu Novi berdiri dari duduknya kemudian mengajak Aluna untuk mengikutinya.

Mereka berdua berjalan dengan dipimpin oleh bu Novi dan diikuti Aluna di belakangnya. Setelah sampai di ruang guru, bu Novi langsung meminta salah satu guru yang hendak mengajar. Aluna mengikuti seorang guru pria paruh baya berambut rapih dan sedikit tipis.

Saat berjalan di sepanjang koridor, banyak murid yang menonton mereka lewat kaca jendela di setiap kelas yang mereka lewati. Sedikit terdengar samar-samar suara yang penasaran bagaimana bentukan murid baru.

"Oh itu yang katanya murid baru. "

"Buset cantik banget tuh cewek! "

"Wahh, bidadari dari mana itu cakep bener. "

"Ah! biasa aja kali cantikan juga gue! "

Dan banyak lagi.

Kira-kira seperti itulah bisikan-bisikan para murid.

Aluna tidak begitu memperdulikan dengan semua itu. Ia fokus berjalan lurus mengikuti guru yang nampak berjalan dengan santai.

"Jangan kaget kalo sekolah disini isinya anak-anak reog semua, " ujar pak Banu melirik Aluna sebentar lalu menatap lurus lagi kedepan.

'Murid sendiri dikatain reog. ' batin Aluna.

Setelah menaiki tangga, kini Aluna sudah sampai di depan kelas 12 IPA-2. Ia menunggu di luar sebelum dipersilahkan masuk.

Tentang Aku & DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang