Louis Carlton Morano Filippo berada pada urutan ketujuh dalam garis suksesi tahta dan keenam belas wilayah persemakmuran Inggris. Dunianya rapi, disiplin dan benar-benar mampu membeli segalanya, namun memiliki hobi aneh yang menantang. Mencuri mahak...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Aku melaju kencang diatas kuda coklat bernama Man O, jenis Luciano yang ku tunggangi. Postur tubuhnya yang tegap dan langsing menjadikannya begitu ringan dan mantap ketika berlari. Nyaris tak ada satu hewan di Praire Club House ini yang mampu menandingi larinya. Bola karet seukuran kepalan tangan yang tergeletak di atas rumput menjadi incaran. Aku mengangkat tinggi-tinggi mallet, stik bambu dengan batang pemukul diujungnya, lalu kuayun dengan tangkas bola meluncur ke gawang. Sayangnya meleset. Bola kembali dikuasai James.
Sialan!
Kekalahanku menggelapkan suasana hatiku yang suram.
Kami memeriksa telepon saat kami selesai bermain polo dan duduk di kursi bar berbentuk sadel. James memesan steak, salad, kentang goreng, dan bir ketika pelayan datang, dan aku kembali untuk memeriksa email, beberapa pesan dari Miranda yang menanyakan apa yang aku lakukan akhir pekan ini, dan ada dua panggilan tak terjawab Patricia. Aku mengabaikan semuanya, dan memilih untuk membuka emailku. Ketika aku terhanyut dengan surat perjanjian bisnisku, teleponku berdering, aku mengangkat panggilan staf kunciku di Cardiff, Robert Owen pada dering ketiga.
"Mr. Filippo,"
"Bagaimana perekrutannya?"
"Kami telah merekrut tim managemen The Ritz Carlton Hotel pagi ini dan itu sesuai jadwal, sir."
"Bagus. Ada lagi?"
"Anda hanya perlu menetapkan tanggal pembukaan dan selenggaraan acara untuk menarik media dan calon tamu, sir."
"Aku ingin pekan depan, dengan sejumlah tamu penting. Pastikan mereka dilayani dengan istimewa dan tinggal dengan tarif gratis."
"Baik, sir."
Aku mematikan panggilan. Sebuah hotel bintang lima 25 lantai diatas dan 5 lantai terbawah hotel berbagi tempat dengan pusat perbelanjaan adalah rencana yang bagus meskipun peluncuran terbuka baru akan dilaksanakan setelah menguji layanan dan mengatasi masalah apapun sebelum peluncuran resmi.
"Bung, aku harus pergi dari London akhir minggu ini", kata James.
"Jadi, kamu lari dari siapa?", aku bertanya mengejek.
"Perempuan itu telah menelponku tujuh kali dan lima teks. Tidakkah dia tahu betapa putus asanya dia?", James merengek.
"Mungkin dia hamil."
James memucat dan aku terbahak.
"Tidak lucu, kawan" dia mengomel. "Selain itu, aku adalah jenis pencinta seks dan pergi. Aku tidak tahu gadis itu tahu aku menjalankan bisnisku sendiri dan mereka mulai mendapatkan ide gila."