"Kamu akan pergi?"
Noah sedang berbicara di telepon saat itu. Pria itu mengusak rambutnya dengan kasar. Ekspresi wajahnya runyam.
"Kamu tidak berbohong dan mengatakan itu hanya untuk mengusirku 'kan?"
Ezra di seberang telepon mendengus, "tidak ada gunanya aku membohongimu aku benar-benar akan pergi, jika kamu mau kamu bisa tinggal di rumahku sendirian."
Noah tertawa kecut.
"Tidak mungkin, bagaimana aku berani tinggal di rumah itu sendirian tanpamu?"
Bukan takut hantu. Tapi, Noah hanya cukup tau diri. Jika tuan rumah tidak berada di tempat, mengapa dia bisa seenaknya menginap? Menurutnya itu tidak sopan.
Ezra berdecak jijik lalu mulai mencibir, "jangan bicara dengan nada yang mengesankan seolah seperti kekasihmu begitu."
Dahi Noah berkedut kesal lalu segera berseru, "sial, aku tidak bermaksud seperti itu!"
"Ck, aku tidak perduli, pokoknya jika kamu ingin tinggal di rumahku tinggal saja di sana jika ingin pergi maka pergilah segera."
Tutt!
Telepon dimatikan secara sepihak oleh Ezra.
Mengesankan!
Noah melipat bibirnya dengan kuat karena kesal.
"Apa yang membuat wajahmu begitu jelek seperti itu?"
Noah menoleh. Sejenak dia tertegun, matanya turun menatap paha dan betis mulus milik Jemy.
Jemy baru saja masuk setelah keluar rumah menjemur pakaiannya. Dia berdiri di depan pintu masuk seraya menenteng keranjang baju yang telah kosong.
Selama ia datang tadi, Noah baru menyadari kondisi pakaian Jemy.
Kaus putih polos tipis dengan celana pendek sepaha yang tidak berhasil menutupi separuh lututnya.
Sial! Kaki mulus itu sangat bagus!
"Kemana matamu melihat, huh?!"
Pandangan Noah segera naik. Ia berkedip cepat tersadar.
Brengsek, kemana matanya melihat barusan?!
Jemy memutar mata. Dia tidak peka dengan kegugupan Noah dan acuh tak acuh untuk meletakkan keranjangnya di sudut. Dia berjalan mendekati lemari tinggi ruang tamu seraya berucap, "kamu belum menjawab pertanyaanku."
Noah terkekeh kaku. Dia melirik ponselnya lalu menjawab ringan, "ini Ezra."
"Ezra?"
Noah mengangguk.
"Setelah aku keluar dari rumah aku menginap di rumah Ezra."
"Apakah Ezra benar-benar baik hati? Dia bahkan sudi untuk memungut gelandangan sepertimu?"
Noah kembali dibuat tertusuk dengan kata-kata Jemy.
"Kamu menyebalkan."
Jemy tertawa kecil. Puas sekali mendengar nada sebal Noah yang bicara padanya.
"Yah, jika kamu bingung untuk tinggal pada malam ini kamu bisa tinggal di sini."
Noah berkedip lagi. Dia mencoba mencerna baik-baik setiap perkataan Jemy.
Boleh tinggal di rumah ini?
Itu sebenarnya adalah ide yang bagus, tapi...,
Noah tiba-tiba kembali menurunkan pandangan menatap sesuatu di belakang bagian bawah Jemy. Secara tidak terduga pipinya mulai terasa memanas.
Dengan gugup Noah cepat-cepat memalingkan muka.
"Um, aku rasa itu bukan ide yang buruk, tapi..., apakah kamu yakin untuk membiarkan aku tinggal?"
Bukan maksud Noah untuk merendahkan, tapi Jemy sebenarnya adalah seorang bottom dari hubungan sesama jenis. Jika seperti itu, bukankah status Jemy sama saja seperti seorang gadis?
Bagaimana bisa Jemy begitu berani membujuknya untuk tinggal?
Dan lagi, mengapa mata Noah selalu jelalatan?
Noah langsung memejamkan mata, merapalkan banyak doa di dalam hatinya, berkata bahwa dia adalah orang baik yang suci dan tidak memiliki pikiran kotor, begitu melihat kaus Jemy terangkat sedikit membuat pinggang ramping berkulit putih miliknya sedikit mengintip.
Jemy yang sedang berdiri memunggungi Noah tidak tahu bagaimana pihak lain memiliki ekspresi gugup di wajahnya. Jemy sibuk membuka lemari di atas, berjinjit mengambil dua cangkir bagus dari dalamnya dan dengan polos berbalik kembali menghadap Noah.
"Ada apa denganmu? Wajahmu merah sekali."
Noah kembali membuka mata. Dia tertawa gugup lalu mulai mengipasi wajahnya sendiri dengan tangan.
"Aku hanya merasa sedikit gerah, ah! Aku ingin keluar sebentar, aku akan kembali lagi setelah berpikir."
Setelahnya, Noah berdiri dan berlari pergi tanpa perduli dengan kakinya yang sempat menabrak meja.
Jemy mengernyit aneh melihat punggungnya yang berlari.
"Ada apa dengannya? Mengapa ia berlari seperti pantatnya sedang terbakar? Dasar aneh."
Jemy benar-benar tidak tahu, dia kemudian dengan santai melangkah memasuki area dapur dan memikirkan menu makan malam hari ini.
-
"Aku sudah memikirkannya."
Yah, Noah akhirnya selesai berpikir tepat di waktu makan malam.
"Jadi?"
Jemy meletakkan wadah nasi di tengah meja makan dan mulai wara-wiri menata sayur dan lauk di wadah lain di sisi nasi yang terletak di meja.
"Aku setuju."
"Hum, bagus."
Jemy melirik Noah dengan mata biasa. "Tentu saja itu tidak gratis, aku harap kamu tau."
Noah mengangguk. "Aku, aku akan membayar sewa."
Ya, mereka telah selesai menyepakati ini.
"Aku juga akan pergi setelah mendapat pekerjaan sambilan dan rumah kontrakan yang lain."
Jemy mengangguk-angguk setuju.
"Hum, ini hanya sementara tapi kamu harus tetap membayar sewa, sangat bagus untukku."
Jemy sedang memikirkan keuntungan memiliki penyewa seperti Noah. Berbeda dengan Noah, yang memikirkan hal lain yang terasa berat di kepalanya.
"Bagaimana dengan paman? Apakah dia akan setuju aku tinggal?"
Jemy menatap Noah lalu menjawab ringan, "ayahku sedang bepergian karena pekerjaan, um, yah aku harap sebelum dia kembali sebulan kemudian kamu bisa mendapatkan tempat tinggal yang bagus."
"Oke."
Jemy tersenyum manis lalu menyerahkan piring kosong ke hadapan Noah.
"Selama tinggal di sini, aku akan bertanggungjawab atasmu tenang saja."
Bertanggung jawab atasmu...
Pikiran Noah kembali berkabut.
"Aku akan menjadi baik sebagai tuan rumah, haha."
"Oke."
Jemy tidak pernah tahu apa yang Noah pikirkan. Jadi dia masih bisa tertawa keras seperti anak kecil yang bahagia.
Sesekali ia juga berbicara ceria kepada Noah yang masih memiliki ekspresi kaku di wajahnya.
Hidup bersama, meski hanya sementara, Noah tetap berhasil menjadi gugup dibuatnya.
Tapi mengapa Noah harus gugup?
---
TbcDimulai dari yang tipis tipis sampai benar-benar terkikis 🌝🌚

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Because, I Love You!
RomanceNoah setengah mati membenci Jemy. Ketika Noah mendengar Axel dan Jemy kembali berhubungan setelah putus, Noah menjadi tidak tahan. Segala cara dia lakukan untuk memukul mundur Jemy dari Axel. Namun setelah beberapa waktu kemudian, apa yang terjadi k...