Destiny

838 12 16
                                    

23 Juli 2015

Romeo melirik arloji yang terpasang di lengan kirinya. Jam menunjukkan pukul 06.33. Masih cukup waktu untuk menunggu busway.

Waktu terus berjalan. Inilah kelemahan dari angkutan umum itu. Selalu membuat para penumpangnya menunggu dalam kurun waktu yang tidak sebentar.

Pukul 07.21. Akhirnya busway itu datang. Romeo bergegas menaiki busway, berharap tersisa satu kursi penumpang untuknya. Namun, sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak ingin berada didekatnya. Karena kursi penumpang terlihat penuh.

Dengan terpaksa Romeo berdiri dan berpegangan pada pegangan yang disediakan untuk penumpang, sebagai antisipasi agar penumpang tidak jatuh ketika bus berhenti mendadak.

Dan baru saja pemikiran itu terlintas di benak Romeo, bus tiba-tiba mengerem secara mendadak, membuat tubuh Romeo kehilangan keseimbangannya dan hampir menubruk tubuh seorang gadis yang sedang duduk.

Selama beberapa detik, Romeo terpaku melihat mata itu, "Maaf," Romeo kembali berdiri.

Gadis itu hanya tersenyum membalas perminta maafan Romeo. Lalu kembali berkutat dengan ponsel yang dibawanya. Busway berhenti di halte selanjutnya. Ini bukan tujuan Romeo, maka dari itu Romeo tetap tinggal di dalam bus.

Sebagian penumpang mulai turun, begitu juga dengan gadis itu. Romeo memandang gadis itu yang mulai tenggelam diantara keramaian.

6 Agustus 2015

Romeo menghadiri pameran gallery milik temannya. Romeo memiliki hobi yang sama, yaitu melukis. Menurutnya, lukisan adalah karya seni yang memiliki makna yang tidak semua orang dapat memahaminya, namun meskipun begitu, makna yang terkandung dalam lukisan sungguhlah indah.

Romeo menatap satu lukisan yang menarik perhatiannya. Lukisan itu sangat sederhana. Menggambarkan siluet seorang gadis kecil yang berada di tepi jurang, dengan nuansa senja kala matahari akan menyudahi tugasnya.

Terlihat sangat indah. Tapi, gadis itu hanya seorang diri. Seorang diri menanti matahari akan meninggalkannya, berganti dengan gelapnya malam. Dan masih, gadis kecil itu masih sendiri.

Selama beberapa menit Romeo masih memandangi lukisan itu. Hingga seseorang berdiri di sampingnya. Ikut menikmati lukisan itu.

"Kamu laki-laki yang di busway itu kan?" Romeo menoleh ke asal suara. Gadis itu. Gadis yang matanya sempat menarik perhatian Romeo.

Gadis itu tersenyum, menjulurkan tangannya, "Aku Karina."

Romeo menjabat tangan gadis itu, tersenyum, "Romeo." Setelahnya gadis itu tersenyum lalu melambaikan tangannya, pergi bersama seorang laki-laki, tenggelam dalam keramaian.

Yang Romeo lakukan hanya menatap punggung gadis itu. Menatap rambutnya yang tergulung rapi menyisakan anak rambut di sekitar pelipis dan lehernya. Dengan gaun berwarna peach yang mengekspos sedikit punggungnya.

Dan yang Romeo tahu, gadis itu memiliki senyum yang manis.

7 September 2017

Mendengarkan saran temannya, akhirnya Romeo menggeluti hobinya diwaktu selang. Terlalu banyak lukisan yang tersimpan di rumahnya, akhirnya Romeo menggelar pameran gallery yang menyuguhkan semua karya sentuhan tangannya.

Pameran ini bersifat umum, hanya beberapa orang yang mendapat undangan khusus. Sisanya boleh berkunjung jika ingin.

Romeo kembali terdiam. Menatap satu lukisan karya tangannya. Lukisan sederhana yang menggambarkan punggung seorang gadis dengan rambut digulung serta gaun berwarna peach.

Nuansa coklat abstrak yang mengelilingi gadis itu membuat hanya gadis itulah yang menjadi pusat perhatian.

Lama Romeo memandangi lukisan itu. Hingga seseorang berdiri di sampingnya. Ikut menikmati lukisan karya tangannya tersebut. Romeo merasa seperti, de javu.

"Lukisannya bagus." Romeo segera menoleh ke asal suara. Gadis itu. Gadis yang menjadi objek lukisan yang sedang dipandangnya ini sedang tersenyum manis menatapnya.

Ini ketiga kalinya ia bertemu dengan gadis bernama Karina ini, sempat terlintas di pikirannya filosofi tentang takdir.

Ketika kamu bertemu dengan seseorang yang tidak kamu kenal, lalu bertemu dengannya untuk kedua kalinya secara tidak sengaja, maka mungkin dia adalah takdirmu , dan bertemu lagi untuk ketiga kalinya lagi tanpa rencana. Maka dia adalah takdirmu.

Tapi percayakah Romeo dengan takdir?

"Mau berkencan denganku?" Dan gadis itu hanya tersenyum.

The End.

##########

Absurd banget sumpaaahhhh. Pendek banget pula wkwk. Ini terinspirasi dari lagu James Blunt - You're Beautiful. Kalo mau tau sih,

Berharap ada yang mau baca dan respon cerita ini wkwk.

Lovestory.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang