I LOVE YOU 0.4

1.1K 81 4
                                    

Hai!

Gue bingung nih mau ngomong apa.

Yang pasti, Makasih Vomments'nya cantik..

-_-_-_-

Z I A N

"Perkenalkan, nama gue.. Zian Alkairafa Wijaya. Panggil aja gue Zian, jangan di plesetin jadi Jiyan atau Jayen ya? pliss."

Kriik..kriikk

Anak-anak cengo di depanku saling tatap satu sama lain. Oh ayolah, sik asik dikit kenapa sih? kenapa di bawa serius? Ketawa kek.

"Zian, kamu duduk di..."

Aku menatap telunjuk guru yang ku ketahui namanya Linda. Dia menunjuk ke pojok kanan, syukurlah.

Aku anti duduk paling depan, dan tempat favoritku yaitu duduk di pojokan.

Aku berjalan ke belakang, di ikuti tatapan-tatapan penuh selidik dari semua orang di ruangan ini. Langkahku berhenti di ujung ruangan,teman duduk ku ternyata lebih cengo dari yang aku kira.

"Teman baru, gue duduk di pojok ya?" Ucapku sedikit merayu.

Tangannya yang berada di atas meja bergetar, tak lama, ia menaikkan pandangannya, menatapku lalu mengangguk. Kaca mata bundar besarnya terpeleset ke bawah hidung saat ia mengangguk terlalu bersemangat.

Aku tersenyum jahil. "Minggir teman."

Dia menurut, Anjing pintar.

Aku duduk bersandar di dinding dengan salah satu kaki aku rentangkan di atas bangku, membuat teman cengoku yang masih berdiri terlihat menaikkan alisnya, sementara bu Linda sudah fokus pada papan tulis di depannya.

Begitu teman cengoku itu akan duduk, aku berkomentar, "awas aja pantat lo nyentuh kaki gue."

Dia menurut lagi, Duhh.. pintarnya.

Dengan anggukan canggung, ia duduk di pinggir bangku yang tinggal seperempat karena skala kakiku yang lumayan besar.

"Nama lo siapa?" Aku iseng bertanya.

Teman cengoku yang semula sibuk menulis dengan dahi berkerut itu menatapku takjub.

"Gue tau gue ganteng. Wajah lo jangan bego gitu kenapa? Lo jadi keliatan lebih bego dari orang bego yang pernah gue kenal."

Dia mengangguk lagi. Dia itu mirip mainan kucing emas yang ada di pintu masuk toko obat cina.

"Gu-gue.. Hor-hormann"

Aku menaikkan satu alis, "Widiiih.. Lo gagap cuy?! Ah.. Jangan-jangan lo anaknya Azis gagap ya?! Ngaku lo, woy!"

Aku mendorong bahunya hingga Horman terjengkang ke samping.

Ups. Tenaga ku terlalu berlebihan.

Merasa di perhatikan sekitar, aku melirik ke bangku di depanku, "Apa lo ngeliat-ngeliat?"

Cewek berponi dora itu menyipitkan mata, "Lo di liatin sama bu Linda, Bego!"

.

Aku galau.

Setelah di hukum berdiri di tengah lapangan saat jam istirahat berlangsung, di tambah harus menjawab 100 soal beserta cara mengerjakannya, sekarang Mecca mengamuk padaku.

Mecca oh Mecca.

"Maafin gue, Mecca."

Dia melirikku sekilas , "Mulai besok, anggap lo gak kenal sama gue selama kita di lingkungan sekolah."

I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang